Hikmah Idul Adha, Bukan Sekedar Momentum Historis Nabi

Idul Adha menjadi momentum yang penting bagi umat muslim. Di Indonesia perayaan Idul Adha 1444H berlangsung dua hari, mulai tanggal 28 Juni 2023 sesuai dengan ketetapan ...

Juni 29, 2023 - 15:20
Hikmah Idul Adha, Bukan Sekedar Momentum Historis Nabi

TIMESINDONESIA, BLITAR – Idul Adha menjadi momentum yang penting bagi umat muslim. Di Indonesia perayaan Idul Adha 1444H berlangsung dua hari, mulai tanggal 28 Juni 2023 sesuai dengan ketetapan Muhammadiyah, dan ada yang merayakan pada 29 Juni 2023 sesuai dengan ketetapan Pemerintah RI. 

Meskipun berbeda, makna kurban tetap sama yakni sebagai momentum untuk memperkuat ibadah kepada Allah SWT.

Melansir dari muhammadiyah.or.id, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas mengungkapkan bahwa hakikat Idul Adha atau hari raya Qurban yaitu ketundukan kepada Allah untuk membebaskan manusia dari kerugian (khusr). Makna ketundukan ini, Islam ditempatkan sebagai al-‘urwat al-wutsqa atau pedoman penghayatan serta pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.

Khusrin atau hayah khabitsah itu lawan dari hayah thayyibah. Sehingga khusrin itu adalah hidup tidak sejahtera, tidak damai, dan tidak bahagia di dunia dan di akhirat. Hakikat kurban dengan makna ketundukan ini sebenarnya makna Islam sebagai al-‘urwat al-wutsqa,” ungkap Hamim Ilyas dalam kutipan muhammadiyah.or.id.

Terdapat dua hikmah dalam pelaksanaan ibadah idul adha atau hari raya Qurban, yaitu dari dimensi spiritual dan dimensi sosial. Spiritual menurut KBBI yaitu hal atau sesuatu berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin). Pada dimensi spiritual berhubungan antara Tuhan dengan manusia. Dalam konteks spiritual hal yang dimaksud yaitu keimanan manusia dengan Tuhannya. Sedangkan Dalam dimensi sosial berhubungan dengan aspek kemanusiaan termasuk empati dan kepedulian.

“Ibadah Hari Qurban tidak sekedar sebagai momentum merayakan historis Nabi Ibrahim dan Ismail, namun lebih dari itu. Dalam islam ada dua makna dibaliknya yaitu secara spiritual dan sosial. Secara religius untuk memperkokoh iman,memantapkan integritas spiritual serta meningkatkan semangat juang dan disiplin. Lalu dalam aspek sosial meningkatkan sikap altruisme, cinta dan solidaritas terhadap kebahagiaan orang lain khususnya kepentingan bersama dan ummat,”pungkas Ust. Ismail Nurfika, S.H selaku Khotib Jamaah Sholat Idul Adha Nurul Iman pada hari ini.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow