Dongkrak Produktivitas Tebu, Pemkab Blitar dan BBPP Ketindan Kerjasama Latih Petani Tebu

Dongkrak Produktivitas Tebu, Pemkab Blitar dan BBPP Ketindan Kerjasama Latih Petani Tebu ... ...

Mei 19, 2023 - 06:30
Dongkrak Produktivitas Tebu, Pemkab Blitar dan BBPP Ketindan Kerjasama Latih Petani Tebu

TIMESINDONESIA, BLITAR – Bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menyelenggarakan pelatihan agribisnis tebu. Kegiatan diselenggarakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Panggungrejo sebagai salah sentra penghasil tebu di Blitar. Kegiatan dilaksanakan sebagai upaya menggenjot produktivitas tebu agar tercapai swasembada gula.

Untuk mencapai swasembada gula, masih banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya produktivitas tanaman tebu. Kenyataannya bahwa dalam hamparan yang sama sekalipun, masih terjadi perbedaan yang mencolok produktivitasnya. Oleh karena itu, faktor teknislah yang paling mempengaruhi perbedaan produktivitas tebu.

Untuk menggenjot produksi tebu, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku usaha (petani).  Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap pelaku usaha maka manajemen produksi tebu akan meningkat dan secara otomatis produksi tebupun akan meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan kualitas SDM pertanian dan membuat sektor pertanian menjadi lebih menarik serta menguntungkan. 

Lahan yang dimiliki petani tebu di Kabupaten Blitar rata-rata adalah lahan lahan tegalan atau lahan kering, dimana pengairannya tergantung terhadap adanya hujan. Oleh karena itu kebiasaan petani dalam mengelola tanaman dilakukan saat mulai musim penghujan. Selain itu sistem penanamannya masih jauh dari sempurna, karena petani lebih senang menanam dengan sistem kepras yang berlebihan sehingga produksinya sangat rendah, ditambah lagi banyak kegiatan pemeliharaan yang tidak dilakukan.

Menurut Saeroji, Widyaiswara yang mengajar pada pelatihan ini mengatakan, bahwa semua tanaman apalagi tanaman tebu, apabila pemeliharaannya tidak dilakukan dengan baik maka produksinya akan menurun dratis. Walaupun tanaman yang dikelola adalah tanaman keprasan tetapi masih sangat perlu dilakukan pemeliharaan yang baik dan benar sehingga produksi masih bisa dipertahankan dan rendemen gulanyapun akan meningkat.

Melalui pelatihan agribisnis tanaman tebu ini diharapkan para petani bisa meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya dalam melaksanakan kegiatan yang mereka tekuni setiap hari yaitu berbudidaya tanaman tebu. Secara keseluruhan  pelatihan ini dilaksanakan untuk mencari solusi permasalahan yang dihadapi petani. Sehingga segala permasalahan yang dihadapi petani dipecahkan bersama melalui pemberian materi serta diskusi dalam pelatihan agribisnis tebu ini. Permasalahan yang dihadapi petani mulai dari tidak mendapatkan subsidi pupuk yang mencukupi sehingga pertumbuhan tanaman kurang baik, kurangnya tenaga kerja dan tidak mempunyai mekanisasi yang memadai sehingga banyak kegiatan pemeliharaan tidak dapat dilakukan dengan tepat, serta pembuatan bud chip yang belum dipahami petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, selama ini perkebunan telah memberikan kontribusi besar pada ekspor pertanian.

"Ekspor pertanian kita melejit karena subsektor perkebunan. Untuk itu, saya ingin sampaikan, komoditas perkebunan saat ini menjadi primadona kita dan akan terus menjadi primadona," kata Dedi.

Meski demikian, Dedi berharap agar produksi dan produktivitas komoditas perkebunan terus digenjot dengan menerapkan smart farming, menggunakan bibit berkualitas, bermutu, dan berpotensi hasil tinggi.

Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa saat ini sudah ada pupuk yang sudah berkembang, seperti pupuk hayati, mikroorganisme lokal, pupuk organik, dan bahan pembenah tanah alam alami.

"Itu semuanya bisa digunakan menggenjot komoditas pertanian," imbuhnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow