Tingkat Perjalanan Kapal Sembako Antar Kepulauan di Banyuwangi Cenderung Stagnan
Memasuki hari ke-14 Ramadan, kebutuhan akan sembako untuk persiapan menyambut hari raya Idul Fitri biasanya meningkat. ... ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Memasuki hari ke-14 Ramadan, kebutuhan akan sembako untuk persiapan menyambut hari raya Idul Fitri biasanya meningkat. Namun di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, intensitas permintaan pengiriman barang antar kepulauan belum memperlihatkan adanya peningkatan jelang mudik lebaran 2023.
Perlu diketahui, kapal kayu yang bersandar di dermaga pelabuhan Boom marina, tepatnya berada di depan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Pengumpan Regional (PPR) Banyuwangi, Jawa Timur itu, mengangkut sembilan bahan pokok, diantaranya, beras, gula pasir, minyak goreng atau mentega, daging sapi atau ayam, telur ayam, susu, jagung, gas LPG dan garam.
Tidak hanya itu, mereka juga kerap mengangkut buah-buahan, bahan-bahan bangunan hingga barang pecah belah seperti piring, sendok, mangkok, timba hingga parutan yang akan dikirimkan ke Pulau Pegerungan Besar, Sapeken dan Sepanjang.
Kapten kapal motor (KM) Aryuti 02, Aan Mu’amar mengatakan, sampai saat ini belum ada kenaikan permintaan barang sembako dari masyarakat kepulauan. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya dipertengahan bulan puasa sudah terlihat secara signifikan.
“Pengiriman barang masih sama seperti biasa,” kata laki-laki asal Pulau Pegerungan Besar itu, Rabu (5/4/2023).
Terkait belum adanya lonjakan permintaan barang, masih Aan, dia tidak mengetahui penyebabnya. Mengingat, tahun-tahun sebelumnya di titik waktu yang sama kenaikan permintaan sudah terjadi.
“Kurang tau saya penyebabnya,” cetusnya.
Diceritakan Aan, pihaknya dari Pulau Pagerungan membawa kelapa dan hasil tangkapan laut untuk di jual di Bumi Blambangan. Setelah menunggu beberapa hari, dia berangkat lagi sambil membawa bahan-bahan pokok.
“Kita kesini bawa kelapa dan ikan. Kalau pulang bawa bahan-bahan kebutuhan warga sana,” tuturnya.
Kepala UPT PPR Banyuwangi, Hari Yulianto, ST, MSi, melalui Kasie Teknis Kepelabuhan, Suharyana menyampaikan, berdasarkan pantauan dilapangan memang jumlah pengiriman barang masih stagnan seperti hari biasa.
“Belum nampak adanya peningkatan pengiriman barang,” ungkapnya.
Suharyana menjelaskan, jumlah kapal yang masuk dibulan Ramadan dan hari-hari biasa juga bisa dibilang sama, dengan rata-rata perbulan sekitar 30an kapal yang bersandar disini.
“Yang masuk ya itu-itu aja, dan kapalnya sama,” cetusnya.
Menurutnya, jika berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, ada peningkatan di pertengahan bulan puasa. Pasalnya, H-3 sampai sekitar H+5 tidak ada kapal yang masuk sehingga para pemilik dan abk lebih memilih libur, sehingga aktivitas pengiriman sembako ditiadakan. (*)
Apa Reaksi Anda?