Kemendikbudristek dan Disparbud Sumba Timur Menggelar Sosialisasi Dana Indonesiana, Ini Tujuannya
Untuk mendukung pemajuan kebudayaan secara stabil dan berkelanjutan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Dinas Pariwisata ...
TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Untuk mendukung pemajuan kebudayaan secara stabil dan berkelanjutan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Sumba Timur melakukan sosialisasi Dana Indonesiana.
“Kegiatan sosialisasi Dana Indonesiana ini kami sudah lakukan pada Selasa 19 Maret 2024 di Museum Umbu Hina Kapita. Sosialisasi bersama Disparbud Kabupaten Sumba Timur guna pemajuan kebudayaan di Sumba Timur,” kata Staf Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek Andi Purwanto, Rabu (20/3/2024).
Menurutnya, hal ini tertuang dalam Undang-undang Negara RI tahun 1945 pasal 32 ayat 1 yang berbunyi bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
Andi menjelaskan, untuk menjalankan amanat ini, kemudian diterjemahkan melalui Undang-undang nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang menempatkan masyarakat terutama pelaku, budaya sebagai inisiator pemajuan kebudayaan.
“Jadi pelibatan masyarakat ini difasilitasi melalui dana abadi kebudayaan yang tertuang dalam program Dana Indonesiana dimana masyarakat dapat mengakses langsung dana tersebut untuk pemajuan kebudayaan dalam berkarya,” ungkapnya.
Adapun tambah Andi, obyek pemajuan kebudayaan ini terdiri dari: manuskrip, adat istiadat, tradisi lisan, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan cagar budaya.
Sekretaris Disparbud Kabupaten Sumba Timur Risparia Ranggambani mengaku, dengan adanya sosialisasi Dana Indonesiana ini, pihaknya sangat mengapresiasi, terutama untuk pemajuan kebudayaan di Sumba Timur.
“Tentunya dengan hadirnya kebijakan ini mengundang komentar positif di berbagai kalangan sebagian besar optimis untuk mendukung kemajuan sektor kebudayaan secara menyeluruh,” tuturnya.
Risparia mengakui, Sumba Timur memiliki ragam budaya yang dapat dilihat dari berbagai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat seperti misalnya, tenun ikat, adat perkawinan, upacara penguburan, pangan lokal, ritual dan masih banyak lagi kebudayaan yang ada di Sumba Timur.
“Yah, ini juga banyak juga yang terancam punah karena berbagai faktor disebabkan perkembangan teknologi modern,” jelasnya.
Risparia juga menyampaikan, terutama masyarakat Sumba Timur hanya mengenal budaya Pitutur sehingga proses pewarisan nilai budaya terancam punah. Salah satu contoh adalah arang ditemui pelestarian alam sekitar sehingga secara tidak langsung kearifan lokal dalam budaya Sumba Timur akan pentingnya menjaga alam guna keberlangsungan hidup umat manusia terabaikan.
“Jka dilihat terkendala dengan pembiayaan baik untuk upaya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan obyek pemajuan kebudayaan maka dengan adanya kegiatan sosialisasi ini diharapkan akan menjadi solusi,” terang Risparia. (*)
Apa Reaksi Anda?