Mengenal Parade Panen, Yuk Petik Kopi di Kebun Kopi Kawisari!

Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Blitar memuat kekayaan alam yang masih asri. Desa yang terletak di area wilayah Jawa Timur ini  adalah tanah yang penuh dengan kisah eksotis. Di sana terdapat ritual…

Juli 10, 2023 - 16:00
Mengenal Parade Panen, Yuk Petik Kopi di Kebun Kopi Kawisari!

TIMESINDONESIA, MALANG – Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Blitar memuat kekayaan alam yang masih asri. Desa yang terletak di area wilayah Jawa Timur ini  adalah tanah yang penuh dengan kisah eksotis. Di sana terdapat ritual “pernikahan kopi” yang berusia ratusan tahun dan telah diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Prosesi ini menjadi simbol rasa syukur atas panen yang berlimpah dan keselamatan yang diberikan kepada para petani kopi serta masyarakat di sekitar perkebunan.

Tugu Kawisari Coffee Plantation, juga menyediakan experience untuk mengeksplor ritual-ritual gaya hidup penduduk desa perkebunan. Dengan tema “From Bean to Cup” tamu akan diajak merasakan pengalaman memetik hingga sensasi “ngopi” di ceruk gunung. Dimulai dari belajar memanen biji kopi yang sudah merah seperti buah cherry, pembibitan kopi, penanaman, roasting kopi secara tradisional dengan kayu bakar, hingga coffee cupping. Sambil mencecap keaslian kopi, yuk kita simak kisah lampau parade panen di desa ini.  

Kala itu, ketika akan tiba waktu memanen, Joko Gondel, mempelai pria, dan calon istrinya, Sri Gondel, akan diarak dengan meriah menuju pelaminan untuk menjalani komitmen hidup mereka. Joko Gondel dan Sri Gondel sebenarnya bukanlah tokoh nyata. Mereka adalah tokoh terkemuka yang memainkan peran penting dalam ritual memetik kopi di tahun 1870. Mereka melambangkan buah kopi utama dari perkebunan kopi Kawisari dan Sengon. Masyarakat percaya bahwa buah dari perkebunan kopi yang terbentuk melalui perkawinan antara Sri Gondel dan Joko Gondel seperti perlambangan dari pembuahan antara putik dan benang sari. Sri sebagai perempuan dan Joko adalah laki-laki.

bikin-kopi.jpg

Perkebunan Kopi Kawisari terletak di ketinggian 1000 m di atas permukaan laut, sementara itu perkebunan Sengon berada di bawahnya sekitar 600-800 m. Kedua perkebunan ini diapit oleh Gunung Kelud dan Gunung Kawi. Di sini, biji kopi robusta, Arabica, bahkan kopi Luwak terbaik dibudidayakan, dipetik secara manual, serta melalui proses pemanggangan dengan metode otentik dan tradisional.

Perasaan bebas dan lepas dari penatnya hidup perkotaan akan terbayar dengan pemandangan yang asri. Lembah hijau bagaikan permadani yang indah serta udara pegunungan yang sejuk, akan menyegarkan seluruh panca indera. Burung-burung berkicauan di pepohonan rindang dan sungai kecil yang membelah perkebunan sangat menyejukan hati.

Penasaran seperti apa kelanjutan kisah dari Joko Gondel dan Sri Gondel? Tentu saja tamu dapat melihat dan merasakan secara langsung prosesi upacara panen di kebun Kopi Kawisari. Wisatawan dapat stay di “Rumah Loji” atau “Villa Bon Gong” yang berada di area perkebunan. Dimulai dengan Rp1.988.000++/2 orang dari Hotel Tugu Blitar maupun Hotel Tugu Malang, kami akan menghaturkan wisatawan untuk mendapatkan pengalaman spesial yang tak terlupakan. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow