BHS dan Gerindra Surabaya Buka Puasa Undang Pengemudi Bemo dan Loper Koran 

Suasana gayeng kental terasa. Bahkan, mereka juga mengajak keluarga dan sanak saudara.  ... ...

April 7, 2023 - 07:30
BHS dan Gerindra Surabaya Buka Puasa Undang Pengemudi Bemo dan Loper Koran 

TIMESINDONESIA, SURABAYA – PC Partai Gerindra Surabaya bersama Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengundang para sopir bemo dan loper koran untuk berbuka bersama di Restoran Prima Rasa, Surabaya, Kamis (6/4/2023). 

Suasana gayeng kental terasa. Bahkan, mereka juga mengajak keluarga dan sanak saudara. 

Pada acara buka bersama tersebut, BHS dan Ketua Gerindra Surabaya Cahyo Harjo Prakoso menyerap aspirasi para sopir bemo dan loper koran. 

Antara lain saat sopir bemo mengeluhkan kehadiran Feeder WiraWiri yang justru membuat angkutan mereka sepi penumpang. 

buka-puasa-bersama-BHS.jpgPara loper koran saat acara buka puasa bersama BHS dan Gerindra Surabaya, Kamis (6/4/2023). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia) 

"Mereka menginginkan adanya atau perhatian, saya pikir adalah wajar karena mereka sudah berperan cukup lama puluhan tahun mereka berperan. Kita sangat mengharapkan mereka tetap masih digunakan betul-betul," terang BHS di sela acara buka bersama, Kamis (6/4/2023).

BHS kemudian memberikan opsi. Ia menyarankan agar Pemerintah Kota Surabaya lebih memperhatikan nasib sopir bemo agar jangan sampai keberadaan mereka tergerus dengan dalih memodernisasi transportasi publik. 

BHS mendorong Pemkot Surabaya memberikan subsidi BBM kepada sopir bemo. 

"Sebisa mungkin memberikan subsidi kepada mereka terutama subsidi operasional, subsidi operasional untuk BBM saja. Menurut mereka perharinya 100 ribu untuk satu bemo, jadi kalau total kalau 300 bemo kira-ira totalnya ada sekitar 10 miliar setahun," ungkap BHS. 

Karena, dengan subsidi operasional tersebut, Pemkot Surabaya dapat menentukan waktu pemberangkatan bemo yang dulunya menjadi alat transportasi favorit publik yang kini hanya menjadi angkutan barang. 

"Jadi kalau mereka jalan setiap detik, setiap menit, masyarakat itu tahu bahwa ada Time table dan sebagainya maka masyarakat akan suka transportasi publik," sambung BHS. 

BHS memperkirakan total jumlah anggaran subsidi operasional bagi sopir bemo sekitar Rp10 miliar per tahun.

Angka tersebut dinilai masih memenuhi jika dibandingkan total APBD Pemkot Surabaya yang mencapai Rp12 triliun. 

BHS juga menginstruksikan DPC Gerindra Surabaya untuk menggodok usulan ini di kursi legislatif.

"Nggak ada artinya Rp10 miliar tapi pengemudi bemo bisa sejahtera, masyarakat bisa terlayani tepat waktu secara baik, secara terus-menerus sampai ke titik poin-poin yang dituju masyarakat. Jadi ini moga-moga pemerintah kota mau mendengar dan mau merealisasikan ini," harapnya.

Di tempat yang sama, Ketua DPC Gerindra Surabaya Cahyo Harjo Prakoso berjanji akan mengkomunikasikan opsi untuk mempertahankan keberadaan bemo dengan Anggota DPRD Surabaya dari Fraksi Gerindra. 

Cahyo mengatakan, subsidi bagi sopir bemo dapat memberikan efek domino kesejahteraan sekaligus transisi ekonomi daerah. 

"Subsidi kepada teman-teman bemo ini sangat penting karena kita tahu bahwa keberadaan bemo ini tidak hanya melulu tentang transportasi tetapi juga membantu penyebaran transisi ekonomi di daerah, seperti kita ketahui kalau angkot atau bemo ini tidak hanya untuk ngangkat penumpang, lebih banyak ngangkat barang kalau jaman dulu, atau kadang juga bisa untuk ngangkat pariwisata," ujar Cahyo. 

Cahyo menilai Pemkot Surabaya sudah memiliki itikad baik mengajak sopir bemo untuk menjadi sopir Feeder Wira-Wiri Suroboyo.

Namun, kebijakan tersebut mempunyai kendala dan kekurangan dalam prosesnya. Sehingga ia berpendapat harusnya  keberadaan angkot atau bemo harus dipertahankan.

"Memang dalam kemajuan zaman modernisasi alat transportasi tetapi harus secara bertahap tidak menghilangkan yang lama dan tidak melupakan sejarah teman-teman angkot sudah membantu pemberdayaan peningkatan ekonomi kota Surabaya," tegasnya.

BHS dan DPC Gerindra Surabaya mengajak puluhan sopir bemo juga untuk mengapresiasi bahwa alat  transportasi publik ini dinilai mampu menerapkan zero accident.

Sementara itu, BHS juga menyoroti nasib loper koran saat ini. Mereka mulai tersisih sejak media digital merebak. 

Padahal, loper koran pernah berjasa besar untuk menyebarkan informasi yang ada di koran. Menurut BHS, keberadaan mereka juga harus diperhatikan Pemerintah Kota Surabaya. Karena di negara-negara maju, koran masih eksis dan mendapat tempat di hati masyarakat. 

Diketahui, pada acara buka bersama antara Gerindra Surabaya, Bambang Haryo Soekartono (BHS) ini juga diwarnai pemberian bantuan kepada sopir angkot dan bemo sebagai ucapan terima kasih BHS dan Gerindra kepada mereka yang telah berjasa namun dianggap sebelah mata oleh pemangku kekuasaan. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow