Wakil Rektor III Beberkan Ciri Islam Moderat yang Dikembangkan di Unisla
Universitas Islam Lamongan (Unisla) memiliki komitmen kuat untuk menjadi kampus moderat dan membentuk mahasiswa menjadi muslim yang moderat.
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Universitas Islam Lamongan (Unisla) memiliki komitmen kuat untuk menjadi kampus moderat dan membentuk mahasiswa menjadi muslim yang moderat.
Hal ini disampaikan oleh Dr Winarto Eka Wahyudi, M.Pd.I, Wakil Rektor III Unisla, usai memberikan materi Aswaja dan Pencegahan Radikalisme, Intoleransi, Gerakan Nasional Revolusi Mental, Napza di Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Paduraksa Unisla 2023 yang mengusung tema “Dengan PKKMB Kita Bangun Karakter dan Spiritual Mahasiswa yang unggul dan Berakhlak Mulia” di Aula Lantai 3 Pasca Sarjana Unisla, Sabtu, (23/9/2023).
Menurutnya, moderasi beragama yang akan dikembangkan, misalnya satu paham ke-Islaman yang kompatibel dan relevan dengan semangat kebangsaan.
“Paham ke-Islaman yang kemudian mengakomodir terhadap kebudayaan, paham ke-Islam yang anti radikalisme dan Intolerasi, paham ke-Islaman yang sangat akomodatif dan juga terbuka terhadap seluruh perbedaan yang ada.. Ini ciri-ciri Islam moderat yang ingin dikembangkan di Unisla," kata Eka.
Sehingga ke depan, sambungnya, para mahasiswa di Unisla mampu menjadi satu agen sosial, agen perubahan, muslim yang menjadi satu figur dan satu karakter ke-Islaman yang relevan dengan semangat Bhinneka Tunggal Eka.
“Terkait moderasi beragama yang menjadi salah satu materi penting dalam PKKMB karena kita berkomitmen bahwa Islam yang dikembangkan dan diajarkan oleh Unisla adalah Islam yang akan membentuk satu manusia yang di satu sisi menjadi pemeluk agama Islam yang taat, di sisi lain menjadi warga negara yang baik," ujar Eka.
Dua sifat ini dikatakan Eka seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan. Sebab, ada satu kelompok tertentu yang di satu sisi ingin membela Islam tapi membenturkan dengan Pancasila.
Di sisi lain, ada kelompok-kelompok di Indonesia yang sekana-akan pancasilais sehingga membendung kelompok-kelompok Islam.
“Ini tidak boleh terjadi. Maka moderasi beragama menjadi salah satu asupan informasi dan materi kepada peserta PKKMB untuk membentuk satu figur seorang muslim yang taat beragama tapi juga menjadi warga negara yang baik," tutur Eka. (*)
Apa Reaksi Anda?