Dorong Inovasi sebagai Langkah Adaptasi, FIS UNJ Adakan Sesi Perkuliahan Eurasia

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (FIS UNJ) menyelenggarakan perkuliahan sesi keempat dan kelima dari The Eurasia International Course 2023.

Oktober 13, 2023 - 23:00
Dorong Inovasi sebagai Langkah Adaptasi, FIS UNJ Adakan Sesi Perkuliahan Eurasia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (FIS UNJ) menyelenggarakan perkuliahan sesi keempat dan kelima dari The Eurasia International Course 2023. Program yang terwujud atas kolaborasi FIS UNJ dengan The Eurasia Foundation (from Asia) ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi FIS UNJ. Melalui kegiatan ini, sivitas akademika diharapkan dapat memperluas perspektif keilmuan khususnya yang terkait transformasi masyarakat setelah pandemi Covid terjadi.

Acara yang dilaksanakan secara hibrid di Kampus A UNJ Jakarta dan disiarkan melalui live streaming Youtube FIS UNJ pada 13 Oktober 2023 ini dihadiri kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa, civitas akademika, dan masyarakat umum baik dari dalam maupun luar UNJ.

Sesi keempat perkuliahan internasional ini menghadirkan Dianni Risda dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan tema The Japanese Traditions to Fight the Pandemic of Covid-19. Dalam pemaparannya, Dianni menjabarkan berbagai tantangan yang Jepang hadapi, mulai dari tantangan yang bersifat geografis seperti iklim dan gempa bumi, perkembangan teknologi, tantangan demografi seperti menurunnya angka kelahiran, hingga berbagai tantangan di dunia pendidikan. 

“Untuk beradaptasi dengan aneka tantangan tersebut, Jepang mengedepankan inovasi, komunikasi, dan kolaborasi. Kita bisa belajar banyak dari ketangguhan Jepang dalam berinovasi. Meski demikian, proses akomodasi inovasi ini tetap harus mempertimbangkan kekhasan jati diri yang kita miliki,” pungkas Dianni.  Perkuliahan-Eurasia.jpg

Sementara itu, pada sesi kelima, Atika Wijaya dari Universitas Negeri Semarang menyampaikan pemaparannya yang berjudul The Dynamics of Indonesia's Tourism Development after Covid Era in Sociological Studies. Atika mengingatkan betapa terpukulnya sektor pariwisata Indonesia ketika pandemi terjadi. “Pariwisata bisa dikatakan mati suri karena semua negara membatasi interaksi dengan dunia luar,” ujarnya. 

Ketiadaan wisatawan tidak hanya berimbas pada lemahnya pendapatan masyarakat setempat, melainkan juga pada rusaknya aset-aset wisata karena tidak terawat. Hal ini berakibat fatal pada perekonomian negara. 

Senada dengan pandangan Dianni, Atika menggarisbawahi pentingnya pariwisata berkelanjutan sebagai langkah inovasi pasca pandemi. Pariwisata berkelanjutan menekankan keseimbangan tiga elemen, yakni people, profit, dan planet. “Dengan menerapkan pariwisata berkelanjutan, paradigma pariwisata sebagai komoditas yang dapat dieksploitasi digeser menjadi pariwisata yang memberdayakan komunitas dalam mengelola pertumbuhan pariwisata," lanjut Atika.

Pada pembukaan sesi, Kurniawati selaku Koordinator Pelaksana menekankan pentingnya wawasan global dalam menguatkan transformasi nasional. Ia menghimbau mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dan menggunakan kesempatan ini untuk meluaskan cakrawala berpikir. 

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Prof. Sarkadi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara. Apresiasi yang tinggi saya sampaikan khususnya pada para narasumber yang berkenan berbagi persepektif keilmuan dengan mahasiswa kami. Kolaborasi ini dapat terus berlanjut demi mewujudkan masyarakat yang kontributif dan berdaya, ungkap Prof. Sarkadi.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow