OIKN Kolaborasi dan FP UB Siapkan Pemenuhan Pangan di Ibu Kota Nusantara
Pemenuhan pangan di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi hal yang harus disiapkan matang-matang oleh Pemerintah. Untuk itu, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) terus berupaya m ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Pemenuhan pangan di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi hal yang harus disiapkan matang-matang oleh Pemerintah. Untuk itu, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) terus berupaya mempersiapkan ekosistem tersebut. Terbaru, Direktorat Ketahanan Pangan OIKN menggandeng Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya memberikan pelatihan budi daya jamur tiram untuk petani di IKN.
Pelatihan Jamur Tiram ini dilaksanakan di Kantor Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Peserta yang hadir berasal dari seluruh desa di Kecamatan Sepaku, dan juga dari Asosiasi Petani Ibu Kota (APIK).
Direktur Direktorat Ketahanan Pangan OIKN, Setia Lenggono mengatakan, acara pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mendalam seputar teknik modern budidaya jamur tiram, potensi bisnis yang menguntungkan, kontribusi positif terhadap ekonomi lokal, dan upaya untuk memperkuat ketahanan pangan di Ibu Kota Nusantara.
Fokus utamanya adalah memberikan peserta pemahaman praktis tentang langkah-langkah esensial dalam membudidayakan jamur tiram yang efisiensi dengan memberdayakan sumberdaya lokal. "Pelatihan ini adalah langkah penting dalam menghadirkan teknologi modern ke dalam dunia pertanian lokal. Jamur tiram bukan hanya sebagai peluang bisnis, tetapi juga sebagai langkah persiapan pemenuhan pangan untuk warga di Ibu Kota Nusantara nantinya," ucapnya Senin (4/3/2024).
Selama 2 hari pelatihan, peserta dibimbing langsung oleh Bintar Probo Sunarto, SP., MP. dan Novi Dwi Yuliati, SP. dari FP UB. Pelatihan mencakup sesi interaktif dan praktek yang merinci topik seperti persiapan media tanam yang efektif, proses sterilisasi, teknik pembuatan bibit F0-F1-F2, metode pembuatan baglog, standarisasi kumbung jamur serta perawatan yang tepat agar hasil panen optimal.
Narasumber juga berbagi pengalaman praktis dan strategi untuk mengatasi potensi hambatan dalam budidaya jamur tiram. Selain aspek teknis, pelatihan ini memperhatikan pengembangan kawasan dengan konsep urban farming yang sudah dibangun oleh OIKN.
"Konsep urban farming di Ibu Kota Nusantara bukan hanya tentang menciptakan keberlanjutan pangan tetapi juga mengubah citra kota menjadi lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Kami ingin memastikan petani di kawasan ibu kota nusantara siap untuk menghadapi tantangan ini. Salah satunya dengan pengembangan usaha budidaya jamur tiram,” imbuh Lenggono.
Program ini tidak hanya berhenti disini, tetapi akan terus dilakukan pendampingan hingga nantinya akan terbentuk kawasan-kawasan pertanian jamur tiram yang tersebar di berbagai kawasan inti dan wilayah pengembangan Ibu Kota Nusantara. Pelatihan dan pendampingan berseries ini akan dilanjutkan dengan standarisasi kumbung jamur, penerapan teknologi tepat guna, hingga pasca panen dan pengolahan produk turunan dari jamur tiram.
Pelatihan jamur tiram di Ibu Kota Nusantara bukan hanya tentang menanam jamur, tetapi juga tentang merangkul perubahan positif dalam sektor pertanian. "Diharapkan acara ini dapat membuka babak baru dalam pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal serta pengembangan pertanian di Ibu Kota Nusantara," pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?