Polbangtan Malang-Komisi IV DPR RI Gelar Bimtek Petani dan Penyuluh di Bima NTB
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada medio Desember 2022 meluncurkan Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] sebagai upaya BPPSDMP Kementan mendorong petani ber ...
TIMESINDONESIA – Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada medio Desember 2022 meluncurkan Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] sebagai upaya BPPSDMP Kementan mendorong petani bersama penyuluh mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik [kimia] dan menerapkan pemupukan berimbang, untuk menjaga kesuburan tanah sekaligus menunjang nutrisi bagi tanaman.
Mentan Syahrul tiada henti mengajak penyuluh aktif mengawal dan mendampingi petani, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian antara lain dengan penggunaan pupuk organik.
"Pasalnya, menjaga tanah dan kesuburannya, menjadi kewajiban bagi petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan pemupukan berimbang," katanya.
Hal itu, kata Mentan Syahrul, sejalan arahan Presiden RI Joko Widodo, kita harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Artinya, kebutuhan pangan 270 juta rakyat wajib kita kawal dan tidak boleh terganggu sama sekali.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menekankan perlunya meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian, guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani antara lain sosialisasi pupuk organik melalui pupuk organik.
"Genta Organik mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kimia," kata Dedi Nursyamsi.
Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI berupaya terus meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Salah satu caranya dengan meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Bima, NTB.
Sejumlah 100 orang petani dan penyuluh, Kepala Dinas Pertanian, Hj. Nurma dan Nur Afni, serta perwakilan dari Polbangtan Malang di Kabupaten Bima hadir dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh yang digelar Hotel Marina Inn Bima, Senin (27/2/2023), dengan tema “Pemanfaatan Pupuk Organik Limbah Ternak Sebagai Solusi Kelangkaan Pupuk”.
Bimtek kali ini membahas mengenai pemanfaatan pupuk organik limbah ternak sebagai solusi kelangkaan pupuk di Kabupaten Bima.
Agenda bimtek ini dibuka oleh anggota Komisi IV DPR RI H.M Syafrudin, Kepala BAAK Polbangtan Malang Ugik Romadi, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bima Hj. Nurma.
H.M. Syafrudin menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian dan anggota Komisi IV DPR RI serius untuk mewujudkan peningkatan produktivitas sektor pertanian. "Bimtek ini merupakan upaya dari kami di tingkat Kementerian Pertanian dan DPR RI agar kapasitas petani semakin meningkat dengan diimbangi penyuluh pertanian yang kompeten".
Syafrudin menyampaikan bahwa program unit pengolahan pupuk organic (UPPO) masih belum efektif di masyarakat. Adanya konflik kepentingan di dalam kelompok membuat program tersebut menjadi kurang efektif.
Semua permasalahan bisa dikomunikasikan agar mendapatkan solusi. “Ketersediaan pupuk subsidi memang terbatas namun bukan berarti tidak ada pupuk”, kata Syafrudin. Lebih lanjut Syafrudin mengharapkan semua kelompok tani dapat terdaftar dalam simluhtan sehingga seluruh kelompok tani dapat mengakses bantuan dari pemerintah.
Sementara Ugik Romadi menambahkan, Polbangtan Malang tetap konsisten dalam meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh pertanian dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan 273 juta penduduk Indonesia. Saat ini terjadi krisis regenerasi petani di Indonesia.
“Jumlah petani milenial yang berusia 21-39 tahun hanya 8 persen saja," kata Ugik.
Sehingga bimtek diperlukan dalam upaya meningkatkan kualitas petani dan penyuluh agar produktivitas meningkat. Lebih lanjut disampaikan bahwa beberapa PPPK penyuluh pertanian di Kabupaten Bima merupakan mahasiswa aktif di Polbangtan Malang.
Ugik berharap agar dinas dapat mendorong PPPK penyuluh pertanian yang belum sarjana/setara sarjana dapat melanjutkan kuliah di Polbangtan Malang melalui Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Hj. Nurma menyambut baik diselenggarakannya bimtek di Kabupaten Bima. Terdapat beberapa kendala ketidaktercapaiannya target produksi pertanian di kabupaten Bima salah satunya terbatasnya pupuk subsidi. Realisasi produksi padi dan jagung antara 75-85% dari target produksi.
“Saya berharap dengan adanya bimtek ini produktivitas sektor pertanian meningkat 90-95 persen,” ujar Nurma.
Materi bimtek disampaikan oleh Nur Afni dan Dwi Purnomo. Nur Afni menyampaikan bahwa melimpahnya limbah ternak merupakan peluang untuk meningkatkan pendapatan peternak dengan mengolah limbah ternak menjadi pupuk organik padat maupun cair.Ternak sapi mampu menghasilkan feses sebesar 14,87 Kg/ hari sedangkan urin sebesar 5,94 liter.
“Penerapan integrasi tanaman ternak dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan pendapatan petani," kata Nur Afni.
Sementara Dwi Purnomo menyampaikan bahwa feses, urine, dan sisa pakan ternak apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Gas CH4 (Metan) yang berasal dari kotoran ternak merupakan salah satu gas rumah kaca dan mempunyai GWP (global warming potential) 21 kali gas CO2 yang menyebabkan pemanasan global dan perusakan ozon.
“Kotoran ternak selain dapat diolah menjadi pupuk organik, juga dapat diolah menjadi biogas,” kata Dwi Purnomo. Kandungan 1 M³ biogas setara dengan 0,46 kg elpiji atau 7,5 kg kayu bakar.(*)
Apa Reaksi Anda?