Peserta BPJS Kesehatan Ini Rasakan Prinsip Portabilitas Program JKN
Salah satu prinsip dalam menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah prinsip portabilitas. Prinsip portabilitas merupakan prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meski peserta berpindah…
TIMESINDONESIA, JEMBER – Salah satu prinsip dalam menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah prinsip portabilitas. Prinsip portabilitas merupakan prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meski peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah NKRI.
Salah satu penerapan prinsip ini adalah bagi peserta JKN yang sedang bepergian ke luar daerah tempat tinggal asal. Untuk peserta JKN yang sedang di luar wilayah tempat tinggalnya, apabila membutuhkan pelayanan kesehatan di luar kota dapat memperoleh pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, meski tidak terdaftar di FKTP tersebut atau bisa melalui IGD Rumah Sakit apabila terindikasi kasus gawat darurat berdasarkan pemeriksaan dokter.
Seperti yang dikisahkan Nur Imatus Safitri (30), peserta BPJS kesehatan asal Jember ini telah merasakan prinsip portabilitas tersebut saat sedang melakukan mudik ke kampung halamannya di Kabupaten Banyuwangi.
“Tanggal 4 April 2023 saya sedang perjalanan ke Banyuwangi, pulang ke rumah orang tua. Di samping itu, saya juga ingin melahirkan di tempat asal saya yaitu Muncar, Banyuwangi. Di perjalanan saya merasa perut nyeri, apalagi memang usia kandungan memasuki usia 9 bulan. Akhirnya oleh suami saya diantarkan ke RSU Bakti Mulia MMC Banyuwangi,” cerita Nur.
Sesampainya di rumah sakit, Nur diperiksa oleh dokter penanggung jawab saat itu. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyampaikan bahwa ada lilitan tali pusar di leher bayi sehingga dokter menyarankan agar segera dilakukan operasi caesar.
“Dokter menyampaikan kepada saya bahwa ini harus segera dilakukan operasi caesar. Saat itu saya tidak langsung mengiyakan saran dokter. Saya menyampaikan ke dokter kalau saya mau pulang dulu saja. Mau berdiskusi dengan keluarga. Apalagi kalau biayanya besar,” kenangnya.
Nur bercerita bahwa selama ini dirinya sering mendapatkan rumor negatif tentang pelayanan JKN. Sehingga saat itu ia memiliki rasa ketakutan jika terjadi pelayanan yang diskriminatif apabila dirinya memilih menggunakan penjaminan JKN.
“Jujur saja, selama ini yang saya dengar tentang pelayanan JKN kan rata-rata komentar negatif. Misalnya, perlakuan diskriminatif antara pasien umum dan pasien JKN. Karena saya merasa bahwa kelahiran anak pertama ini tidak boleh sembarangan, maka saya juga tidak mau tergesa-gesa memberikan keputusan,” ungkapnya.
Tetapi hal tersebut sirna, saat dokter penanggung jawab saat itu justru menawarkan kepada Nur untuk menggunakan haknya sebagai peserta JKN.
“Saya kaget waktu itu, kok dokter malah menyarankan menggunakan JKN. Apalagi saya kan bukan warga Banyuwangi. FKTP saya pun terdaftar di Jember. Jadi saya tidak mengira malah dokter yang menyarankan saya menggunakan jaminan JKN,” katanya.
Berdasarkan saran tersebut, Nur pun akhirnya tidak ragu untuk menggunakan haknya sebagai peserta JKN dan menjalani operasi caesar di hari yang sama.
“Saya menjalani operasi caesar di hari Senin malam dan sudah diperbolehkan pulang di hari Rabunya,” ujar Nur.
Tak sampai di situ, Nur juga menceritakan dengan antusias alur pelayanan kesehatan yang ia alami. Ia menceritakan bahwa awalnya Nur masuk melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) hingga diterima oleh dokter dan dilakukan pemeriksaan.
“Waktu masuk melalui IGD saya diterima dengan baik oleh tenaga medis di rumah sakit. Saya tidak ditanyain identitas ataupun menggunakan penjaminan apa. Tapi saya ditangani terlebih dahulu. Dari situ saya sudah kagum dengan apa yang saya alami. Hingga akhirnya pemeriksaan dilakukan oleh dokter dan berakhir saran dokter untuk menggunakan penjaminan JKN pun sangat membuat kagum hingga hari ini,” cerita Nur dengan sumringah.
Di akhir perbincangan, Nur mengucapkan apresiasi terhadap BPJS Kesehatan dan rumah sakit yang telah membantunya dalam proses persalinan anak pertamanya. Ia berharap Program JKN terus ada dalam melayani rakyat Indonesia dan komentar positif akan semakin banyak ke permukaan. Sehingga tidak ada lagi komentar-komentar negatif terkait Program JKN. (*)
Apa Reaksi Anda?