Tumbuhkan Jiwa Enterpreneur Pemuda Tani Melalui Bimtek Pengembangan Smart Farming di Madiun
Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggaungkan pentingnya penerapan smart farming untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertanian dalam menghadapi tan ...
TIMESINDONESIA, MADIUN – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggaungkan pentingnya penerapan smart farming untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertanian dalam menghadapi tantangan masa depan.
Melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang), Kementerian Pertanian bersama dengan Komisi IV DPR RI menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian di Rumah Makan Utama Madiun, pada Sabtu (15/4/2023), dengan tema Penumbuhan Wirausahawan Muda dalam Pengembangan Smart Farming. Tema ini ditetapkan merujuk dari potensi pengembangan pertanian yang saat ini sudah mengandalkan teknologi dan sebagai salah satu bentuk penyelesaian masalah regenerasi petani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus mendorong penerapan program smart farming di Indonesia. Menurutnya, smart farming adalah solusi pasti bagi peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligus meningkatkan efisiensi sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi bisa diwujudkan.
Menurut SYL, percepatan menuju pertanian modern dapat diwujudkan secara cepat apabila program tersebut dapat dikembangkan secara baik. Yang pasti, kata dia, efisiensi tenaga, waktu dan biaya produksi harus bisa diturunkan hingga 30 persen.
“Dengan efisiensi, marginnya bisa kita naikan. Saya kira semua bisa kita wujudkan dengan kebersamaan. Dan ingat pertanian itu memberi keuntungan dan memberi kebaikan,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengungkapkan saat ini adalah eranya generasi milenial dalam mengambil peran dan kesempatan.
Menurutnya, kemajuan pertanian harus didukung petani milenial karena milenial memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
“Di era 4.0 ini ada lima hal yang harus di pegang oleh petani milenial yaitu rencana, antusias, ilmu pengetahuan, keterampilan dan aksi nyata. Jika itu semua ada di genggaman kalian impian mu pasti akan terwujud. Hilangkan paradigma kalau petani itu miskin. Mulai untuk mengelola dengan serius dari budidaya, hilirisasi produk, hingga pengembangan pasarnya, pasti akan lebih mengembangkan ekonomi, jangan hanya budidayanya saja,” jelasnya.
Saat ini petani di Kabupaten Madiun masih didominasi oleh petani konvensional dan usia Pertanian yang rata-rata sudah tua. Permasalahanya lain yang dihadapi yaitu menurunnya minat pemuda untuk bekerja di sektor pertanian. Melihat potensi yang ada di Kabupaten Madiun, maka strategi yang dapat dilakukan yaitu memperkuat sumber daya manusia pertanian, dengan mengubah kesan kepada pemuda bahwa sektor pertanian bukan hanya budidaya tanaman di sawah melainkan usaha agribisnis dari subsistem hulu sampai hilir yang memberikan peluang kerja dan peluang usaha yang sangat luas. Strategi lain yang bisa ditempuh yaitu dengan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahawan dan meningkatkan aktivitas kewirausahawan generasi muda melalui Bimtek.
Kegiatan Bimtek dihadiri langsung oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Mindo Sianipar, Direktur Polbangtan Malang yang dalam hal ini di wakili oleh Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Suhirmanto, dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto.
Isu yang sedang berkembang saat ini yaitu Indonesia dihadapkan pada dampak pandemi covid-19 terhadap kehidupan petani, dampak perang ukraina yaitu krisis pangan, dan perubahan iklim. Kebutuhan akan pangan yang terus meningkat seiring jumlah pertambahan penduduk masih menjadi kebutuhan strategis dalam pembangunan pertanian.
“Untuk mengantisipasi kondisi ini diperlukan peran pemuda yang masih idealis dalam pengembangan pertanian secara cerdas yaitu smart farming", ujar Suhirmanto pada sambutannya.
Isu yang dipaparkan Suhirmanto, ternyata didukung oleh pernyataan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto yang menyatakan bahwa Kabupaten Madiun memiliki kelompok petani milenial.
“Kondisi data di Madiun saat ini memiliki 176 kelompok petani milenial atau sekitar 450 petani milenial yg sudah terdaftar di Dinas Pertanian,” papar Sumanto.
Menurut Sumanto, potensi ini dapat diintervensi untuk pengembangan teknologi pertanian di Kabupaten Madiun.
Anggota Komisi IV DPR RI, Mindo Sianipar mengatakan bahwa pada dasarnya profesi petani adalah seorang pengusaha.
"Petani pengusaha yaitu petani yg bekerja dan berani mengambil resiko. Jika tidak atau belum menjadi pengusaha, maka perlu ditreatment untuk menjadi seorang pengusaha salah satunya melalui Bimtek ini," ujar Mindo saat membuka kegiatan Bimtek.
Tokoh yang mencetuskan Program Mari Sejahterakan Petani (Program MSP) mendorong petani untuk menerapkan teknologi dalam aktivitas pertaniannya. Melalui program-program yang menjadi brand program Mindo ini harapannya dapat mendorong kemajuan pertanian yang salah satunya smart farming.
Bimtek kali ini menghadirkan praktisi langsung dalam penerapan smart farming dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Sinau Tani, yang menjelaskan konsep pertanian masa depan, dengan penumbuhan wirausahawan muda di bidang pertanian. (*)
Apa Reaksi Anda?