Peran Penting Pemerintah Bangun Budaya Sadar Risiko di Indonesia
Jakarta - Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) menilai pemerintah memiliki peran sentral dalam mengkampanyekan budaya sadar risiko di masyarakat. Partisipasi aktif dari pemerintah akan mempercepat penyebaran informasi yang akurat. Hal ini untuk mendukung terbentuknya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul demi terwujudnya Indonesia Emas 2045. Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, menjelaskan Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030 mendatang, di mana usia produktif penduduk mencapai 68,3%. Masyarakat produktif tersebut diharapkan memiliki peran sentral untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sehingga merealisasikan visi Indonesia Emas 2045. Dengan peluang emas tersebut, pemerintah perlu membangun budaya sadar risiko agar hambatan-hambatan dalam mewujudkan SDM berkualitas, demi tercapai Indonesia Emas 2045, dapat diatasi sedari dini. “Pemerintah memegang peran penting dalam meningkatkan budaya sadar risiko melalui berbagai strategi dan inisiatif. Dengan perannya sebagai regulator, pemerintah harus berpartisipasi dalam mempromosikan kajian dan riset ilmiah untuk memastikan kebijakan dan program yang diimplementasikan sesuai bukti dan fakta ilmiah yang solid,” kata Dimas. Tentunya, pemerintah juga harus mendukung penelitian pada sektor-sektor yang berpotensi besar menghambat terciptanya SDM produktif, seperti kesehatan, lingkungan, dan sosial. Hal tersebut untuk memperkaya data maupun informasi yang komprehensif sebagai landasan dalam pengambilan keputusan yang tepat sasaran. “Upaya-upaya tersebut pastinya perlu diperkuat dengan peraturan yang mendorong transparansi, akuntabilitas, dan respons cepat serta efektif terhadap berbagai risiko,” ucapnya. Saat ini, Dimas mengungkapkan, kesadaran masyarakat terhadap budaya sadar risiko masih bervariasi dan perlu ditingkatkan secara berkelanjutan. Menurutnya, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat memahami pentingnya mengenali dan mengelola risiko dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah, MASINDO akan terus memperluas jangkauan programnya dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti media sosial dan platform online, untuk mendiseminasikan informasi tentang sadar risiko. MASINDO juga fokus pada pengembangan komunitas lokal yang dapat berperan sebagai agen perubahan untuk mendorong adopsi praktik sadar risiko secara lebih luas di lingkungan setempat.“MASINDO berharap generasi produktif saat ini menjadi pelopor dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dengan memanfaatkan bonus demografi secara efektif dan bertanggung jawab, serta mengadopsi pendekatan yang sadar risiko dalam segala aspek kehidupan, generasi ini dapat membantu Indonesia mencapai potensi sepenuhnya sebagai negara yang maju, inklusif, dan berkelanjutan,” tutup Dimas.
Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) menilai pemerintah memiliki peran sentral dalam mengkampanyekan budaya sadar risiko di masyarakat. Partisipasi aktif dari pemerintah akan mempercepat penyebaran informasi yang akurat. Hal ini untuk mendukung terbentuknya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Jakarta - Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) menilai pemerintah memiliki peran sentral dalam mengkampanyekan budaya sadar risiko di masyarakat. Partisipasi aktif dari pemerintah akan mempercepat penyebaran informasi yang akurat. Hal ini untuk mendukung terbentuknya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, menjelaskan Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030 mendatang, di mana usia produktif penduduk mencapai 68,3%. Masyarakat produktif tersebut diharapkan memiliki peran sentral untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sehingga merealisasikan visi Indonesia Emas 2045.
Dengan peluang emas tersebut, pemerintah perlu membangun budaya sadar risiko agar hambatan-hambatan dalam mewujudkan SDM berkualitas, demi tercapai Indonesia Emas 2045, dapat diatasi sedari dini.
“Pemerintah memegang peran penting dalam meningkatkan budaya sadar risiko melalui berbagai strategi dan inisiatif. Dengan perannya sebagai regulator, pemerintah harus berpartisipasi dalam mempromosikan kajian dan riset ilmiah untuk memastikan kebijakan dan program yang diimplementasikan sesuai bukti dan fakta ilmiah yang solid,” kata Dimas.
Tentunya, pemerintah juga harus mendukung penelitian pada sektor-sektor yang berpotensi besar menghambat terciptanya SDM produktif, seperti kesehatan, lingkungan, dan sosial. Hal tersebut untuk memperkaya data maupun informasi yang komprehensif sebagai landasan dalam pengambilan keputusan yang tepat sasaran.
“Upaya-upaya tersebut pastinya perlu diperkuat dengan peraturan yang mendorong transparansi, akuntabilitas, dan respons cepat serta efektif terhadap berbagai risiko,” ucapnya.
Saat ini, Dimas mengungkapkan, kesadaran masyarakat terhadap budaya sadar risiko masih bervariasi dan perlu ditingkatkan secara berkelanjutan. Menurutnya, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat memahami pentingnya mengenali dan mengelola risiko dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah, MASINDO akan terus memperluas jangkauan programnya dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti media sosial dan platform online, untuk mendiseminasikan informasi tentang sadar risiko. MASINDO juga fokus pada pengembangan komunitas lokal yang dapat berperan sebagai agen perubahan untuk mendorong adopsi praktik sadar risiko secara lebih luas di lingkungan setempat.
“MASINDO berharap generasi produktif saat ini menjadi pelopor dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dengan memanfaatkan bonus demografi secara efektif dan bertanggung jawab, serta mengadopsi pendekatan yang sadar risiko dalam segala aspek kehidupan, generasi ini dapat membantu Indonesia mencapai potensi sepenuhnya sebagai negara yang maju, inklusif, dan berkelanjutan,” tutup Dimas.
Apa Reaksi Anda?