Polbangtan Malang Siapkan Petani Milenial Go Digital
Polbangtan Malang Siapkan Petani Milenial di Jember Go Digital ... ...
TIMESINDONESIA, JEMBER – Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan di sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) bersama dengan DPR RI menggelar Kegiatan Bimbingan Teknik (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di Kabupaten Jember, Senin (28/8/2023). Acara ini digelar untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di sektor pertanian serta meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Kegiatan bimtek ini dihadiri oleh Direktur Polbangtan Malang yang diwakili oleh Wakil Ketua Senat Polbangtan Malang Suhirmanto, Anggota DPR RI H Charles Meikyansah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jember yang diwakili oleh Kabid Hortikultura, serta dihadiri oleh 100 orang peserta terdiri dari Penyuluh Pertanian di Kabupaten Jember.
Tema kegiatan Bimtek ini adalah “Mewujudkan wirausaha tani yang siap Go-Digital”. Suhirmanto yang mewakili Polbangtan Malang, menerangkan bahwa bimtek ini memiliki peran penting dalam mengupgrade kapasitas petani dan penyuluh. Dia juga menyoroti perbedaan besar antara perkembangan sektor pertanian di dalam dan luar negeri.
“Data menunjukkan bahwa jumlah petani di Indonesia terus menurun, hanya menyisakan 32% dari total penduduk, sementara sektor pertanian di negara lain berkembang pesat. Bimtek menjadi salah satu solusi untuk mempertahankan minat petani dan penyuluh terhadap pertanian,” jelas Suhirmanto.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jember yang diwakili oleh Kabid Hortikultura menekankan pentingnya kegiatan Bimtek di Kabupaten Jember, yang mayoritas penduduknya adalah petani. Ini menunjukkan kesesuaian dan relevansi kegiatan ini dengan kebutuhan lokal.
Anggota DPR RI H. Charles Maikyansah menggarisbawahi peran krusial sektor pertanian dalam pembangunan nasional dan menyoroti tantangan berat yang dihadapi oleh petani dan penyuluh. Produksi pertanian yang rendah berdampak pada gizi masyarakat dan dapat menyebabkan masalah stunting yang persisten di Indonesia.
“Kerja berat ini, selain dipikul oleh petani juga dipikul oleh penyuluh pertanian. Rendahnya produksi produk pertanian akan berimbas kepada nilai nutrisi masyarakat, tingginya angka stunting di Indonesia disebabkan oleh, rendahnya nilai gizi masyarakat.” ungkapnya.
Pemateri H. Kamil Gunawan menegaskan bahwa untuk menjadi wirausaha tani yang sukses, harus benar-benar memahami bisnis pertanian yang dijalankan, mencakup pemahaman yang mendalam tentang produk yang dihasilkan, seperti dalam kasus budidaya padi.
Barid Ishom selaku pemateri ke dua menekankan pentingnya inovasi dalam pertanian. Dia membagikan pandangannya tentang ekspor produk pertanian ke luar negeri dan bagaimana cara memanfaatkan internet dan media sosial untuk memasarkan produk.
Ahsanun Naseh pemateri terakhir dengan tema “Mewujudkan wirausaha tani yang siap Go-Digital” menyampaikan pentingnya teknologi dalam era digital ini. Dia menyoroti keberadaan berbagai platform e-commerce yang dapat membantu petani menjual produk mereka secara lebih efektif, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Bisnis akan lebih mudah mendunia dengan system digital,” pungkas Naseh.(*)
Apa Reaksi Anda?