Pengasuh Ponpes Nurut Taqwa Bondowoso Pastikan Tak Ada Ruang untuk Bullying
Seremonial peringatan hari lahir ke-48 Pondok Pesantren Nurut Taqwa Cermee Bondowoso, Jawa Timur, berlangsung Jumat (8/3/2024) malam. ... ...
TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Seremonial peringatan hari lahir ke-48 Pondok Pesantren Nurut Taqwa Cermee Bondowoso, Jawa Timur, berlangsung Jumat (8/3/2024) malam.
Cikal bakal berdirinya Ponpes Nurut Taqwa Bondowoso awalnya hanya lembaga pendidikan diniah yang digagas oleh tokoh agama KH. Ma’shum Zainullah.
KH. Ma'shum dikenal sebagai tokoh yang tawadhu, telaten dan gigih dalam menyebarkan syiar Islam.
Sekian lama mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak warga sekitar. Pada tahun 1976 KH. Ma'shum dititipkan salah satu siswa yang menjadi santri pertamanya.
Atas dasar itulah, Tahun 1976 ditetapkan sebagai tahun berdirinya Pondok Pesantren Nurut Taqwa Cermee Bondowoso.
Kini Pondok Pesantren tersebut terus berkembang dan dilengkapi sarana pendidikan formal. Mulai dari PAUD, hingga perguruan tinggi.
Banyak lulusan Pondok Pesantren Nurut Taqwa yang mengabdikan dirinya kepada masyarakat, baik sebagai pengajar, tenaga kesehatan, entrepreneur hingga sebagai anggota Polri.
Pengasuh Pesantren Nurut Taqwa Bondowoso, KH Nawawi Maksum menjelaskan, pesantren memiliki kontribusi besar dalam meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang telah mendidik banyak generasi bangsa jauh sebelum kemerdekaan diraih. Bahkan pondok pesantren di Indonesia ada sejak abad ke-14.
“Pondok pesantren mengalami kemajuan sesuai perkembangan zaman, dan jumlahnya pun terus bertambah. Salah satunya adalah Nurut Taqwa,” kata dia.
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Nurut Taqwa, dia menyadari bahwa Pondok Pesantren tidak hanya mengajarkan agama. tetapi berkewajiban mendidik santri berjiwa nasionalis dan memahami ideologi pancasila.
Pondok Pesantren Nurut Taqwa kata dia, menanamkan keyakinan kepada santri bahwa cinta Indonesia adalah sebagian dari iman. Hubbul wathon minal iman.
“Pesantren Nurut Taqwa selalu mendukung kebijakan pemerintah dengan menyebarkan agama yang damai, penuh cinta dan kasih sayang,” terang dia.
Namun dia juga menyayangkan, belakangan ini Pondok Pesantren diuji dengan adanya kasus bullying yang terjadi di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur.
Bahkan kasus perpeloncoan yang dilakukan sesama santri tersebut menyebabkan santri asal kabupaten Banyuwangi meninggal dunia.
Sebagai pengasuh pondok pesantren yang berideologi ahlus sunnah wal Jamaah, pihaknya sangat menentang dan melarang semua bentuk kekerasan, baik kekerasan verbal maupun fisik.
“Tak ada ruang untuk bullying. Alhamdulillah pondok pesantren kami telah menjalankan tanggung jawab dengan baik, dan fokus menyiapkan generasi emas,” tegas dia.
Tasyakuran dan Harlah ke-48 Pondok Pesantren Nurut Taqwa dihadiri Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto beserta jajaran, Kapolres Bondowoso AKBP Lintar Mahardhono beserta jajaran, Kapolres Situbondo AKBP, AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto, Dandim 0822, Habib Taufik bin Hanid Al-Muhdor, sejumlah pejabat dan tokoh agama lainnya. (*)
Apa Reaksi Anda?