Pj Gubernur Bali Ajak Kesadaran Pemilahan Sampah Berbasis Sumber

Dalam rangka pengelolaan sampah ramah lingkungan, Penjabat (Pj) Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengajak seluruh komponen masyarakat meningkatkan kesadaran bersama untuk ...

November 2, 2023 - 21:30
Pj Gubernur Bali Ajak Kesadaran Pemilahan Sampah Berbasis Sumber

TIMESINDONESIA, DENPASARDalam rangka pengelolaan sampah ramah lingkungan, Penjabat (Pj) Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengajak seluruh komponen masyarakat meningkatkan kesadaran bersama untuk melakukan pemilahan sampah berbasis sumber.

Untuk itu, dibutuhkan edukasi berkelanjutan bagi masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga.

Ajakan itu diutarakan Pj Gubernur Bali saat menerima kedatangan Direktur Regional Asia Delterra, Lalit Matai di Ruang Rapat Adhi Sabha Kantor Gubernur Bali, Kamis (2/11/2023).

Delterra adalah organisasi nonprofit independen yang bergerak dalam isu lingkungan terutama pengolahan sampah.

Pj Gubernur menyampaikan bahwa saat ini kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) menghadapi persoalan sampah yang makin serius usai beberapa kasus musibah kebakaran yang melanda beberapa TPA.

"Ini membuat situasi semakin parah karena otomatis menghambat proses pembuangan sampah yang akhirnya di kirim ke TPS kabupaten lainnya yang masih bisa menampung," katanya.

Mahendra mengingatkan agar semua pihak bisa memetik pelajaran dari kasus kebakaran yang terjadi di TPA Suwung dengan lebih bijak dalam mengelola sampah.

"Salah satu langkah yang harus diperkuat dalam sistem pengelolaan sampah adalah gerakan pemilahan mulai dari tingkat rumah tangga," cetusnya.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh komponen masyarakat merubah paradigma berpikir agar sampah tidak menjadi persoalan makin serius.

Tak hanya berhenti sampai di situ, pemilahan sampah di tingkat rumah tangga harus diikuti dengan pola pengangkutan yang tepat agar sampah tak tercampur kembali saat dibawa ke TPS3R, TPST, atau TPA.

Ia menyadari bahwa upaya membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan bukan perkara yang mudah.

“Dibutuhkan edukasi terus menerus dan berkesinambungan. Selain itu, bisa juga dijadikan salah satu syarat bahwa TPA hanya menerima sampah yang sudah terpilah,” terangnya.

Mahendra Jaya menyampaikan terima kasih kepada Delterra yang turut ambil bagian dalam penanganan sampah di wilayah Bali.

"Saya berharap, ke depannya kerjasama Delterra dengan pemerintah dapat ditingkatkan dan diperluas," harapnya.

Sementara itu, Direktur Regional Asia Delterra, Lalit Matai menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Pemkot Denpasar.

Mengusung program ‘Rethinking Recycling Academy’, Delterra melakukan pendampingan di enam desa yakni Desa Pemogan, Desa Pemecutan Kaja, Desa Kesiman Kertalangu, Desa Tegal Kertha, Desa Sanur Kauh dan Desa Ubung Kaja.

"Setelah Kota Denpasar, Delterra berencana mengembangkan kerja sama dengan Pemkab Badung. “Kerjasama dengan Pemkab Badung akan kami perluas dengan melakukan integrasi TPS3R dengan TPST,” sebutnya.

Lalit Matai menambahkan, upaya penanganan sampah tak bisa dilakukan oleh pemerintah semata, namun membutuhkan kerja sama lintas stakeholder.

Sementara itu, Wija Kusumastuti yang membidangi institusional Delterra menambahkan bahwa dalam kegiatannya lembaga ini fokus pada pendampingan dan edukasi pemilahan sampah.

Untuk itu, Delterra melakukan intervensi pada supply and demand pada TPS3R di enam desa. Di TPS3R, Delterra melakukan edukasi cara pembuatan kompos.

"Sementara di masyarakat, kami intensifkan upaya menyadarkan masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah, " Katanya.

Ini memang tak mudah, karena hingga saat ini tingkat kesadaran masyarakat sendiri baru mencapai 68 persen.

Agar sampah yang terpilah tak tercampur lagi saat diangkut, pihaknya juga melakukan intervensi dalam proses pengangkutan.

"Pengangkutan sampah di enam desa itu dilakukan secara terjadwal antara sampah organik dan daur ulang," katanya.

Wija Kusumastuti juga menyampaikan salah satu kendala yang dihadapi TPS3R binaan Delterra adalah kesulitan dalam pemasaran pupuk organik yang dihasilkan dari pengolahan sampah.

Menurutnya, kendala ini harus dicarikan solusi karena sampah yang dihasilkan masyarakat Bali, 70 persen adalah jenis sampah organik.

“Inilah salah satu tantangan kita dalam penanganan sampah. Makanya di TPA Suwung itu, volume gas metananya sangat tinggi sehingga mudah terbakar saat musim panas,” cetusnya.

Menyikapi kendala dalam penyaluran pupuk hasil pengolahan sampah, Pj Gubernur Bali menyatakan Pemprov akan menjajaki kemungkinan distribusi untuk program hutan sosial atau pertamanan kabupaten/kota. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow