Ibu Faizal, Kartini dari Palu yang Menyalakan Asa di Panti Asuhan

Kisah inspiratif Ibu Faizal, penerima manfaat PNM Mekaar dari Palu, yang bangkit setelah kehilangan suami demi merawat 35 anak panti. Semangat Kartini masa kini yang penuh dedikasi dan harapan.

April 22, 2025 - 19:30
Ibu Faizal, Kartini dari Palu yang Menyalakan Asa di Panti Asuhan

TIMESINDONESIA, PALU – Di sudut sunyi Kota Palu, ada sebuah rumah sederhana yang menjadi tempat bernaung bagi 35 anak-anak yatim. Rumah itu bukan sekadar bangunan, melainkan simbol kasih yang dibangun dengan cinta dan perjuangan. 

Di balik rumah itu, berdiri sosok perempuan tangguh bernama Ibu Faizal. Sosok Kartini masa kini yang terus berjuang di tengah keterbatasan.

Ditinggal sang suami yang merupakan pendiri Panti Asuhan Raudhatul Ummat menjadi pukulan berat bagi Ibu Faizal. Hidupnya seolah kehilangan arah. 

Namun, di balik duka yang mendalam, ia menemukan alasan kuat untuk bangkit. Anak-anak panti yang dulu dibina bersama sang suami kini menjadi tanggung jawab utamanya. Dari sanalah titik balik kehidupannya bermula.

Dengan penuh kesadaran akan peran barunya sebagai tulang punggung, Ibu Faizal tidak tinggal diam. Ia mulai mencari cara agar panti tetap hidup dan anak-anak bisa terus merasakan kasih sayang yang tak terputus. 

Bermodalkan niat tulus dan pembiayaan dari PNM Mekaar, ia memberanikan diri memulai usaha kecil-kecilan: membuat kue dan menitipkannya di kios-kios sekitar setiap pagi.

Langkah itu memang sederhana, namun memiliki makna luar biasa. Ia bukan hanya sedang menghidupi dirinya dan anak-anak panti, tetapi juga sedang menanamkan nilai perjuangan, cinta, dan pengabdian. 

Setiap loyang kue yang dipanggang menjadi simbol keberanian. Setiap tetes keringat yang menetes menjadi bukti cinta tanpa pamrih.

Kisah Ibu Faizal adalah cerminan nyata Kartini masa kini. Ia tak banyak bersuara, namun langkahnya menggema dalam kehidupan banyak orang. Ia tak tampil di panggung besar, tapi pengaruhnya menyentuh nurani. 

Ia mungkin tidak menulis surat seperti Kartini dulu, namun tindakan dan pengabdiannya adalah narasi hidup tentang keberanian, dedikasi, dan cinta yang menyelamatkan.

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi, menyampaikan penghormatan dan apresiasinya terhadap perjuangan perempuan-perempuan seperti Ibu Faizal.

“Mereka bukan hanya membangun usaha, tetapi juga membangun harapan. Di balik langkah kecil mereka, ada kekuatan besar yang menghidupi keluarga dan komunitas,” ujar Arief.

Program PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dirancang untuk mendampingi para perempuan tangguh agar mampu mandiri secara ekonomi dan sosial. Seperti yang dialami oleh Ibu Faizal, PNM hadir tidak sekadar memberikan dana, tetapi juga pendampingan dan pelatihan agar setiap langkah kecil menuju kemandirian dapat berlangsung kokoh dan berkelanjutan.

PNM percaya bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang membangkitkan semangat, membangun komunitas, dan menciptakan perubahan. Di tengah tantangan hidup, perempuan seperti Ibu Faizal menunjukkan bahwa keteguhan hati mampu melampaui kesulitan, bahkan mengubah duka menjadi cahaya harapan.

Hari Kartini bukan hanya peringatan sejarah, tetapi momentum untuk merayakan perempuan-perempuan yang dengan tenang dan tekun menjadi pelita bagi lingkungan sekitarnya. Kartini masa kini ada di berbagai penjuru negeri, mengabdi dalam diam, berjuang dalam senyap, namun meninggalkan jejak yang mendalam.

Kisah Ibu Faizal adalah salah satu dari ribuan kisah inspiratif perempuan Indonesia yang lahir dari program PNM Mekaar. Semangat mereka tidak hanya mengubah hidup pribadi, tetapi juga menyalakan harapan di tengah masyarakat. 

Dan di balik semuanya, ada satu benang merah yang menyatukan: cinta yang tidak pernah padam, meski diterpa badai kehidupan.

PNM berkomitmen untuk terus menjadi mitra pertumbuhan bagi perempuan Indonesia. Hari Kartini menjadi ajakan bagi seluruh masyarakat untuk tidak hanya mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga memberikan ruang dan dukungan bagi para Kartini masa kini untuk terus tumbuh dan berkarya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow