Polbangtan Malang Perkuat Kapasitas Petani Milenial Kakao

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) ...

Oktober 16, 2023 - 13:00
Polbangtan Malang Perkuat Kapasitas Petani Milenial Kakao

TIMESINDONESIA, MALANG – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), saat ini mendorong terbentuknya 320 ribu generasi petani muda di pedesaan hingga 2025. Untuk mendukung program tersebut Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) atau Pelaksana Program YESS di Jawa Timur memberikan wadah kepada para petani millennial binaan untuk pengembangan usaha mereka di sektor pertanian. 

Melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Kementan bersama dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) berupaya menumbuh menumbuhkembangkan wirausaha muda dan tenaga kerja yang handal di sektor pertanian. Sasaran program YESS adalah pemuda berusia 17-39 tahun yang berada di 4 Provinsi lokasi Program YESS (Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan selatan, dan Sulawesi Selatan) di 15 Kabupaten.

Sabtu (14/10/2023), Polbangtan Malang sebagai pelaksana Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) di Jawa Timur menggelar Kunjungan Kerja dan Focus Group Discoussion (FGD) dengan fokus pada pembentukan dan Penguatan Klaster Komoditas Kakao di Kabupaten Malang. Dalam kunjungan yang dilaksanakan di Kec. Sumbermanjing Wetan kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Polbangtan Malang, Project Manager Program YESS beserta Tim Manajemen, Koordinator Penyuluh dan Penyuluh Kec. Sumbermanjing Wetan, beserta Korporasi Petani Milenial.

Polbangtan-Malang-2.jpg

Kegiatan diawali dengan Pelaksanaan Focus Group Discoussion (FGD) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec. Sumbermanjing Wetan, yang juga selaku Business Development Service Provider (BDSP) Program YESS. Dibuka dengan arahan Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, beliau menyampaikan beberapa poin diskusi penting menjadi sorotan, mencerminkan langkah konkret menuju penguatan korporasi petani milenial kakao di wilayah ini.

Pentingnya dukungan dari pemerintah desa untuk menunjang petani milenial klaster komoditas kakao diungkapkan dalam diskusi. Para peserta sepakat bahwa pemerintah desa memiliki peran kunci dalam memberikan dukungan infrastruktur, pelatihan, dan akses pasar kepada petani milenial. Selain itu, pentingnya Surat Keputusan dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kab. Malang untuk memperkuat lembaga korporasi petani milenial kakao juga menjadi fokus perbincangan. Dokumen resmi ini diharapkan dapat memberikan landasan hukum yang kuat bagi keberlangsungan korporasi tersebut.

Diskusi juga mencermati potensi kakao di Kabupaten Malang, yang mencapai lebih dari 500 hektar lahan. Potensi ini memperlihatkan peluang besar bagi petani milenial untuk mengembangkan usaha kakao mereka. Keberadaan korporasi diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan meningkatkan hasil produksi kakao.

Dalam upaya meningkatkan kapasitas petani kakao di Jawa Timur, Polbangtan Malang akan menjalin kerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pelatihan, dan dukungan teknis yang dibutuhkan oleh petani milenial dalam mengelola kebun kakao mereka.

Dilanjutkan dengan arahan Project Manager PPIU Jawa Timur, Acep Hariri, dia menyampaikan bahwa Langkah penting yang juga harus diperhatikan adalah Pemanfaatan Akses Pasar melalui Kerjasama yang telah dibangun Program YESS dengan PT. Cargill Indonesia, sebuah langkah strategis untuk membuka peluang akses pasar yang lebih luas bagi petani milenial. Program YESS PPIU Jawa Timur telah menyediakan pasar yang dijamin dan harga yang stabil, memberikan kepastian kepada petani dalam penjualan hasil kakao mereka. Acep berharap pada Bulan November akan segera direalisasikan pengiriman Kakao oleh Petani Milenial Kab. Malang kepada PT. Cargill Indonesia dengan lebih dari 200 Kg Biji Kakao.

Serangkaian kegiatan tersebut senada dengan arahan kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian, Prof. Deddy Nursyamsi “Syarat utama dalam penguatan kapasitas pertanian adalah dengan penetapan model bisnis, membangun lembaga bisnis pertanian serta menjalankan proses bisnis, selanjutnya output dari kegiatan pertanian adalah promosi mencakup kemitraan, modal dan investasi”. “Sehingga hasil dalam ekosistem tersebut dapat mendukung akses petani ke pasar. Peningkatan nilai tambah hasil produksi menjadi produk olahan. Bukan bahan mentah, yang selama ini tidak banyak mendatangkan laba bagi petani," lengkapnya. 

Melalui korporasi petani milenial di Kabupaten Malang, terbentuklah wadah kerjasama yang kuat dan berkelanjutan. Korporasi ini tidak hanya menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh petani, tetapi juga menjamin pasar dan harga yang menguntungkan. Dengan langkah-langkah konkret ini, para petani milenial di bidang kakao diharapkan akan merasakan dampak positifnya dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka, menjadikan kakao sebagai pilar ekonomi yang kokoh di wilayah ini. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow