Tunagan Siap Menuju Kampung Siap Siaga Bencana

Siang hari pukul 14.00 WIB Simulasi Bencana Gempa Cianjur dimulai. Seluruh warga sedang melakukan aktivitas di rumah masing-masing.

Agustus 29, 2023 - 12:30
Tunagan Siap Menuju Kampung Siap Siaga Bencana

TIMESINDONESIA, CIANJUR – Siang hari pukul 14.00 WIB Simulasi Bencana Gempa Cianjur dimulai. Seluruh warga sedang melakukan aktivitas di rumah masing-masing. Ada yang sedang menjaga warungnya, menonton televisi, atau memasak di dapur untuk keluarganya. Selang 30 menit setelahnya, warga yang masih di dalam rumahnya mulai membuka pintu. Mereka berlarian ketika kentongan dan sirine tanda bahaya dibunyikan. Terlihat seorang bapak yang mencari keberadaan anaknya, seorang ibu yang menggendong bayinya, dan beberapa orang lainnya yang tertimpa reruntuhan bangunan. Tercatat ada 80 rumah rusak berat, tiga bangunan mushola rusak sedang, tiga orang dilaporkan hilang, sementara tujuh orang mengalami cedera berat sampai ringan.

Ini merupakan skenario awal terjadinya gempa dalam Simulasi Bencana Gempa bagi warga terdampak Gempa Cianjur pada November tahun lalu. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada 27 Agustus 2023 di Kampung Tunagan, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Simulasi ini menjadi sebuah upaya dari warga untuk dapat membangun kesiapsiagaan secara mandiri. Seandainya bencana terjadi lagi, simulasi ini menjadi langkah yang baik dalam pengurangan risiko bencana.

Simulasi diikuti oleh setidaknya hampir 300 warga yang berasal dari tiga RT. Komposisi peran sertanya cukup seimbang baik perempuan maupun laki-laki, baik orang dewasa maupun orang muda. Bahkan anak-anak juga antusias untuk mengikutinya. Selain IDEP dan KUN Humanity System+, berbagai pihak yang terkait penanggulangan bencana di Kabupaten Cianjur juga turut terlibat, yaitu Relawan Tangguh Bencana (Retana), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Kepala Dusun, Kepala Seksi Kesejahteraan (Kasi Kesra), Puskesmas, dan rekan-rekan jurnalis.

Pertolongan pertama pada korban tertimpa reruntuhan bangunan (Foto: Nicolaus Sulistyo/IDEP)

Melihat kejadian tersebut, beberapa warga turut bergabung sebagai relawan dalam evakuasi korban. Mereka ikut dalam penanganan dan membawa korban sampai ke posko kesehatan. Sementara dapur umum juga masih dalam proses mengumpulkan data dari seluruh regu yang lain demi memastikan semua warga tidak ada yang kelaparan.

Selain warga yang berkumpul untuk mengamankan diri di Baleriung, anak-anak juga mendapatkan pendampingan. Mereka mendapatkan hiburan, sesekali bernyanyi, dan saling tertawa dalam formasi lingkaran besar. Hal ini cukup penting untuk memastikan rasa aman dan nyaman dalam upaya mengurangi rasa takut dan trauma.

Retana banyak mengumpulkan data dari posko sementara dan logistik. Memastikan bahwa seluruh warga di Kampung Tunagan sudah tercatat, termasuk korban yang mengalami kecelakaan dan masih hilang belum ditemukan. Jurnalis menyusul setelahnya untuk melakukan konfirmasi atas dampak bencana secara rinci untuk dapat dikabarkan pada khalayak dengan segera, mengingat bahwa akses jalan menuju Kampung Tunagan tidak mudah untuk dilalui. Simulasi Bencana Gempa Cianjur ini berlangsung hingga pukul 17.00 WIB.

Warga mengamankan diri di Baleriung Kampung Tunagan yang menjadi Posko Bencana (Foto: Nicolaus Sulistyo/IDEP)

IDEP Program Coordinator, Putu Suryawan mengatakan, simulasi di Kampung Tunagan dimulai dari Focus Group Discussion (FGD) dalam empat hari terakhir sebagai kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat yang sebelumnya menjadi korban gempa Cianjur.

“Kegiatan yang dilakukan di sini ada banyak. Mulai dari pos kesehatan keliling ke beberapa desa termasuk Kampung Tunagan. Berikutnya disribusi tempat sampah edukasi tentang sistem penanganan sampah, pendampingan dan penguatan kapasitas masyarakat terkait Rumah Aman Gempa. Selain itu juga edukasi dalam pertanian berkelanjutan melalui Kebun Pekarangan Keluarga dengan pendekatan permakultur sehingga masyarakat dapat lebih tangguh dan mandiri terutama soal pangan,” terangnya.

Selama empat hari pelatihan, warga diajak untuk belajar bersama tentang penanggulangan risiko bencana, kaji cepat saat bencana terjadi, pertolongan pertama dan evakuasi pada korban bencana, air bersih dan sanitasi, manajemen posko dan logistik, pembentukan Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB), hingga persiapan simulasi gempa bumi.

“Dalam peningkatan kapasitas untuk Pengurangan Risiko Bencana, kita mengadakan simulasi yang dimulai dari adanya Focus Group Discussion (FGD) mulai dari merencanakan jalur evakuasi, membuat peta, melakukan koordinasi warga lintas RT, dan berikutnya melakukan pelatihan tanggap darurat dengan membentuk Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) di Kampung Tunagan. Dari pelatihan ini diharapkan 30 orang yang terlbat dalam serangkaian pelatihan ini menjadi pionir sehingga Tunagan semakin tangguh dan kuat kedepannya terutama dalam menghadapi bencana,” tambahnya.

Seri pelatihan yang digelar sepanjang program yang akan berakhir pada Desember tahun ini merupakan upaya mendukung warga lokal dengan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang diperlukan dalam proses pemulihan yang efektif. Dengan berfokus pada ketangguhan, keberlanjutan, dan pemberdayaan komunitas, kerja sama antara IDEP dan KUN Humanity System+ diharapkan dapat meninggalkan dampak berkelanjutan, serta memungkinkan Cianjur bangkit lebih kuat dan lebih tangguh dari sebelumnya.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow