Hasil Panen Bawang Merah Melimpah, Pemkab Banyuwangi Yakin Inflasi Bisa Dicegah

Bawang merah merupakan hasil pertanian yang seringkali memicu terjadinya inflasi. Sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu sen ...

Agustus 9, 2023 - 19:20
Hasil Panen Bawang Merah Melimpah, Pemkab Banyuwangi Yakin Inflasi Bisa Dicegah

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Bawang merah merupakan hasil pertanian yang seringkali memicu terjadinya inflasi. Sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu sentra bawang merah Jawa Timur semakin memperkuat produksi dengan mengembangkan bawang merah semi organik. 

Seperti yang dilakukan oleh kelompok tani Kijang Kencono di Desa Bimorejo, Kecamatan Wongsorejo. Bawang merah semi organik ditanam pada lahan seluas 20 hektare dan dengan cara ini mampu menghasilkan rata-rata 14,2 ton per hektare. 

“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh petani di sini, mulai berani menggunakan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia. Pemkab akan mendukung apa yang dilakukan petani di sini, dan bahkan akan menjadi percontohan sentra bawang merah lainnya di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat hadir dalam panen raya bawang merah. Turut hadir dalam panen raya tersebut Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jember, Gunawan.

Budidaya bawang merah tersebut dilakukan oleh 40 petani yang tergabung dalam kelompok Kijang Kencono, di lahan seluas 20 hektare. Pengembangan bawang merah di lahan ini menggunakan prinsip-prinsip budidaya organik. Sebagian mulai menggunakan pupuk organik, lahan ditutup dengan mulsa plastik, dan diawali dengan pengapuran lahan yang tidak dilakukan pada budidaya secara konvensional. 

Bawang merah di desa ini menggunakan varietas Tajuk. Dibandingkan varietas lokal, varietas ini memiliki usia tanam lebih pendek antara 65-70 hari, dengan produktivitas lebih tinggi, yakni 12-14 ton per hektare. 

Dengan pertanian semi organik ditunjang jenis varietas tersebut, produktivitas bawang merah poktan Kijang Kencono rata-rata 14,2 ton per hektar. Meningkat dari sebelumnya sekitar 8 ton per hektar. Produktivitas tersebut juga lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten Banyuwangi diangka 11,6 ton per hektar. 

Dengan demikian apabila di rata-rata, dengan harga pasar bawang merah Rp 11.000 per kilogram, kelompok tani ini mampu menghasilkan Rp. 3,12 miliar.

Selain di Wongsorejo sentra bawang merah di Banyuwangi, juga ada di Kecamatan Muncar, Tegaldlimo, dan Srono. 

“Melihat hasil ini, kami akan memperluas percontohan pertanian organik ini di sejumlah sentra bawang merah yang lain,” kata Ipuk. 

“Tentu butuh proses lama untuk benar-benar murni organik. Ini adalah langkah awal untuk mengarah ke sana,” imbuhnya. 

Bawang merah merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang seringkali memicu inflasi. Ipuk berharap dengan pengembangan bawang merah ini, pasokan bawang merah di Banyuwangi bisa tercukupi. 

"Ini juga sebagai cara untuk mengendalikan inflasi,” kata Ipuk, Rabu, (8/8/2023). 

Sementara Kepala BI Jember Gunawan mengatakan akan memfasilitasi dan membantu petani untuk meningkatkan produksi bawang merah di Banyuwangi.

“Kami juga siap memfasilitasi. Kami akan berkoordinasi dengan kantor perwakilan yang lain untuk menjalin kerjasama antar daerah, sehingga produk surplus dari Banyuwangi bisa dipasok ke daerah lain,” kata Gunawan.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ilham Juanda, menambahkan total luas tanam bawang merah di Banyuwangi (2022) mencapai 1.178 hektar, dengan produksi mencapai 7.538,4 ton. Sedangkan kebutuhan masyarakat sebesar 4.891,38 ton. Sehingga terjadi surplus 2.647,02 ton.

"Kami berikan bantuan khusus pengembangan bawang merah, antara lain pupuk organik cair, NPK, mulsa, dolomit, dan pencegahan hama/penyakit," pungkas Ilham.(adv)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow