Pimpinan Komisi IV DPR RI Dorong Ibu-Ibu Manfaatkan Pekarangan Rumah
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erna Rini baru-baru ini mengadakan Bimbingan Teknis Kelompok Perempuan untuk meningkatan kapasitas petani Holtikultura di Wisata Eduka ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erna Rini baru-baru ini mengadakan Bimbingan Teknis Kelompok Perempuan untuk meningkatan kapasitas petani Holtikultura di Wisata Edukasi Kampung Coklat, Blitar, Jawa Timur. Pimpinan Komisi IV itu menggandeng Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Blitar dan 80 Anggota kelompok perempuan.
Bimtek yang diikuti sekira 100 peserta dari perwakilan Kelompok Wanita Kecamatan Kanigoro dan Kecamatan Garum, menghadirkan narasumber dari Dosen Uniska Kediri Imam Habibi dan sebagai narasumber yang kedua UPTD BPTH/Laboratorium Wilayah Tulungagung, Pramudianto.
"Kita mempunyai program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), jadi pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayuran buah-buahan dan lainya. Yang biasa ditanam biasanya seperti, Cabe, Pisang, Terong, Tomat dan tanaman produktif lainnya," kata Anggia.
Melalui program Pekarangan Pangan Lestari pihaknya berharap nantinya ilmu yang didapatkan selama bimtek bisa membawa manfaatnya khususnya bagi ibu-ibu. Anggia juga akan mengusahakan agar peserta nantinya bisa masuk dalam Kelompok Wanita Tani (KWT).
"Dengan kita berikan modal untuk menanam di pekarangan itu, supaya perempuan khususnya ibu-ibu bisa mempunyai tambahan penghasilan, yang hasilnya sebagian bisa di jual, dan sebagian lainnya bisa dinikmati bersama kelompoknya masing-masing," kata dia.
"Sementara ini mungkin bagi ibu-ibu yang baru bergabung melakukan program P2L ini sebagai usaha sampingan, tapi bagi kami wakil rakyat ini adalah program utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," sambungnya.
Politisi PKB Dapil Jatim VI itu menambahkan, peserta bimtek yang diundang rata-rata memiliki tanah pekarangan di rumahnya. Pekarangan inilah yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menanam sayur maupun buah-buahan yang didukung dengan teknologi sehingga hasilnya lebih maksimal.
"Dengan bantuan berbentuk modal 50 juta rupiah, dari adanya program P2L ini, yang bisa dipakai tiap-tiap kelompok untuk membeli bibit, ataupun teknologinya. Bisa juga dipakai untuk membuat sistem penanaman moderen, seperti pembuatan Green House dan lain-lainnya," pungkas Anggia.(adv)
Apa Reaksi Anda?