Pelatihan Pentingnya Bahaya Pestisida Bagi Petani Malang

Penggunaan pestisida bagi para petani, khususnya petani padi memang dinilai cukup berbahaya. Terlebih, diketahui masih banyak petani yang tidak paham ...

Juli 4, 2023 - 16:00
Pelatihan Pentingnya Bahaya Pestisida Bagi Petani Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Penggunaan pestisida bagi para petani, khususnya petani padi memang dinilai cukup berbahaya. Terlebih, diketahui masih banyak petani yang tidak paham tentang bahaya tersebut ataupun acuh terhadap bahaya tersebut.

Oleh sebab itu, ratusan petani di Kabupaten Malang mendapatkan pelatihan tentang penggunaan pestisida yang aman dan tak merusak.

Hal ini sesuai dengan peraturan Kementerian Pertanian No 43 Tahun 2019 yang coba diimplementasikan oleh Aliansi Stewardship Hersida Terbatas (Alishter) kepada para petani di Malang.

Direktur Pelaksana Alishter Pusat, Syafrizal mengatakan, pelatihan yang menyasar para petani di Malang ini karena petani di Malang dinilai memiliki pengaruh dan penggunaan yang cukup besar untuk pestisida terhadap hasil pertaniannya.

"Kita mencoba mengimplementasikan peraturan Kementerian Pertanian dimana menyatakan bahwa pemegang pengguna pestisida itu wajib diberikan pelatihan," ujar Syafrizal, Selasa (4/7/2023).

pelatihan-pestisida-2.jpg

Alishter sendiri telah melakukan pelatihan penggunaan pestisida sejak 2016 dilebih dari 292 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk pada tahun ini dilakukan di Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan.

Syafrizal mengungkapkan, tak hanya memberikan implementasi peraturan menteri, tapi pihaknya juga berharap agar para petani bisa paham betul bahwa apa yang digunakan tersebut adalah racun.

"Kalau gak sesuai, dampaknya bagi petani maupun lingkungan tidak bagus, karena itu racun. Jadi, petani harus paham bagaimana mengelola pestisida itu secara baik dan benar," ungkapnya.

Petani juga diminta untuk memahami label dari pestisida itu sendiri. Kemudian, takaran penggunaan yang tepat serta cara menggunakannya, seperti halnya perlu menggunakan APD pengaman saat menyebar pestisida.

"Kalau masuk ke mulut, pernafasan ataupun kulit itu bahaya. Jadi gimana juga caranya menghitung berapa pestisida yang masuk ke Tanki, selama ini mereka kan mengira-ngira saja," jelasnya.

Dalam pelatihan ini, Alishter berharap para petani bisa memahami setidaknya 50 persen cara penggunaan pestisida yang tepat. Sehingga, nantinya memiliki dampak baik dalam hasil pertanian, lingkungan maupun petani itu sendiri.

"Sebenarnya mereka (petani) itu paham bahwa itu racun. Tapi banyak yang tidak peduli. Disini kita mengingatkan agar penggunaan lebih efektif, efisien dan bisa mengurangi dampak buruk terhadap pengguna dan lingkungan," katanya.

Sementara, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Gatot Suwardiyono menyebut bahwa adanya pelatihan ini dinilai cukup penting bagi keberlangsungan petani dan lingkungannya.

Menurutnya, ini sebuah keharusan yang bagus untuk memberi pemahaman cara menggunakan pestisida dengan aman bagi petani dan lingkungan.

"Bahkan sampai ada petunjuk dosis yang tepat, waktu yang tepat, sasaran jenis tanaman yang tepat. Ini penting kita beri pemahaman," katanya.

Selain itu, pelatihan dan sosialisasi ini juga dinilai membantu para pendamping dan petugas yang bekerja untuk memberi arahan terhadap para petani.

Sebab, ia mengaku bahwa pihaknya kekurangan tenaga pendamping untuk seluruh wilayah petani di Kabupaten Malang.

"Setidaknya ada 40 ribu hektar lahan pertanian. Nah dulunya satu petugas satu kecamatan, sekarang satu petugas menangani tiga kecamatan, jadi sangat kurang," tuturnya.

"Dengan pelatihan ini sangat membantu kurangnya tenaga kami," sambungnya.

Disisi lain, untuk kecukupan produksi padi di wilayah Kabupaten Malang sejauh ini masih dirasa cukup. Akan tetapi, ada sejumlah ancaman yang harus diatasi oleh pemerintah daerah.

"Karena banyak alih fungsi lahan, pengairan yang kurang lancar dan pengalihan komoditas. Ini menyebabkan di tahun 2021 dan 2022 produksi memang menurun," jelasnya.

Apalagi, kata Gatot, ada ancaman Elino yang melanda petani. Dengan begitu, pihaknya harus berkerja cepat untuk mengatasi hal ini.

"Kantong-kantong diperkirakan kering ya. Jadi kita koordinasi dengan pengairan, betulkan dulu pengairannya. Ini kita lakukan untuk menghadapi 2023 ini dari ancaman Elino," tandasnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow