Jelang AIPA ke-44, BKSAP DPR RI: Kawal Kawasan ASEAN Jaga Stabilitas Politik, Keamanan dan Kesejahteraan

Ketua Desk Kerjasama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana menyebut Sidang Umum AIPA ke-44 Tahun General Assembly ASEAN Inter-Parli ...

Juli 21, 2023 - 21:30
Jelang AIPA ke-44, BKSAP DPR RI: Kawal Kawasan ASEAN Jaga Stabilitas Politik, Keamanan dan Kesejahteraan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Desk Kerjasama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana menyebut Sidang Umum AIPA ke-44 Tahun General Assembly ASEAN Inter-Parliamentary Union (AIPA) yang diselenggarakan di Jakarta pada Agustus 2023 bertujuan untuk menjaga stabilitas perdamaian di kawasan ASEAN.

"Pada agustus nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah AIPA ke-44. Tujuan utama AIPA ini secara politik mendorong stabilitas kawasan, bagaimana AIPA ini agar menjaga kawasan ASEAN, yang betul-betul stabil dan tentunya agar terus ke depan terjaga perdamaian-kedamaiannya,” kata Putu dalam diskusi bertajuk ‘Parlemen yang Responsif untuk Stabilitas dan Kesejahteraan ASEAN’ di Media Centre, Senayan, Jakarta, Jumat (21/7/23)

Awalnya, lanjut Putu, anggota AIPA hanya 5 negara yang diprakarsai Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina dan Malaysia. Namun saat ini, AIPA sudah memiliki 10 anggota. 

“Saat AIPA nanti Timor Leste hanya menjadi observer. Dan Myanmar tidak diundang dalam sidang ini,” jelas Anggota Legislator asal Bali ini.

Saat pertemuan awal, Putu menyebut Indonesia usul bagaimana resolusi tentang penerapan Five-Point Consensus. Makanya, kata dia, Indonesia menunggu mereka menerapkan Five-Point Consensus, dimana kedepan negara ini mengimplementasikan dan Five-Point Consensus yang sudah dikomitmenkan oleh negara-negara parlemen ASEAN.

“Kebetulan negara lain tidak ada yang mengobjek atau memprotes, akhirnya draft resolusi emergency item pada saat itu diakui dan menjadi sebuah resolusi atau keputusan dari pada AIPA,” ujar pimpinan BKSAP ini.

Kunci kedua, kata Putu, kawasan ini merupakan kawasan yang sangat strategis ke depan dan memang kawasan yang banyak dilirik sekarang oleh kekuatan-kekuatan besar yang ingin masuk di kawasan ASEAN. Jadi, menurut Putu parlemen ASEAN harus responsif untuk bisa mengawal berbagai tantangan ASEAN secara mandiri di dalam. Sehingga, ASEAN tidak perlu kekuatan besar lainnya datang untuk mengintervensi permasalahan di ASEAN.

“Kita harus mampu secara mandiri mengawal segala permasalahan atau tantangan di kawasan ASEAN ini, untuk menjaga stabilitas politik, keamanan dan juga untuk menjaga kesejahteraan kawasan. Saya berharap mereka tidak langsung berafiliasi dengan kekuatan besar di luar ASEAN, tapi yang pertama adalah ASEAN first, family of ASEAN. Jadi, solidaritas mereka yang pertama dan utama itu ASEAN. Apalagi, Indonesia adalah kakaknya dari negara-negara yang berada di kawasan ASEAN," jelas dia.

Kunci ketiga, kata Putu yaitu kesejahteraan. Otomatis harapannya konsep green ekonomi, bagaimana kawasan ASEAN siap menuju transisi hijau. Mengingat, ASEAN ini masyarakatnya mendapatkan support secara inklusif dalam peningkatan ekonomi. Terpenting, kegiatan ekonominya yang dipikirkan harus sustainable melalui sustainable growth.

“Jangan sampai ada terjadi mungkin satu negara yang punya growth yang tinggi atau ASEAN lainnya, justru jomplang growthnya. Nah, rakyat satu negara di ASEAN itu mungkin tidak mendapatkan benefit dari peningkatan ekonomi, sementara rakyat negara ASEAN lain yang hanya mendapatkan kesejahteraan dari peningkatan ekonomi kawasan ASEAN,” ucapnya.

Hadir juga dalam diskusi tersebut Wakil Ketua BKSAP DPR RI Sukamta secara virtual, dan Pakar Hubungan Internasional Unpad, Teuku Rezasyah, diskusi dimoderatori Jurnalis TIMES Indonesia, Rafyq Panjaitan.(adv)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow