Polbangtan Malang Bekali Petani Implementasikan Integrated Farming System
Polbangtan Malang Bekali Petani Implementasikan Integrated Farming System ... ...
TIMESINDONESIA, MADIUN – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) pertanian jadi kunci untuk meningkatkan mutu dan produktivitas pertanian. “Apabila maju SDM kita, maka maju pula sektor pertanian kita. Kalau SDM pertanian kita mumpuni, maka pertanian yang maju, mandiri dan modern juga dapat kita capai,” kata Mentan.
Mentan SYL juga mendorong segenap unsur untuk pengembangan pertanian terpadu (integrated farming) dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan nilai tambah usaha tani.
Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, integrated farming merupakan integrasi beberapa komoditas di dalam beberapa komoditas pertanian. Hal ini ditujukan untuk memaksimalkan keuntungan agrobisnis dan optimalisasi lahan.
“Karena integrated farming akan memelihara siklus yang bisa dimanfaatkan dari masing-masing komoditas sehingga terciptanya zero waste. Oleh sebab itu konsep ini harus dipahami dan diimplementasikan oleh seluruh penyuluh pertanian dan pelaku utama yaitu para petani," ujarnya.
Untuk itu mewujudkan hal tersebut maka perlu didukung dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas para petani melalui pelatihan untuk mencetak SDM pertanian. Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) bersama dengan Komisi IV DPR RI menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di Madiun, Rabu (3/5/2023).
Bimtek yang diikuti oleh 100 peserta mengusung tema yaitu Pertanian Berkelanjutan. Menghadirkan dua orang narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi, yaitu salah satu dosen Polbangtan Malang, Ferdianto Budi Samudra yang menyampaikan materi tentang implementasi integrated farming system, dan praktisi Ali Zubaidi membekali peserta tentang pembuatan pestisida nabati.
Turut hadir Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun menyampaikan agar petani segera mengkonsultasikan kepada penyuluh dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) terdekat sehingga tidak terlambat mendapatkan solusi, karena perubahan iklim berdampak pada permasalahan perubahan penyakit tanaman.
Fenomena peningkatan suhu bumi mempengaruhi alam dan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Pada aspek demografi, laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat diikuti adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan penduduk. Kondisi ini menjadi tantangan pada aspek produksi pangan di masa mendatang. Petani sebagai pejuang pangan perlu beradaptasi dengan kondisi ini sehingga ancaman krisis pangan sudah diantisipasi sejak dini.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Suhirmanto yang hadir mewakili Direktur Polbangtan Malang. Menurut Suhirmanto, petani sebagai pejuang pangan, harus siap menghadapi tantangan global dan perubahan iklim.
“Partisipasi petani dalam bimtek ini menunjukkan komitmen dan semangat yang tinggi sebagai petani. Dengan bimtek ini dapat menjadi solusi untuk memecahkan permasalahan sehingga produksi pangan tetap berjalan dan kebutuhan pangan terpenuhi," ujar Suhirmanto.
Anggota Komisi IV DPR RI, Muhtarom, menggaungkan bahwa tujuan bimtek ini merupakan wadah yang diberikan ke petani untuk mengaktualisasi diri. Salah satu program bernama Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) merupakan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan terbatasnya ketersediaan pupuk subsidi.
Mbah tarom, sapaan akrab Muhtarom, juga mengajak peserta untuk aktif di kelompok petani sehingga bisa mengakses program aspirasi yang dikontribusikannya untuk membangun SDM pertanian. ia juga menekankan pentingnya perubahan mindset dari petani tradisional yang subsisten menjadi petani yang berorientasi agribisnis.(*)
Apa Reaksi Anda?