Polbangtan Malang Gelar Worskhop Tindaklanjut PermenPAN-RB tentang Jabatan Fungsional
Sebagai institusi pendididikan yang dinamis, Polbangtan Malang menggelar worskshop penyusunan konversi angka kredit 47 orang dosen serta tenaga pendukung akademik pada 24 ...
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sebagai institusi pendididikan yang dinamis, Polbangtan Malang menggelar worskshop penyusunan konversi angka kredit 47 orang dosen serta tenaga pendukung akademik pada 24-26 Maret 2023 di Surabaya. Worskhop dibuka oleh Setya Budhi Udrayana, selaku Direktur Polbangtan Malang.
Dalam sambutannya, Udrayana mengatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan secara masif oleh Kemendikbudristek menjadi dasar bagi dosen, termasuk dosen kementerian lain untuk memperoleh pengakuan atas berbagai aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang telah dilaksanakan, deadline waktu yg telah ditetapkan, merupakan panduan untuk menyelesaikan setiap tahap dengan hasil maksimal.
Oleh karena itu menjadi tanggung jawab masing-masing dosen untuk menyiapkan segala bentuk aktifitas yang disertai dengan bukti memadai, agar dapat dikonversi dan memperoleh pengakuan yang sesuai.
Mengantisipasi jadwal yang telah ditetapkan Kemdikbudristek, maka strategi institusi harus dijalankan dengan dukungan dosen dan pengelola akademik. Harapannya, workshop ini tuntas menghasilkan produk yang siap untuk diajukan ke tahapan selanjutnya.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian harus maju, mandiri dan modern sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memenuhi kebutuhan hidup seluruh rakyat. Maka harus dilakukan perbaikan di segala lini, mulai hulu hingga hilir, termasuk sumberdaya manusia yamg ada.
Syahrul menyebutkan bahwa politeknik Kementerian Pertanian harus mampu mencetak sumberdaya yang memiliki kelebihan dalam membangun masyarakat pertanian, dengan memanfaatkan teknologi.
Lebih detail Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Prof Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa pengembangan sumberdaya manusia pertanian harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemanfaatan internet of things (IoT) dalam aplikasi smart farming hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kapasitas SDM yang mumpuni, termasuk diantaranya dosen, widyaiswara, penyuluh, tenaga teknis lapangan, mahasiswa dan para milenial pertanian.
"Oleh karenanya, seluruh komponen Kementerian Pertanian harus bersinergi dan terus berkolaborasi dengan seluruh stake holder terkait untuk tercapainya kedaulatan pangan nasional, dan itu dimulai dari sumberdaya manusianya," ujar Dedi.
Sebagai informasi, workshop diawali dengan mengikuti Sosialisasi Kebijakan Percepatan Penilaian Angka Kredit Dosen yang diselenggarakan oleh Direktorat Sumberdaya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) dengan narasumber Prof Joko Kustono dan tim. (*)
Apa Reaksi Anda?