BKSAP DPR: Parlemen Indonesia dan Uni Eropa Satu Sikap Atasi Krisis Myanmar
Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dipimpin Wakil Ketua BKSAP Achmad Hafisz Tohir menerima kunjungan delegasi Wakil Presiden ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dipimpin Wakil Ketua BKSAP Achmad Hafisz Tohir menerima kunjungan delegasi Wakil Presiden Parlemen Uni Eropa Heidi Hautala di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Kedua perwakilan Parlemen melakukan dialog produktif mengenai isu-isu strategis di ekonomi, lingkungan, dan perdamaian serta stabilitas kawasan.
“Parlemen Indonesia & Parlemen Eropa sepakat mendorong tercapainya penyelesaian krisis berkepanjangan di Myanmar. Presidensi Indonesia di ASEAN (AIPA) saat ini diharapkan mampu menjadi jembatan perdamaian kawasan,” kata Hafisz usai pertemuan, dikutip Sabtu (24/6/23)
Hafisz menambahkan, Parlemen Uni Eropa mengapresiasi atas 5 butir konsensus ASEAN soal Myanmar yang meliputi: penghentian kekerasan, dialog konstruktif, penunjukkan utusan khusus, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman delegasi ke Myanmar.
Hafisz juga menekankan perlu aksi nyata, bukan hanya kecaman-kecaman atas krisis di Myanmar yang berimplikasi pada masalah sosial seperti penyelesaian isu Rohingya.
“Junta Myanmar terus menolak untuk mematuhi kelima konsensus tersebut. Sepertinya tetap saja kelihatannya Myanmar tidak mundur terhadap pembunuhan demokrasi. Bahkan sudah ada aktivis demokrasi yang juga mantan anggota parlemen dieksekusi mati,” papar Waketum DPP PAN ini.
“Saya kira sudah saatnya kita bersama PBB terkait hak asasi manusia memeberi penekanan serius bahwa yang dilakukan Myanmar itu tidak boleh terjadi, karena itu termasuk dalam democracy assassination,” ungkap Hafisz.
Lebih lanjut, Hafisz juga menyampaikan perhatian khusus terkait Regulasi Deforestasi Uni Eropa yang mempengaruhi perdagangan hasil pertanian seperti minyak kelapa sawit dan lain-lain.
“Upaya-upaya bagi sertifikasi ramah lingkungan & pengembalian fungsi hutan terus kami upayakan & tingkatkan. Sepanjang 2019-2020 angka deforestasi Indonesia berkurang 75% dari tahun-tahun sebelumnya, atau hanya sekitar 115.000 hektar," terang legislator dapil Sumsel I ini.
Menurut Hafisz, dalam dua tahun terakhir telah banyak peningkatan kualitas pertanian Indonesia dalam menekan angka deforestasi. Apalagi Indonesia telah melakukan moratorium perluasan lahan sawit yg mendorong pd efisiensi lahan sawit agar meningkat dari sisi produktivitas.
“Kami berharap hubungan yang baik dan setara antara Indonesia - Uni Eropa, apalagi pasar indonesia sgt besar,” urai Anggota Komisi XI DPR RI ini.
Terakhir, Hafis menyampaikan perlu didorong agar Parlemen Eropa dapat mendorong isu strategis dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU - CEPA).
“Seperti kita ketahui pasar Uni Eropa yang besarnya hampir sama dengan ASEAN tentu akan menjadikan kerja sama ini lebih potensial bagi kedua kawasan ini,” tandas Hafisz.
Hadir juga Wakil Ketua BKSAP Sukamta (F-PKS), Anggota BKSAP DPR RI Dave Akbarshah Fikarno (F-PG) dan Mercy Chriesty Barends (F-PDI Perjuangan). (*)
Apa Reaksi Anda?