Pesan Kiai Syaifudin Zuhri di Halal Bihalal MWCNU Blimbing Kota Malang
Rais Syuriah MWCNU Blimbing, Kota Malang, Kiai Syaifudin Zuhri memberikan pesan mendalam di kegiatan Halal Bihalal di Mushola NU Al Ikhlas, Jalan Teluk Mandar, Kelurahan ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Rais Syuriah MWCNU Blimbing, Kota Malang, Kiai Syaifudin Zuhri memberikan pesan mendalam di kegiatan Halal Bihalal di Mushola NU Al Ikhlas, Jalan Teluk Mandar, Kelurahan Arjosari, Kota Malang, Minggu (7/5/2023).
Ia menyinggung perihal tahun politik 2024 yang saat ini mulai memanas di tengah-tengah masyarakat. Namun, ia berpesan bahwa meski ada banyak perbedaan mulai pendapat hingga pilihan, jangan pernah masyarakat Indonesia mengorbankan persatuan yang sudah diperjuangkan sejak zaman kemerdekaan 1945.
"Untuk tahun 2024 yang akan datang, khususnya warga NU dan umumnya bagi bangsa (Indonesia), silahkan berbeda, tapi jangan mengorbankan persatuan dalam perbedaan itu," ujar Kiai Syaifudin, Minggu (7/5/2023).
Ia menyebutkan, melalui halal bihalal ini, menjadi momen bersama dalam memupuk perbedaan-perbedaan itu.
Kiai Syaifudin memberi dua makna dalam Halal Bihalal. Pertama, silaturahmi dan kedua menyambung rasa sesama manusia dan umat.
"Yang menyangkut tentang keselamatan, keamanan, perdamaian dan kemajuan, jangan bicara agamamu apa, politikmu apa, karena ini tanggungjawab kemasyarakatan," ungkapnya.
Meski ada perbedaan, walaupun sesama muslim. Ia mengingatkan jangan pernah ada gesekan-gesekan terjadi.
"Contohlah Rasul yang mampu membangun komunikasi yang aman, damai, tentram dalam komunitas masyarakat yang berbeda. Ini yang harus kita adopsi untuk bangsa Indonesia kedepan lebih baik," tuturnya.
Disisi lain, Halal Bihalal merupakan momen untuk saling mengampuni sesama manusia yang dinilai lebih berat daripada meminta pengampunan kepada Allah SWT.
"Jika masih ada yang belum bisa mengampuni, belum bisa berhubungan baik antar sesama. Berarti hidup tidak nyaman, tidak tentram dan itu mengganggu lahir batin kita di kehidupan," bebernya.
Kekuatan bersama, lanjut Kiai Syaifudin, dalam perbedaan merupakan cikal bakal membangun Indonesia lebih baik, entah siapa yang menjadi presiden atau siapa saja yang menjadi wakil rakyat.
"Semoga ini menjadi momentum yang paling berharga untuk mencontoh ulama kita. Bela agama jangan rusak negara, bela negara jangan rusak agama," tandas Rais Syuriah MWCNU Blimbing, Kota Malang, Kiai Syaifudin Zuhri. (*)
Apa Reaksi Anda?