IAIDA Blokagung Banyuwangi Resmi Bertranformasi Menjadi UIMSYA
Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung, di Banyuwangi, Jawa Timur, merayakan momen bersejarah dalam perjalanannya. Pada Kamis (23/11/2023) dengan bangga dan pe ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung, di Banyuwangi, Jawa Timur, merayakan momen bersejarah dalam perjalanannya. Pada Kamis (23/11/2023) dengan bangga dan penuh semangat, kampus pendidikan islam terbaik se Bumi Blambangan tersebut secara resmi beralih status menjadi Universitas Islam Kyai Haji Mukhtar Syafa'at (UIMSYA) Blokagung.
Dalam momen Grand Launching UIMSYA, halaman kampus yang berada di Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, tersebut seketika dipenuhi oleh aura keberkahan. Terlebih suasana semarak dan penuh kegembiraan makin menyelimuti ketika kampus yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Blokagung, itu secara resmi berubah status.
Kh. Muhammad Hasyim Syafa'at, pengasuh Ponpes Darussalam, dengan penuh khidmat memberikan tongkat estafet kepemimpinan Rektor UIMSYA kepada Dr. Kh. Ahmad Munib Syafaat, Lc., M.E.I. yang ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) sebagai lambang otoritas dan mandat baru.
Dengan penuh keyakinan, Rektor UIMSYA, Dr. Kh. Ahmad Munib Syafa'at, Lc., M.E.I, menyatakan, bahwa perubahan status dari institut ke universitas bukanlah sekadar transformasi formal, melainkan sebuah peningkatan yang signifikan.
Dalam penuturannya, pria yang akrab disapa Gus Munib tersebut menekankan bahwa universitas merupakan lembaga tertinggi dalam struktur kelembagaan pendidikan tinggi, sehingga hal ini bukan hanya sekadar perubahan nama, tetapi mencerminkan komitmen yang lebih besar untuk mengembangkan potensi akademis, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.
Alhamdulillah kami hari ini mendapat rahmat dan suatu rezeki yang luar biasa dari Allah SWT, yang mana institut kita resmi beralih status menjadi universitas," ucap Gus Munib.
Gus Munib menjelaskan bahwa dengan perubahan status ini, UIMSYA akan memiliki keleluasaan lebih dalam menyelenggarakan program pendidikan.
Lebih lanjut, Gus Munib menyatakan, niatan untuk merancang dan membuka program-program baru yang lebih luas dan mendalam, mengakomodasi berbagai bidang studi yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
"Dengan berubahnya status universitas tersebut, kita memiliki peluang untuk mengembangkan hal yang selama ini belum diperbolehkan di institut. Ini adalah anugerah yang luar biasa dan kita harus menjadikannya sebagai panggung untuk peningkatan mutu pendidikan," imbuhnya.
"Hingga pada akhirnya para santri yang berkuliah di UIMSYA setelah lulus, ada dua keilmuan yang di dapat, yakni keilmuan berbasis agama dan keilmuan yang bersifat life skill atau umum," cetusnya.
Kampus yang kini lahir sebagai UIMSYA tersebut telah melalui perjalanan yang panjang dan penuh tantangan dalam meraih statusnya.
Dalam momen bersejarah ini, Gus Munib turut berbagi sedikit kilas balik tentang sejarah perjalanannya. Pada tahun 2001, kampus ini bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA), sebuah langkah awal yang menandai komitmen awal terhadap pendidikan tinggi berbasis agama.
Kemudian, pada tahun 2014, STAIDA berhasil mengubah statusnya menjadi Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA). Perubahan ini mencerminkan tekad dan perjuangan untuk terus berkembang, memberikan pendidikan tinggi yang lebih luas dan beragam bagi mahasiswanya.
Namun, perjalanan ini tidak berhenti di situ. Pada akhirnya, dengan tekad yang kuat, kerja keras, dan doa yang tak henti-hentinya, kampus ini berhasil meraih status tertinggi, yaitu menjadi Universitas Islam Kyai Haji Mukhtar Syafa'at Blokagung, sebuah pencapaian gemilang yang diumumkan secara resmi pada tahun 2023.
"Mudah-mudahan UIMSYA kedepan bisa menambah khasanah keilmuan di Banyuwangi. Terlebih sekitar 2000 mahasiswa ada 70 persen dari mereka berasal dari luar Jawa," jelasnya.
Ketika ditanya mengenai target setelah berubah status menjadi universitas, Gus Munib dengan tegas menjelaskan bahwa UIMSYA siap untuk berkompetisi dengan universitas lain, meskipun terletak di desa yang jauh dari pusat kota.
Gus Munib juga menyoroti kualitas dosen sebagai salah satu aspek penting dalam meningkatkan mutu perkuliahan di UIMSYA.
"Dengan adanya 13 dosen yang sudah mendapat gelar Doktor dan 9 dosen sedang mengambil S3, diharapkan akan menambah kualitas proses perkuliahan di UIMSYA nantinya. Kami terus berupaya memberikan lingkungan akademis yang kondusif untuk mahasiswa agar dapat mengembangkan potensi dan pengetahuan mereka dengan baik," tambahnya.
Untuk memberikan gambaran lebih lanjut tentang spektrum pendidikan yang ditawarkan, Gus Munib menjelaskan bahwa saat ini UIMSYA memiliki 11 program studi yang dikelola oleh 3 fakultas. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menjadi pilar-pilar utama dalam menawarkan beragam program studi seperti Manajemen Pendidikan Islam, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ekonomi Syariah, dan lainnya.
Dengan demikian, UIMSYA mengukuhkan diri sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya bertekad bersaing di tingkat lokal, tetapi juga memiliki fokus global dalam memberikan kontribusi positif di dunia pendidikan tinggi.(*)
Apa Reaksi Anda?