Kontribusi Sosial Mahasiswa Unisma Malang di Pedalaman Merauke
Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 yang berasal dari Unisma Malang telah melakukan kegiatan kontribusi sosial bersama beberapa mahasiswa lainnya di wilayah pedalaman Merauke, Papua Selatan pada 16…
TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 yang berasal dari Unisma Malang telah melakukan kegiatan kontribusi sosial bersama beberapa mahasiswa lainnya di wilayah pedalaman Merauke, Papua Selatan pada 16 Januari 2023.
Kontribusi sosial ialah kegiatan wajib dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 yang diselenggarakan oleh Kemendikbud dan diikuti oleh berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia. Kontribusi sosial ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kemanusiaan mahasiswa terhadap lingkungan sosial daerah sekitarnya.
Salah satu sudut Merauke yang menampilkan anak-anak yang tidak dapat menempuh pendidikan adalah di kawasan Jalan Onggatmit (Wenirkay).
Kawasan ini merupakan tempat bermukimnya masyarakat Orang Asli Papua (OAP), khususnya dari daerah Asmat. Jumlah KK pada kawasan ini kurang lebih sebanyak 15 KK.
Di kawasan ini, sebagian besar anak-anaknya tidak bersekolah. Kesulitan hidup untuk mencari uang merupakan penyebab hingga anak-anak di sini tidak bersekolah. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat miris jika dibandingkan dengan perkembangan kota Merauke saat ini.
Namun begitu, ada sebuah PKBM, yakni Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Jehova Jireh. PKBM ini telah beroperasi sejak 2020 dan fokus pada masyarakat OAP di kawasan Wenirkay tersebut. PKBM ini mendampingi masyarakat di sana dalam bidang pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, PKBM ini mengajarkan anak-anak dari umur 7 hingga 15 tahun dalam belajar, terutama baca tulis. Tidak hanya anak-anak, orang tua yang belum bisa baca tulis pun menjadi sasaran pengabdian mereka.
Kegiatan yang dilakukan oleh PKBM Jehova Jireh tidak berjalan dengan lancar karena beberapa alasan. Hal pertama yang menjadi masalah adalah kurangnya sumber daya manusia, dalam hal ini adalah pengajar yang berkompeten.
Pengajar di sana adalah seorang guru dan juga seorang mama yang memiliki kemampuan baca tulis yang cukup. Mereka pun harus mengajar kurang lebih 50 anak setiap dua kali dalam seminggu. Kesulitan yang dialami para pengajar tersebut adalah sulit mengajar anak-anak yang jumlahnya cukup banyak dengan berbagai karakter.
Oleh karena itu, terkadang pembelajaran yang dilakukan tidak berjalan maksimal. Hal kedua yang menjadi masalah adalah kurangnya fasilitas, baik itu tempat belajar dan juga perlengkapan belajar seperti papan tulis dan alat tulis.
Selama ini pembelajaran dilakukan di rumah seorang warga, yaitu mama yang mengajar tersebut, dengan ukuran rumah yang cukup kecil. Kurang memadainya ruangan belajar ini, menjadi salah satu penyebab tidak berjalannya pembelajaran dengan baik.
Selain itu, mereka hanya memiliki sebuah papan tulis kecil berukuran 60 x 90 cm untuk belajar. Anak-anak OAP disana pun memiliki alat tulis yang sangat terbatas.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Dari permasalahan yang diuraikan, dapat diketahui bahwa masalah yang dihadapi oleh PKBM Jehova Jireh adalah kurangnya pengajar/pendidik dan juga fasilitas yang kurang memadai untuk menunjang proses pembelajaran.
Akibat yang ditimbulkan dari masalah ini adalah tidak maksimalnya proses pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran itu tidak dapat dicapai.
Kegiatan kontribusi sosial dengan mengajar calistung di PBKM jerovah jireh ini sangat bermanfaat agar membantu pengajar disana meningkatkan kemampuan baca tulis anak OAP.
Peserta kontribusi sosial juga membagikan beberapa bahan pangan pokok seperti beras, tepung, minyak, gula, mie instan, serta alat tulis kepada masyarakat sekitar.
Kegiatan yang dilakukan berupa mengajar calistung dengan berbagai media pembelajaran khusus anak-anak yang terbuat dari media sederhana yaitu kertas karton dan juga kardus. Media ini dapat menjadi alat untuk dapat menarik antusias anak-anak dalam belajar membaca, menulis, dan menghitung.
Selain itu diadakan juga beberapa permainan yang membuat suasana pembelajaran tidak monotan serta hal ini disambut dengan baik oleh anak-anak. Di akhir kegiatan mahasiswa membagikan sembako untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?