Puteri Indonesia Kepri Fidya Adystiara Promosikan Tarian dan Mainan Tradisional Melalui Wanderlearn

Puteri Indonesia Kepulauan Riau (Kepri) 2 2025, Fidya Adystiara (23), akrab dengan panggilan Fidya, seorang mahasiswi Administrasi Bisnis, terus menunjukkan komitmennya

Maret 19, 2025 - 13:00
Puteri Indonesia Kepri Fidya Adystiara Promosikan Tarian dan Mainan Tradisional Melalui Wanderlearn

TIMESINDONESIA, TANJUNG PINANG – Puteri Indonesia Kepulauan Riau (Kepri) 2 2025, Fidya Adystiara (23), akrab dengan panggilan Fidya, seorang mahasiswi Administrasi Bisnis, terus menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya melalui platform yang dinamakan dengan Wanderlearn. 

Sebagai seorang yang memiliki kecintaan mendalam terhadap seni tari dan budaya, Fidya berupaya mengenalkan tarian serta permainan tradisional kepada generasi muda, di tengah derasnya arus globalisasi yang memengaruhi identitas budaya lokal. 

"Saya sangat menyadari bahwa tantangan terbesar adalah menghidupkan minat anak muda terhadap budaya Indonesia, yang sering kali tersisihkan oleh budaya asing yang lebih mendominasi," katanya kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Rabu (19/3/2025).

Teknologi sebagai Sarana Pelestarian Budaya

Menurut pemilik akun media sosial Instagram @fidyaadystiaraa bahwa keberadaan teknologi khususnya dalam bentuk aplikasi edukasi budaya, membuka peluang besar dalam memperkenalkan warisan budaya Indonesia secara lebih menarik dan interaktif.

Untuk itu anak kedua dari lima bersaudara ini menjelaskan bahwa Wanderlearn, dengan fitur seperti workshop berbasis teknologi, aplikasi edukasi, serta kolaborasi dengan influencer atau tokoh budaya, menjadi media yang efektif untuk menjangkau kalangan anak muda. 

"Teknologi ini memberikan pengalaman yang lebih menyeluruh dan memudahkan mereka untuk memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tarian dan permainan tradisional. Dengan cara ini, saya berharap budaya Indonesia tidak hanya dilestarikan, tetapi juga tetap relevan dengan perkembangan zaman," ujarnya.

Kolaborasi Semua Pihak dalam Menjaga Budaya

Fidya-Adystiara-2.jpgMomen Puteri Indonesia Kepri 2 2025, Fidya Adystiara, kala melaksanakan advokasi. (FOTO: Fidya for TIMES Indonesia)

Dalam pandangannya, bahwa upaya pelestarian budaya itu tidak hanya bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Tetapi mesti ada dukungan dari berbagai kalangan, seperti pemerintah setempat, sekolah atau kampus, orang tua, dan komunitas budaya, yang tentunya sangat diperlukan. 

"Pemerintah mensupport. Sekolah menjadi tempat yang strategis untuk mengenalkan budaya Indonesia sejak dini. Orang tua dapat berperan sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, dan komunitas budaya dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti festival seni dan pertunjukan tradisional di tingkat lokal maupun nasional," ungkapnya.

Di Kepulauan Riau, keberadaan Fidya sebagai duta budaya memberikan inspirasi kepada anak muda untuk lebih mencintai dan mengenal tarian serta permainan tradisional mereka, yang juga dapat dipromosikan melalui Wanderlearn dengan cara yang lebih segar dan menyenangkan.

Tantangan Dominasi Budaya Asing dan Solusinya

Namun lanjutnya, dominasi budaya asing, terutama yang tersebar melalui media sosial dan hiburan global, tetap menjadi tantangan besar. Banyak anak muda yang lebih tertarik pada budaya luar karena kurangnya konten budaya lokal yang menarik. 

Untuk itu kata dia, Wanderlearn berinovasi dengan menyajikan tarian dan permainan tradisional dalam format yang lebih menarik, seperti menggunakan teknologi virtual reality (VR) atau augmented reality (AR) untuk memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan interaktif. 

"Dengan cara ini, budaya Indonesia dapat diterima dengan lebih antusias oleh generasi muda, tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional yang ada selama ini," ucap perempuan cantik asal Kota Batam, Kepualauan Riau, yang hobi menari ini sembari tersenyum manis.

Menghadapi Tantangan Akses Teknologi di Daerah Terpencil

Tak hanya tantangan minat ujar dia, akses teknologi juga menjadi perhatian dalam usaha ini. Di daerah-daerah terpencil misalnya, keterbatasan akses teknologi kerap menghalangi anak muda untuk menikmati aplikasi budaya ini. 

"Oleh karena itu, Wanderlearn merancang program yang dapat diakses oleh berbagai kalangan, baik yang berada di kota besar maupun di daerah yang lebih terisolasi. Dengan pendekatan yang tepat, platform ini menjadi alat yang inklusif dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Indonesia," bebernya.

Budaya Indonesia yang Tetap Hidup dan Relevan

Lebih lanjut Fidya berharap, melalui Wanderlearn, gerakan pelestarian budaya Indonesia dapat berkembang lebih luas dan berdampak besar. Dengan pendekatan yang lebih kreatif dan inovatif, diharapkan budaya lokal dapat lebih mudah diakses oleh generasi muda, tanpa kehilangan makna dan nilai-nilai tradisional yang terkandung di dalamnya. 

"Dengan memanfaatkan teknologi sebagai sarana edukasi, budaya Indonesia diharapkan dapat terus hidup, berkembang, dan diteruskan oleh generasi mendatang, menjadikannya kebanggaan dan identitas kita bersama," tuturnya penuh harap.

"Melalui langkah-langkah ini, Indonesia khususnya Kepulauan Riau, dapat terus menjaga kekayaan budayanya dengan cara yang menyenangkan, relevan, dan penuh kreativitas, seiring dengan kemajuan zaman," tandasnya menutup pernyataan dengan penuh semangat.

Capaian Prestasi 

Dengan segala upaya dan pencapaiannya, Fidya telah meraih banyak prestasi membanggakan yaitu:
1. 1st Runner Up Duta Wisata Encik dan Puan tahun 2024
2. Penari perwakilan Indonesia dalam Resepsi Diplomatik Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79 di Songkhla, Thailand tahun 2024 
3. Mahasiswa berprestasi Politeknik Negeri Batam
4. Duta Humas Polda Kepulauan Riau
5. Winner Batam Menari tingkat Kota Batam tahun 2018
6. Paskibraka tingkat Kota Batam tahun 2017
7. Penari perwakilan Indonesia dalam Festival INLA (International Nature Loving Association) di Taiwan tahun 2015. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow