Mengupas Keunikan Arsitektur Bandara Internasional Banyuwangi, Punya Desain Cantik Perpaduan Budaya Lokal
Kerap menerima penghargaan bergengsi, Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, memang bukan hanya sekadar pusat transportasi, tetapi juga diakui sebagai karya seni arsitektur yang ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kerap menerima penghargaan bergengsi, Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, memang bukan hanya sekadar pusat transportasi, tetapi juga diakui sebagai karya seni arsitektur yang mengusung nilai-nilai pembaruan dan keberlanjutan.
Didesain oleh arsitek tersohor Andra Matin, Bandara Kabupaten Banyuwangi memecahkan tradisi bandara yang cenderung tertutup dan eksklusif.
Bandara yang dibangun pada tahun 2017 ini mencerminkan aspirasi komunitas dan memasukkan identitas serta memori budaya dengan inovasi dan teknologi baru. Desainnya yang bernuansa tradisional, mirip ikat kepala Suku Osing, menandai keberhasilan dalam memadukan modernitas dengan warisan budaya lokal.
Arsitektur unik Bandara Internasional Banyuwangi. (FOTO: Laila Yasmin/TIMES Indonesia)
Berbeda dari bandara internasional standar, Bandara Banyuwangi mengutamakan sumber daya lokal, teknologi tepat guna, dan prinsip desain pasif vernacular, yang artinya bandara yang terletak di Jalan Agung Wilis, Jatisari, Blimbingsari, ini menggunakan prinsip-prinsip tradisional dan lokal untuk mencapai efisiensi energi dan kenyamanan tanpa ketergantungan pada teknologi aktif seperti pendingin udara atau pemanas dengan memanfaatkan karakteristik alami lingkungan dan bahan-bahan lokal untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal tersebut karena bandara ini menggunakan infrastruktur konektivitas dengan bukaan dan overhang untuk mengoptimalkan pengendalian suhu melalui ventilasi alami.
Adapun pilihan material lokal seperti kayu ulin pada pintu masuk dan jendela memberikan sentuhan ramah lingkungan.
Pemerintah Banyuwangi bersama arsitek Andra Matin menekankan nilai-nilai lokal, fungsionalitas, dan pemeliharaan berbiaya rendah, sambil tetap menjaga nilai modern dan efisiensi. Penerapan konsep green building di Bandara Banyuwangi memang sudah menerima berbagai pengakuan, selain The Aga Khan Award for Architecture 2022, bangunan yang diinisiasi pada masa Bupati Abdullah Azwar Anas itu, juga meraih sertifikasi Greenship Net Zero Healthy Ready (NZH) dari Green Building Council Indonesia (GBCI).
Arsitektur unik Bandara Internasional Banyuwangi. (FOTO: Laila Yasmin/TIMES Indonesia)
Terbukti, Bandara Banyuwangi turut menjadi inspirasi untuk pembangunan bandara di daerah lain seperti Bandara Mandailing Natal, Bandara Sibisa Toba (Sumatera Utara), dan Bandara Siboru Fak-Fak (Papua Barat), yang mengadopsi konsep yang sama.
Bandara Banyuwangi bukan hanya menjadi pusat transportasi, tetapi juga menjadi trendsetter dalam arsitektur bandara dan konsep lingkungan hijau di tingkat nasional. Segudang keberhasilan ini membuktikan bahwa inovasi dari daerah dapat menjadi inspirasi global dalam menciptakan bangunan yang memadukan modernitas, keberlanjutan, dan kekayaan budaya lokal.
Jadi sudahkan kamu mengunjungi Bandara Banyuwangi ? segera atur jadwalmu untuk berpetualang di Kabupaten yang memiliki sejuta keindahan ini ya guys!. (*)
Apa Reaksi Anda?