Wali Kota Sutiaji Sesalkan Sikap Pemain Futsal Kota Malang Tendang Pemain Lawan Saat Selebrasi Sujud
Wali Kota Malang, Sutiaji menyesalkan sikap pemain futsal asal Kota Malang yang menendang pemain lawannya dari Kabupaten Blitar saat selebrasi sujud di pertandingan pereb ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Wali Kota Malang, Sutiaji menyesalkan sikap pemain futsal asal Kota Malang yang menendang pemain lawannya dari Kabupaten Blitar saat selebrasi sujud di pertandingan perebutan semi final Porprov Jatim VIII 2023, Kamis (14/9/2023) lalu.
"Saya atas nama Pemerintah Kota sebagai pembina dari KONI menyesalkan perbuatan perbuatan yang demikian," ujar Sutiaji, Rabu (20/9/2023).
Padahal, diakui Sutiaji, saat pemberangkatan kontingen Kota Malang di ajang Porprov Jatim 2023, ia sudah mengingatkan kepada seluruh atlet untuk bisa bersikap fairplay dalam kondisi apapun. Bahkan, ia menekankan kepada seluruh atlet untuk bisa mengendalikan emosi dan bisa menjaga nama baik Kota Malang.
"Ketika pemberangkatan sudah saya sampaikan, tolong bawa nama baik Kota Malang, kamu harus bisa mengendalikan emosi, karena sebetulnya yang dicari dalam sebuah pertandingan itu satu, semangat, kedua disiplin, ketiga kerjasama dan keempat fairplay. Itu pesan saya," ungkapnya.
Kemudian, dari klarifikasi yang ia terima dari pihak KONI Kota Malang bahwa aksi dari pemain tim Kota Malang itu tidak sengaja mengenai bagian kepala pemain dari Kabupaten Blitar. Akan tetapi, informasi tersebut ia terima secara satu pihak.
"Saya sudah klarifikasi untuk pemain futsal itu. Jadi ceritanya, ketika sujud syukur itu ada bola, lempar bola, dia nendang, teeus kena kakinya bukan kepala. Sekali lagi ini informasi sepihak, saya klarifikasi kepada KONI," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa persoalan ini telah selesai secara damai. Pihak tim futsal Kota Malang sudah meminta maaf secara langsung kepada tim Kabupaten Blitar seusai pertandingan.
"Ia sudah di kartu merah setelah pertandingan selesai, sudah saling memaafkan diantara semuanya. Saya tidak bisa ngukur itu emosi atau tidak," ucapnya.
Seperti berita sebelumnya, pihak KONI Kota Malang juga telah meminta maaf secara terbuka dan segera melakukan evaluasi agar peristiwa tersebut tak kembali terulang.
"Saya selaku Binpres (Bidang Pembinaan dan Prestasi) KONI Kota Malang memohon maaf. Saya akan melakukan pembinaan yang lebih baik khususnya," kata Ketua Binpres KONI Kota Malang, Danny Agung Prasetyo.
Kemudian, Ketua Asosias Futsal Kota (AFK) Kota Malang, Bagus Irmawanto sempat mebantah jika pemainnya menendang pemain lawan tepat di bagian kepala. Namun, ia memastikan bahwa yang ditendang adalah bagian bahu pemain lawan saat selebrasi sujud.
"Yang viral kan katanya nendang kepala. Padahal itu bahu yang ditendang," kata Bagus.
Menurutnya, laga perebutan tiket semifinal tersebut memang memiliki tensi yang cukup tingfi. Bahkan ia mengaku bahwa anak asuhnya sejak awal sudah geram dengan jalannya pertandingan, karena merasa dicurangi.
Emosi para pemain pun memuncak hingga akhirnya 3 pemain futsal Kota Malang dihadiahi kartu merah, termasuk yang menendang lawan saat selebrasi.
"Dua kena kartu merah, pemain kita pas pasan, lalu defense dan kecapekan. Emosi anak anak labil, kemudian lawan memprovokasi kami dan terjadi itu," tuturnya.
Laga tersebut berakhir dengan skor 5-0 untuk kemenangan Kabupaten Blitar. Usai laga, ia bersama official mengaku langsung meminta maaf kepada pelatih futsal Kabupaten Malang.
"Saya selesai pertandingan meminta maaf ke pelatih Blitar. Katanya tidak apa apa, rivalitas 20 menit kali dua. Selebihnya, diluar kita saudara. Jadi masalahnya sudah clear," tandasnya.(*)
Apa Reaksi Anda?