Prof Mukti Fajar Nilai Sosok Ganjar direkomendasikan Sebagai Pimpin Indonesia
Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) baru-baru ini menggelar Kuliah Kebangsaan bersama Calon Presiden Nomor 3, Ganjar Pranowo di Convention Hall UMC.
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) baru-baru ini menggelar Kuliah Kebangsaan bersama Calon Presiden Nomor 3, Ganjar Pranowo di Convention Hall UMC. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Prof Mukti Fajar Nur Dewata yang merupakan Kader Muhammadiyah juga akademisi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Di kesempatan tersebut, Prof Mukti mengatakan bahwa dirina diundang oleh Rektor UMC Arif Nurudin MT sebagai kader Muhammadiyah untuk menelaah sejauhmana paparan Capres Nomor urut 3 dan dinamika bangsa saat ini.
Usai melihat paparan Capres Nomor urut 3, Prof Mukti menyambut positif cara Ganjar mengajak milenial untuk berdialog yang semata-mata untuk mengetahui harapan dan gagasan anak muda. Dengan harapan para pemilih muda itu memahami gagasan visioner, sehingga mereka memilih capres atau cawapres nantinya secara rasional bukan emosional, apalagi fanatisme.
"Milenial adalah bagian integral dari masyarakat yang akan membentuk masa depan negara. Saya amati cara paparan Pak Ganjar berdialog dengan milenial sangat bagus dan memenuhi standar kompetensi , sehingga bisa direkomendasi untuk memimpin Indonesia kedepannya, sebagai pilihan bagi warga muhammadiyah dan pemilih milenial," kata dia.
"Saya kembali underlined ini sebagai rekomendasi yah," sambung Prof Mukti.
Lebih lanjut, Prof Mukti mengatakan generasi muda dalam setiap pemilihan umum (Pemilu) sering kali tidak paham dengan gagasan-gagasan yang disampaikan oleh masing-masing pasangan calon (paslon) yang sedang bertarung.
"Anak-anak muda itu kepingin tahu calon pemimpin mereka yang ngurus Indonesia dengan segala dinamikanya kan banyak sekali,” ujar Prof Mukti.
Padahal dari survei-survei yang banyak dilakukan lembaga survei politik yang menunjukkan bahwa gen Z dan milenial adalah kaum yang mendominasi pada pemilu tahun depan.
Oleh karena itu, Prof Mukti kembali memberikan apresiasi kepada UMC yang sudah menggelar kuliah kebangsaan ini sebagai uji publik yang memang juga dilakukan oleh kampus-kampus Muhammadiyah lainnya.
Sementara itu, Rektor UMC, Arif Nurudin MT menuturkan, kampus adalah rahimnya pemimpin masa depan, kehadiran Capres no urut 3 sebagai bentuk dari pendidikan politik yang orientasinya adalah saling bertukar gagasan.
Selain no 3, Arif memastikan, UMC terbuka menyambut kedatangan paslon no urut 1 dan 2 untuk memberikan gagasan terbaik di kampus. Apalagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui putusannya memperbolehkan capres atau cawapres membedah gagasan maupun visi-misi di kampus dengan catatan tidak memakai atribut partai dan sebagainya untuk menjaga kondusifitas.
Arif juga merujuk ke instruksi PP Muhammadiyah bahwa persyarikatan pada prinsipnya netral dan tidak memihak pada capres atau cawapres dari partai manapun.
"Tidak hanya Capres no urut 3, tapi juga capres dan cawapres lainnya karena sejatinya Kampus menjadi wadah bagi berbagai ide dan pandangan. Semua pihak, termasuk calon presiden dan wakil presiden diminta berbicara dan berbagi pemikiran. Kegiatan yang kami desain berupa curah gagasan karena kami menyadari kampus adalah rahimnya pemimpin masa depan," pungkas Arif. (*)
Apa Reaksi Anda?