UB Perkuat Pengunaan PAMSIMAS di Kabupaten Malang
Universitas Brawijaya (UB) Malang terus memperkuat penggunaan Pengguna Air Minum Bersih Masyarakat (PAMSIMAS) di wilayah Kabupaten Malang ... ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) Malang terus memperkuat penggunaan Pengguna Air Minum Bersih Masyarakat (PAMSIMAS) di wilayah Kabupaten Malang.
Tim Pengabdian Masyarakat dari Sosiologi UB ini terdiri dari Dr. Ahmad Imron Rozuli, M.Si dan Anik Susanti, M.Si. Mereka melakukan terobosan dengan cara mengaktivasi nilai-nilai konservasi masyarakat lokal dalam mengangkat kualitas dan manajemen air. Sehingga dalam tahap tersebut tim pengabdian bergerak melalui kesepakatan bersama dalam merapikan manajemen pengelolaan air sungai yang digunakan di Desa Sumbersuko Kecamatan Wagir dan Desa Kedungrejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
Dr Ahmad Imron Rozuli mengungkapkan kajian mengenai kualitas dan ketersediaan air menjadi penting untuk dilestarikan, terutama dalam memberikan sosialisasi tentang pentingnya menjaga air dan mengintegrasikan terhadap nilai-nilai lokal masyarakat.
“Dengan begitu, keberadaan petani akan tertolong dari aspek ketersediaan air beserta air minum bersih pada keluarga petani,” ucapnya.
Pada pengabdian masyarakat ini, tim juga melakukan pemetaan jaringan air pada anggota Pamsimas serta mengobservasi secara langsung titi sumber air. Selama melakukan partisipan, tim pengabdian juga memberikan pemahaman kepada pemuda dan kalangan ibu-ibu rumah tangga tentang pentingnya memanfaatkan limbah air keluarga dan menjaga perilaku untuk tidak membuang air sembarangan. Tim pengabdian juga melakukan survei online kepada nasabah PAMSIMAS.
33 responden dari total 250 KK sebagai pengguna Pamsimas, menunjukkan bahwa sebagian besar 85,8% air digunakan untuk memasak dan mencuci. Kemudian sebesar 72,7% air digunakan untuk mandi, serta sisanya sebesar 66,7% digunakan oleh warga untuk minum.
Tim pengabdian dan pengelola PAMSIMAS juga melakukan diskusi telaah kebutuhan dan yang bisa dilakukan saat ini.
“Dari diskusi ini muncul ide mengenai layanan PAMSIMAS berbasis online, baik secara informatif, pembayaran online, jumlah nasabah, keluhan, dan lainnya yang sudah disediakan dalam website resmi,” papar Dr Ahmad Imron Rozuli.
Tim pengabdian juga menyelenggarakan FGD bersama petani Kedungrejo yang berada di dusun Genitri. Forum diskusi ini dilakukan dengan tujuan untuk memetakan potensi desa di bidang pertanian dan menggali permasalahan yang dialami oleh warga selama menjalani profesi sebagai petani.
“Kedungrejo memiliki potensi menjadi Desa Sejuta Sayur. Hal ini dikarenakan hasil panen sayur di Kedungrejo tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, namun juga dijual ke luar Malang,” ungkap Dr. Muhammad Muzakki, M.S.i, koordinator SDGs.
Sementara tim Pengabdian Masyarakat, Dr. Ahmad Imron Rozuli, SE., M.Si. mengatakan salah satu tujuan dari program yang dilakukan oleh SDGs UB di Desa Kedungrejo yang juga bersinggungan dengan program Doktor Mengabdi adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas air khususnya di bidang pertanian.
“Hal ini dilakukan untuk mempertahankan dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian agar tidak dialihfungsikan menjadi lahan pemukiman,” paparnya, Rabu (20/9/2023).
Ahmad Imron Rozuli menyebutkan tujuan program yang dilakukan oleh tim pengabdian dan tim SDGs di Desa Kedungrejo antara lain mengintegrasikan sistem irigasi pertanian, membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, membentuk citra desa sebagai desa bersih, menanggulangi keterbatasan pupuk, dan menata akses jalan menjadi lebih baik.
Ketua Kelompok Tani Desa Kedungrejo yang hadir pada diskusi tersebut menegaskan bahwa para petani perlu untuk mengoptimalkan keberadaan Kelompok Tani di desa. Untuk hal itu, perlu untuk mengadakan sosialisasi kepada para petani terkait pentingnya organisasi di bidang pertanian.
Secara garis besar, kebutuhan penting yang diharapkan oleh petani untuk dapat terpenuhi dengan baik ialah seputar persoalan distribusi pupuk subsidi yang merata, ketersediaan air yang cukup dan lancar dengan sistem irigasi yang baik, integrasi petani melalui kelembagaan, hingga edukasi pertanian untuk meningkatkan kapasitas petani.
“Terkhusus untuk urusan manajemen pertanian, agar dapat menarik minat generasi muda pada bidang pertanian, sehingga regenerasi petani tetap berjalan dengan baik,” ucap Dr Ahmad Imron Rozuli.(*)
Apa Reaksi Anda?