Taman Baca Masyarakat Galeri Kreatif, Menjembatani Kesenjangan Literasi
Taman Baca Masyarakat Galeri Kreatif (TBM), hadir sebagai solusi bagi masyarakat, khususnya anak-anak, untuk memperoleh akses terhadap pendidikan dan baca tulis yang mer ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Di sebuah desa terpencil yang berada di Malang Selatan, terdapat wadah edukasi dan literasi yang unik dan inspiratif telah muncul di wilayah ini. Taman Baca Masyarakat Galeri Kreatif (TBM), hadir sebagai solusi bagi masyarakat, khususnya anak-anak, untuk memperoleh akses terhadap pendidikan dan baca tulis yang merata.
Terletak di dusun Sukosari, desa Rejoyoso, kecamatan Bantur, Taman Baca Galeri Kreatif menjadi sarana yang menginspirasi dan membuka peluang baru bagi semua kalangan.
Muzeki S.Pd, beliau adalah salah satu founder dari Taman Baca Masyarakat Galeri Kreatif. Beliau mulai membuka wadah edukasi di dusun Sukosari ini sejak tahun 2011.
“Kampung ini banyak migrasinya, banyak orang tua yang bekerja di luar negeri, otomatis pendampingannya juga kurang," kata Pendiri TBM, Muzeki. S.Pd.
Selain memberikan edukasi, beliau ingin membuka kesempatan bagi anak-anak untuk bisa melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti kuliah. Kehadiran Taman Baca Galeri Kreatif di Malang Selatan menjadi angin segar bagi masyarakat dusun Sukosari dan sekitarnya.
Kegiatan pembelajaran ini bermacam-macam, terdapat taman baca yang bisa diakses selama 24 jam. Setelah itu, TBM telah meminjamkan ke berbagai sekolahan terdekat sebanyak 100 eksemplar secara rolling. Ada juga kegiatan pembimbingan dan motivasi belajar di hari senin hingga kamis, dipagi hari untuk anak Sekolah Dasar dan malam hari untuk Sekolah Menengah Atas dan tidak dipungut biaya sepeserpun.
“Gurunya disini ada yang volunteer dari luar dan ada juga teman-teman mentor yang memang sudah besar dari sini," kata Muzeki.
TBM telah berkolaborasi dengan 13 komunitas seperti Forum Komunikasi Taman Bacaan Masyarakat (FKTBM), Ngalam Community, Persatuan Komunitas Malang Selatan dan masih banyak lagi.
“Harapan kedepannya cuma kalau ada anak didik kami yang sudah lulus dan sudah kuliah minimal membawa 1 anak dari kampung sini untuk kuliah, sehingga generasi penerus di desa ini dapat kuliah semua," kata Muzeki. (*)
Apa Reaksi Anda?