Tangani Hama, KSM-T 69 UNISMA Ajak Warga Membuat Biopestisida
Mahasiswa KSM Unisma Malang memberikan penyuluhan membuat biopestisida sebagai salah satu program kerjanya.
TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa KSM Unisma Malang memberikan penyuluhan membuat biopestisida sebagai salah satu program kerjanya.
Penyuluhan dilaksanakan di Dusun Kaliasem Desa Kalipare Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang. Pembuatan biopestisida untuk memanfaatkan sampah organik seperti kulit bawang. Alih-alih langsung membuang kullit bawang, ternyata kulit bawang ini masih dapat digunakan sebagai pestisida nabati yang mana tidak merusak lingkungan dan sangat bermanfaat bagi tanaman, terutama bagi sobat yang memiliki taman di pekarangannya.
Dari situasi tersebut mahasiswa KSM-T 69 Unisma Malang di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Mohamad Bastomi, Se., MM berlokasi di kediaman Ibu Sumaiyah selaku perwakilan Ibu kader Kaliasem mengajak warga untuk memanfaatkan limbah kulit bawang untuk pembuatan pestisida nabati.
Di Dusun Kaliasem Desa Kalipare Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang sendiri rumah rumah warga memiliki lahan yang luas dan biasanya dihasi oleh berbagai tanaman hias yang indah, namun sayangnya sering terlihat warga yang masih membuang sampah organic sembarangan, dan salah satunya adalah kulit bawang.
Hal ini memicu suatu ide dari mahasiswa KSM-T kelompok 69, Roisul Amin yang berasal dari prodi agribisnis untuk memanfaatkan sampah kulit bawang – bawangan ini. Kulit bawang ternyata mengandung berbagai zat yang berguna bagi tanaman antara lain sodium, folat, vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan kalium yang dapat memberikan efek kesuburan bagi tanaman sehingga mempercepat proses pertumbuhan.
Dengan memanfaatkan zat zat yang terkandung didalam kulit bawang bawangan ini menjadi pestisida nabati yang dapat digunakan untuk tanaman tanaman di pekarangan rumah.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Tujuan dilakukannya penyuluhan ini untuk mensosialisasikan kepada warga alternatif selain pestisida kimia, yaitu pestisida nabati dengan menggunakan bahan dasar limbah rumah tangga yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Penggunaan pestisida kimia dapat meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan dan dapat membunuh musuh alami hama. Sedangkan pestisida organik tidak menimbulkan residu, bahan bakunya tersedia di alam sehingga harganya murah, mudah terurai dan ramah lingkungan. Hal ini dapat mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga pestisida kimiawi.
“Pembuatan pestisida nabati dengan memanfaatkan limbah ini mampu meminimalkan biaya pemeliharaan tanaman dan dapat meningkatkan pemberdayaan bagi warga Dusun Kaliasem,” ungkap Roisul Amin selaku pemateri.
“Dengan adanya penggunaan bahan dasar organik dapat mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi pada tanah dan bahan pestisida organik yang digunakan adalah kulit bawang merah yang berasal dari limbah dapur yang tidak terpakai,” ujar Della selaku ketua kelompok 69.
“Penyuluhan pembuatan pestisida nabati ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada warga bukan hanya sekedar mengetahui cara pembuatannya tetapi juga tentang bahaya bahan kimia terhadap tumbuhan selain itu hasil dari sosialisasi dapat membantu meminimalisir pengeluaran dengan membuat pestisida alami dari limbah kulit bawang” ujar Fatma sebagai peserta sosialisasi sekaligus warga setempat. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Mahasiswa KSM-T Kelompok 69 Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?