Mahasiswa Asistensi Mengajar UM Aplikasikan Pembelajaran Inovatif di SMAN 1 Sumberpucung
Universitas Negeri Malang kembali menggelar kegiatan Asistensi Mengajar di SMAN 1 Sumberpucung pada Oktober hingga November tahun 2023. ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Negeri Malang kembali menggelar kegiatan Asistensi Mengajar di SMAN 1 Sumberpucung pada Oktober hingga November tahun 2023. Pembelajaran inovatif bentuk 3D sel merupakan salah satu ide pembelajaran menarik yang dicanangkan oleh mahasiswa Asistensi Mengajar bidang Biologi. Bentuk 3D sel ini diterapkan pada materi pembelahan sel kelas XII IPA dengan membagi setiap fase pembelahan ke dalam enam kelompok. Plastisin merupakan salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut.
Kegiatan Asistensi Mengajar (AM) ini sebelumnya disebut sebagai Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) yang merupakan saat yang sangat dinanti oleh mahasiswa jurusan pendidikan. Hal ini dikarenakan mahasiswa dapat mencoba merasakan langsung pengalaman membelajarkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah kepada siswa di sekolah.
Kegiatan Asistensi Mengajar bertujuan untuk memberikan pengalaman di lapangan atas ilmu yang telah diperoleh dari kampus, baik pada bidang akademik maupun non akademik. Kegiatan AM di SMA Negeri 1 Sumberpucung terdiri dari 14 anggota, lima diantaranya berasal dari Prodi Pendidikan Biologi, yaitu Nur Lailiyah, Binti Rhodiatul, Mar Atussholihah, Dinda Tika, dan Nanda Sabila.
Laili menjelaskan bahwa dalam pembelajaran inovatif bentuk 3D sel, mewajibkan setiap kelompok membuat 1 bentuk 3D sel dan memahami mekanisme sel sesuai dengan penjelasan pada fase tersebut. Pembelajaran disini menggunakan metode market place activity sehingga setiap kelompok dapat bertukar informasi melalui penjelasan teman lainnya.
“Dengan demikian, siswa lebih bersemangat dan antusias untuk mempelajari materi karena dapat berkreasi menggunakan plastisin sebagai media,” jelasnya.
“Pembelajarannya sangat seru, dengan metode seperti itu kami cenderung lebih tertarik daripada hanya dengan pembahasan teori saja.Kami bisa lebih bersemangat untuk belajar serta semakin paham dengan teori yang diajarkan sehingga dapat menjadi salah satu solusi alternatif atas permasalahan malas belajar biologi,” ujar Ayun siswi kelas XII IPA.
Tak hanya di kelas XII IPA, Binti salah satu mahasiswa AM juga memaparkan bahwa pembelajaran inovatif semacam ini juga diterapkan di kelas XI IPA tepatnya pada Bab Sistem Sirkulasi. Sebelumnya, siswa telah melakukan praktikum di Laboratorium Biologi mengenai uji golongan darah, glukosa darah, tekanan darah, dan denyut jantung. Hasil praktikum tersebut selanjutnya diuraikan dalam Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (e-LKPD) Sistem Sirkulasi.
Bentuk dan ukuran sel darah yang berbeda-beda membuat siswa bersemangat untuk membentuk plastisin warna-warni menjadi bentuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), maupun keping darah (trombosit). Siswa juga memanfaatkan botol plastik dan kaleng bekas minuman sebagai rangka pembuluh darah.
Pada pembelajaran ini, siswa dibebaskan memilih membuat model 3D untuk pembuluh darah dalam keadaan normal maupun yang mengalami gangguan. Contonya seperti siklemia (sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit) atau arteriosklerosis, yakni penyumbatan pembuluh darah akibat penimbunan lemak.
“Menurut saya pembelajaran membuat replika 3D itu menyenangkan, karena ada praktikum membuat replika 3D pembuluh darah dan itu jauh lebih mudah untuk kita pahami secara langsung. Sesudah praktikum kita juga jadi tau macam-macam pembuluh darah ada apa saja dan bagaimana jenis-jenisnya. Penyampaian materi-materi yang lainnya pun juga sangat bisa dipahami,” ujar Cantika siswi kelas XI.
Dengan adanya pembelajaran inovatif 3D sel diharapkan siswa dapat lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar Biologi. Selain itu, model pembelajaran inovatif ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengajar lainnya untuk bisa menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. (*)
Apa Reaksi Anda?