Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Sakit Maag dan Asam Lambung
Melalui akun instagram @rs_ubaya, Rumah Sakit Universitas Surabaya (RS Ubaya) mengadakan Ubaya Talks secara live streaming. Ubaya Talks kali ini dimoderatori oleh dr. Lucky Dana Victory dan ditemani langsung
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Melalui akun instagram @rs_ubaya, Rumah Sakit Universitas Surabaya (RS Ubaya) mengadakan Ubaya Talks secara live streaming. Ubaya Talks kali ini dimoderatori oleh dr. Lucky Dana Victory dan ditemani langsung oleh dr. Ariella Maisie, SpPD sebagai narasumber. Pada kesempatan ini dr. Lucky dan dr. Ariella akan membahas mengenai perbedaan sakit maag dan asam lambung.
Pola hidup yang kurang sehat seringkali berakibat pada gangguan kesehatan, beberapa diantaranya adalah sakit maag dan asam lambung. Kedua gejala ini sebenarnya berkaitan dengan asam lambung namun keduanya berbeda. “Sakit maag itu ketidakseimbangan produksi asam lambung dengan faktor protektif, jadi lendir yang melapisi lambung tidak seimbang sehingga terjadi iritasi lambung,” ungkap dr. Ariella.
Lebih jauh lagi ia menerangkan bahwa kalau penyakit asam lambung ditandai dengan naiknya asam dari lambung hingga ke kerongkongan. Sehingga akan menimbulkan gejala yang berbeda dari sakit maag. “Seperti rasa asam, pahit di mulut, dada terasa panas dan terbakar,” ungkapnya.
Secara umum, pola hidup dan pola makan harus dijaga dengan sangat baik. Manajemen stres, waktu istirahat yang tepat, dan olahraga juga menjadi beberapa faktor yang harus diperhatikan. Beberapa makanan juga seharusnya dihindari seperti makanan dengan rasa pedas, minuman kafein, cokelat, mint, kubis, dan juga brokoli karena memiliki banyak gas. Oleh karena itu, penting bagi seorang pelajar maupun pekerja untuk tetap menjaga pola hidup dan pola makan dari sedini mungkin.
Lebih jauh lagi ia menjelaskan bahwa komplikasinya akan berbeda. “Kalau maag komplikasinya terus-terusan kumat bisa memicu luka di lambung ataupun di usus 12 jari tapi kalau asam lambung komplikasinya lebih ke permukaan lambung maupun kerongkongan sehingga akan memicu peradangan, pre-cancer, hingga cancer,” jelas dr. Ariella. (*)
Apa Reaksi Anda?