Solusi Vokasi di Bali Lewat Diskusi 1st Indonesian Vocational Link And Match 2023

Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Stekom) Semarang bersama Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali menyelenggarakan 1st Indonesian Vocational Li ...

November 18, 2023 - 20:30
Solusi Vokasi di Bali Lewat Diskusi 1st Indonesian Vocational Link And Match 2023

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Stekom) Semarang bersama Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali menyelenggarakan 1st Indonesian Vocational Link and Match di Ballroom Hotel Aston Denpasar dari 17 sampai 20 November mendatang.

1st Indonesian Vocational Link And Match 2023, yang digelar dengan tujuan untuk memperkuat ekosistem vokasi kemitraan dan kerjasama harmonisasi antara seluruh stakeholder terkait.

Ini disampaikan Joseph Teguh Santoso selaku Rektor Stekom Semarang dalam keterangan resminya dihadapan sejumlah awak media yang meliputnya.

"Kegiatan ini penting untuk menyiapkan dan memberikan pendidikan vokasi kepada para lulusan SMA/SMK/MA yang tidak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi untuk siap bekerja atau berwirausaha," jabarnya.

Maka dari itu, lanjutnya, demi mendukung vokasi tersebut, diperlukan kerja sama, sinergitas dan kolaborasi antar seluruh stakeholder dan ekosistem yang mendukung bersama pemangku kepentingan sebagai harmonisasi pendidikan vokasi, institusi vokasi, institusi pendidikan, industri, dan siswa.

"Kami meyakini dengan memperkuat hubungan ini, dapat menghasilkan lulusan vokasi yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang sehingga sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja serta strategi yang sejalan dengan strategi industri,” tambahnya.

Hari ini, dilaksanakan pula diskusi vokasi nasional yang dihadiri di antaranya mantan Gubernur Bali I Wayan Koster, Prof Slamet, dan Wikan Sakarinto yang membahas terkait penyampaian permasalahan vokasi, Sabtu (18/11/2023).

Salah satu pembicara, Kepala Bidang Legal IHGMA Bali Pande Ketut Suartaya selaku perwakilan perusahaan menyampaikan bahwa penting penyelarasan antara tenaga kerja dan kebutuhan industri.

"Kami harapkan dari pihak akademisi untuk bisa mengundang kami sebagai praktisi dalam pembuatan kurikulum agar link and match bisa ketemu," ujarnya.

Ia juga mengharapkan agar guru-guru di akademisi ini turut mengikuti proses Magang di Perhotelan agar dapat mengetahui apa itu Hotel, apa itu pembagian pekerjaan yang ada di sana dan departemen apa.

"Lebih mengacu ke managerial agar guru dapat mengajarkan ke siswanya. Sebelum menerjunkan siswanya untuk magang di Perhotelan," katanya.

Rencananya, pihaknya memprogramkan satu GM satu sekolah dengan tujuan untuk memberikan tanggapannya atau masukan dalam kurikulum agar link and match antara akademisi dan perhotelan dapat disinkronkan.

Sementara itu, I Wayan Koster menyambut positif 1st Indonesian Vocational Link and Match yang digelar di Bali untuk pertama kalinya ini.

"Ternyata ini sangat penting ya materi yang di bahas dan menurut saya ini bisa menjadi acuan pengembangan dan memajukan SMK di Bali agar lebih link and match dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri," jelasnya.

Staf Ahli Bidang Ekonomi Kementerian Ketenagakerjaan Aris Wahyudi yang hadir dalam kegiatan yang diikuti kurang lebih 400 peserta ini menghasilkan kesebelasan antara tenaga kerja dan industri.

"Memang, salah satu hambatan dari industri bersumber dari ketenagakerjaan, seperti masalah sulitnya mencari karyawan dan ketidaksesuaian kinerjanya hingga upah yang terus meningkat, tingkat partisipasi perempuan juga rendah," sebutnya.

Komunitas vokasi baik itu terkait pendidikan vokasi maupun pelatihan vokasi dapat bersama-sama mengorganisasi diri melaksanakan salah satu dari poin-poin peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2022.

"Terkait dengan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi dalam rangka untuk memastikan  antara yang kita hasilkan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi pada khususnya agar relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan Industri," paparnya.

Aris Wahyudi mengatakan bahwa pihaknya ingin memberikan motivasi bagi dunia pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada anak-anak lulusan SMA/SMK walaupun nantinya ada penawaran pekerjaan yang tidak sesuai dengan ijazah.

"Setidaknya cukuplah formula 3C yaitu competent, confident, dan connecting, karena langkah ini akan memudahkan para lulusan SMK saat memasuki dunia kerja, " kata Aris yang hadir dalam 1st Indonesian Vocational Link and Match. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow