Lewat Acara Welcoming Delegates, The 21st Economix Resmi Dimulai
Kegiatan The 21st Economix yang diselenggarakan oleh Kajian Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (KANOPI FEB UI) ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kegiatan The 21st Economix yang diselenggarakan oleh Kajian Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (KANOPI FEB UI) secara resmi dibuka dengan acara yang bertajuk "welcoming delegates" di Graha Utama gedung A Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Jakarta pada Minggu (26/11/2023) lalu.
Sebagai Opening Remarks pada welcoming delegates The 21st Economix, Wakil Dekan FEB UI, Arief Wibisono Lubis menyoroti keterkaitan antara berbagai peristiwa global dengan realitas lokal. Ia melihat saat ini, Indonesia dihadapkan pada peluang strategis untuk menjadi mercusuar pertumbuhan yang tangguh.
Dihadapan para tamu undangan welcoming delegates The 21st Economix, Arief Wibisono Lubis menjelaskan bahwa kunci dari strategi ini adalah diversifikasi kemitraan perdagangan, terutama dengan sesama negara Asia Tenggara, untuk membuka pasar baru dan mendorong kolaborasi.
“Peluang penting lainnya terletak pada transisi dari negara-negara pemasok sumber daya alam untuk menjadi pemimpin global dalam industri manufaktur yang bernilai tinggi. Hal ini dapat memperkuat ekonomi dan memposisikan Indonesia sebagai pusat inovasi dan industri,” ucap Arief dalam keterangan pers yang diterima TIMES Indonesia pada Selasa (28/11/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Arief juga menggarisbawahi bahwa sumber daya manusia, khususnya melalui investasi di bidang pendidikan, merupakan sumber daya Indonesia yang paling berharga. Beliau membayangkan para pemuda sebagai “the architects of change” dalam menghadapi deglobalisasi.
“Upaya pemuda yang kolektif dan didorong oleh rasa kasih sayang, dapat membuka jalan bagi masa depan di mana kepentingan nasional dan kerja sama global dapat hidup berdampingan secara harmonis,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, CEO of BRI Ventures, Nicko Widjaja menyoroti kerentanan yang ada di masa depan, ketidakpastian teknologi, ekonomi, dan tantangan yang tidak terduga untuk perusahaan, pekerjaan, dan bahkan institusi pendidikan.
Berlandaskan hal tersebut, Ia mendorong para delegasi untuk memprioritaskan pengalaman yang bermakna daripada pencapaian yang dangkal. Nicko menggarisbawahi pula pentingnya belajar dari kesalahan dan bertanggung jawab.
“Saya tekankan bahwa pilihan yang dibuat selama di kampus tidak hanya akan membentuk karir para mahasiswa, tetapi juga mempengaruhi kontribusi mereka terhadap dunia yang dinamis dan terdesentralisasi,” pungkas Nicko menutup Opening Remarksnya.
Sebagai Opening Remarks yang terakhir, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode 2005-2009, Erman Soeparno menyatakan bahwa pemberdayaan sumber daya manusia menjadi krusial dalam menghadapi tantangan deglobalisasi, terutama bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Menurutnya, investasi dalam peningkatan kapasitas dan keterampilan tenaga kerja menjadi pondasi utama untuk memastikan ketangguhan ekonomi dan keberlanjutan pembangunan. Selain itu, penting untuk menyoroti peran gizi yang optimal dalam perkembangan sumber daya manusia.
“Nutrisi yang memadai tidak hanya mendukung pertumbuhan fisik, tetapi juga kognitif, kreatif, dan produktivitas individu. Di tengah deglobalisasi, dimana ketergantungan pada sumber daya lokal menjadi lebih signifikan, investasi dalam gizi yang baik menjadi strategis dalam memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki daya saing yang tinggi,” tandasnya.
Puncak dari acara Welcoming Delegates ini yaitu pemukulan gong secara simbolis oleh seluruh speakers serta CEO The 21st Economix sebagai penanda dimulainya rangkaian acara seminar, kompetisi, dan Model United Nations (MUN) ekonomi berskala internasional terbesar yang diselenggarakan oleh mahasiswa di Indonesia. (*)
Apa Reaksi Anda?