Festival Pengantin Banyuwangi, Suguhkan Kekayaan Rias Tradisional Nusantara

Pawai Festival Pengantin Nusantara yang diinisiasi Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati, kali ini juga ingin lebih mengenalkan adat Sembur Kemuning ...

Juni 5, 2023 - 19:50
Festival Pengantin Banyuwangi, Suguhkan Kekayaan Rias Tradisional Nusantara

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pawai Festival Pengantin Nusantara yang diinisiasi Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati, kali ini juga ingin lebih mengenalkan adat Sembur Kemuning Banyuwangi selain ragam rias dari berbagai daerah. Acara yang dihelat pada Minggu, (4/6/2023) di RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo ini pun berhasil menarik antusiasme ratusan warga untuk menyaksikannya.

Festival yang telah memasuki tahun ketiga ini, menampilkan 14 regu yang terdiri dari 11 ranting HARPI dan 3 regu mandiri. Setiap regu menampilkan tema yang berbeda dengan melibatkan dua pengantin dalam setiap regu.

"Selain Mupus Banyuwangi, kami tampilkan berbagai ragam dandanan pengantin dari nusantara seperti Paes Ageng Jogja, Basahan Jawa, Suntiang Padang, Agung Bali, Aesan Gede Palembang, Siger Sunda, Siger Lampung, dan Madura," kata Ketua Panitia Festival Pengantin Nusantara, Suciati Suyanto, yang akrab dipanggil Cici.

Cici mengatakan, festival kali ini berupaya mengenalkan adat pengantin Banyuwangi, Sembur Kemuning. Sembur Kemuning adalah salah satu ragam adat pengantin Banyuwangi, selain Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton.

Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat pesisiran di Banyuwangi. Pakaian pengantin yang dikenakan didominasi warna kuning, orange dan ungu.

"Baju pengantin Banyuwangi mulai dikenal di daerah lain, dan mulai mendapatkan tempat. Nah, kami ingin mengenalkan kekayaan adat pengantin yang lain, yakni Sembur Kemuning, agar lebih dikenal banyak orang," tutur Cici.

Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku kagum atas antusiasme yang luar biasa dari warga. Bahkan, sebelum acara dimulai, masyarakat telah berkumpul di sepanjang jalan sepanjang 2 kilometer yang mengiringi pawai pengantin. 

"Semoga kegiatan ini kian memperkuat jejaring tata rias pengantin dan berkontribusi dalam pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di Banyuwangi," ujar Bupati Ipuk.

Ipuk mengimbau festival ini dimanfaatkan juga sebagai edukasi kepada masyarakat tentang pernikahan.

"Dengan kegiatan ini, saya berharap lebih digalakkan lagi konsultasi pernikahan pada pasangan muda. Para calon pengantin diberikan pemahaman tentang rumah tangga," saran Ipuk.

Salah satu perias pengantin, Nur Jannah, mengaku senang bisa menjadi bagian dalam Festival Pengantin Nusantara.

"Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari acara ini yang tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri tata rias di Banyuwangi. Festival ini adalah panggung yang bagus untuk berbagi kreativitas," ujar Nur, perwakilan HARPI ranting Genteng itu.

Selain pawai pengantin, Festival Pengantin Nusantara juga menyajikan beragam kegiatan budaya, seperti pertunjukan Jaranan Buto, Pagelaran Wayang Kulit, dan Pameran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Waterpark Cluring yang akan berlangsung hingga 7 Juni mendatang. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow