Penganut Penghayat Kepercayaan di Banyuwangi Diprediksi Ada Ribuan Orang
Ketua Presidium Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan Indonesia (MLKI) Banyuwangi, Dharony memprediksikan ada ribuan warga Bumi Blambangan yang menganut penghayat kepercaya ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Ketua Presidium Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan Indonesia (MLKI) Banyuwangi, Dharony memprediksikan ada ribuan warga Bumi Blambangan yang menganut penghayat kepercayaan.
“Kalau 5000 orang penghayat di Banyuwangi, ya lebih dari itu,” katanya pada TIMES Indonesia, Selasa (26/9/2023).
Diceritakan Dharony, kepengurusan MLKI di Kabupaten Banyuwangi yang terletak di paling ujung timur Pulau Jawa dibentuk sudah lebih 4 tahun yang lalu, atau tepatnya pada tahun 2019.
Namun, sampai saat ini kelompok penganut kepercayaan masih berjalan pasif. Maka dari itu, salah satu tugas dari MLKI adalah menyatukan seluruh kelompok penghayat di Banyuwangi.
“Berdasarkan dari data internal kami ada 30 kelompok di Bumi Blambangan, tapi yang aktif 13,” ujarnya.
Pelaksanaan peribadatan, masih Dharony, masing-masing kelompok memiliki tata cara yang berbeda-beda. Namun, spiritnya masih sama mengerucut kepada Ketuhanan Yang Maha Esa yang merupakan pasal satu dari Pancasila.
“Semoga pemerintah Banyuwangi dapat memahami dan mengayomi kami untuk memberikan pelayanan yang sama, terutama terkait status adminduk di Kartu Tanda Penduduk dan fasilitas lainnya,” jelasnya.
Menurutnya, kelompok penganut penghayat kepercayaan ini murni dari kearifan lokal. Dimana mereka juga membutuhkan pelayanan admisitrasi untuk pernikahan seperti KUA hingga tenaga pendidik.
“Selama ini kita nikah di KUA dan dinikahkan secara Islam. Karena di KTP legalitasnya Islam,” cetusnya.
Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi sudah memberikan fasilitas keterangan agama di KTP untuk penganut penghayat kepercayaan. Jadi, kelompok anggota MLKI sudah bisa mendapatkan status yang sesuai.
“Berdasarkan informasi dari Disdukcapil Banyuwangi, itu sudah ada 200an warga Banyuwangi yang berstatus penganut penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,” bebernya.
Dharony mengaku bersyukur, pasalnya selama ini ia dan penganut penghayat kepercayaan lainnya menjalankan peribadatan di Banyuwangi, tidak ada gangguan dari masyarakat.
“Tidak ada diskriminasi, semua berjalan baik-baik saja. Bahkan, dari salah satu kelompok kepercayaan ada yang menjadi anggota RW,” terangnya.
Sebelumnya, Plt Bakesbangpol Banyuwangi, Muhamad Lutfi, mengarahkan pada kelompok yang tergabung dalam MLKI untuk segera mengantongi legalitasnya.
“Kami akan terus mengkaji dan berkoordinasi dengan FKUB untuk menghindari konflik di lapangan. Supaya kerukunan di Banyuwangi tetap terjaga dalam situasi kondusif,” kata pria yang akrab disapa Lutfi. (*)
Apa Reaksi Anda?