Bantu Mengatasi Pencemaran Lingkungan, KSM Tematik Unisma Malang Membuat Sistem Filtrasi Limbah Batik
Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) Unisma Malang melaksanakan program mengatasi limbah lingkungan yang diakibatkan oleh zat kimia
TIMESINDONESIA – Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) Unisma Malang melaksanakan program mengatasi limbah lingkungan yang diakibatkan oleh zat kimia yang dihasilkan dari pewarna batik pada UMKM Batik Kendedes di RW 12, Dusun Randutelu, Desa Randuagung, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Program ini berada dalam rangkaian kegiatan KSM-T yang berlangsung selama 1,5 bulan dengan koordinator Muhammad Khoirur Rozikin yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Angkatan 2019. Kegiatan ini mengangkat tema “Peduli Lingkungan, Bentuk Tanggungjawab Pada Generasi Mendatang”.
Kelompok 33 yang di bimbing oleh Oktriza Melfazen ST., MT. menjadi kelompok pertama Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik yang mengusung manajemen pengelolaan limbah industri di kategori UMKM, khususnya dalam bidang indsutri batik di area tersebut.
Informasi yang didapat dari Ibu Hendrawati, pelaku indsutri batik Kendedes menyatakan bahwa dalam proses produksi batiknya menggunakan empat jenis pewarna yaitu pewarna sintetis, pewarna naptol, pewarna indigosol, dan pewarna remasol. Keempat jenis pewarna ini merupakan pewarna yang digunakan sebagai pewarna utama dengan melewati empat proses pencelupan sebelum zat pewarna itu di buang langsung ke selokan. Belum ada upaya penanganan khusus terhadap limbah produksi batik tersebut.
“Melihat kondisi di lapangan tentang limbah zat kimia pewarna dibuang mentahan langsung di selokan, kami merasa peduli untuk berbagi edukasi tentang pencemaran lingkungan dan tergerak untuk memikirkan manajemen pengolahan limbah, dimana limbah yang dihasilkan oleh UMKM Batik Kendedes ini merupakan limbah yang mengandung zat kimia yang berpotensi bahaya dan nantinya dapat mengancam lingkungan sekitar terutama kesuburan tanah di kemudian harinya. Program ini diharapkan mampu untuk mengurangi pencemaran lingkungan pada tanah selokan yang menjadi jalur pembuangan,” Tutur Muhammad Khoirur Rozikin, koordinator kelompok 33 KSM-T Unisma Malang.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Mahasiswa kelompok 33 KSM-T Unisma merealisasikan sebuah sistem filtrasi air limbah batik dengan metode pengendapan dan penyaringan. Langkah awal yang dilakukan yaitu mengendapkan limbah pewarna dengan media tendon selama tiga hari, setelah proses pengendapan air limbah pewarna dicampur dengan campuran tawas dan kaporit selama tiga hari dan seterusnya dibuang ke saluran pembuangan melewati pipa saringan.
Setelah pipa tersebut terdapat beberapa bahan penyaringan dengan susunan awal ijuk, kerikil besar, batu zeolit, kapas, karbon aktif granular, kapas, kerikil kecil, pasir kasar, pasir halus, dan terakhir ditambahkan spon atau busa serta serabut kelapa.
Pada lapisan awal yang berisi ijuk berfungsi untuk menyaring partikel-partikel kasar dan meratakan aliran air, pada lapisan kedua ditempatkan kerikil besar yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel kasar dan membantu aerasi oksigen, lapisan tiga berupa batu ziolit yang digunakan untuk mengikat kandungan logam yang terkandung dalam air serta mampu menurunkan kadar besi yang tinggi.
Lapisan selanjutnya kapas berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang halus (diatur oleh tingkat ketebalan). Karbon aktif granular pada lapisan berikutnya difungsikan untuk menyerap bau dan warna pada air limbah. Selanjutnya lapisan kerikil kecil berfungsi untuk menyaring partikel-partikel halus dan membuat aerasi oksigen.
Pasir yang berada pada lapisan selanjutnya berfungsi untuk menahan endapan lumpur. Kemudian lapisan spon atau busa berfungsi untuk menyaring partikel-partikel halus. Dan terakhir serabut kelapa berfungsi untuk menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan meratakan air yang mengalir.
Hingga berita ini diturunkan, pengujian terhadap air limbah batik yang telah dilakukan baru sampai pada pengecekan kejernihan dan pengukuran pH air. Air limbah batik sebelum disaring berwarna pekat karena kandungan zat kimia pewarna dan memiliki bau menyengat, air limbah batik yang telah melalui proses filtrasi menjadi tidak berbau dan kejernihan air yang sama dengan air jernih pada umumnya.
Kadar pH air limbah batik yang telah melalui proses filterisasi berada pada angka 4,5. Pembuangan limbah yang sudah terfilterisasi dialirkan ke pipa yang nantinya akan menuju selokan khusus pembuangan limbah warga.
Dengan mengenalkan serta merealisasikan program ini diharapkan menjadi salah satu bentuk langkah awal untuk membangun kesadaran masyarakat terutama pelaku usaha kecil menengah akan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini sebagai bentuk tanggungjawab bersama dalam pelestarian lingkungan yang juga nantinya akan diwariskan pada generasi selanjutnya. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Azizatur Rosyidah, dkk. Mahasiswa KSM Tematik Kelompok 33 Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?