Peran Aktif Prodi DKV STIKI Malang Melestarikan Situs Budaya Watu Gong Melalui Media Interaktif
Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) di Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang
TIMESINDONESIA, MALANG – Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) di Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang memberikan kontribusi signifikan dalam upaya melestarikan warisan budaya dengan mengembangkan Sistem Informasi Visual untuk Situs Sejarah Watu Gong.
Situs ini menjadi salah satu peninggalan bersejarah penting di Kota Malang, yang kini mengalami tantangan pelestarian dan keberlanjutan.
Situs Watu Gong, yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kanjuruhan, menarik perhatian DKV STIKI Malang. Dikenal dengan strukturnya yang menyerupai alat musik Gong, situs ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
Namun, seiring berjalannya waktu, Situs Watu Gong terlupakan oleh masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, Rahmat Kurniawan, M.Pd kerap disapa sebagai Iwan, dan Adita Ayu Kusumasari, M.Sn, dengan panggilan akrabnya Adita sebagai Dosen dari DKV STIKI Malang, bersama tiga mahasiswa program studi DKV, Adam Cahya Pamungkas, Fasholi Abram, dan Salma Ghisani Awalin, memutuskan untuk mengambil peran aktif dalam pelestarian situs bersejarah tersebut.
Proyek ini dimulai dengan riset dan observasi mendalam terhadap Situs Watu Gong, mencakup aspek sejarah, arsitektur, dan dampaknya pada masyarakat setempat. Setelah mendapatkan pemahaman yang mendalam, tim DKV STIKI Malang menciptakan berbagai media informasi visual, seperti infografis, sistem penandaan, dan media interaktif. Pendekatan ini bukan hanya bertujuan memberikan informasi, tetapi juga memastikan bahwa pesan yang disampaikan bersifat menarik dan mudah dipahami oleh publik.
"Hasil karya mereka kemudian dipresentasikan di Malang Creative Center, kemarin pada akhir tahun 2023,“ tutur Iwan. Pameran ini berhasil menarik perhatian publik dan memicu peningkatan kesadaran akan pentingnya pelestarian situs bersejarah di Kota Malang. Dengan adanya Sistem Informasi Visual, diharapkan Situs Watu Gong dapat dihidupkan kembali dalam ingatan masyarakat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dan budaya lokal.
Sementara proyek ini telah mencapai tujuannya dalam meningkatkan kesadaran publik, DKV STIKI Malang tidak berhenti di situ. “Kami terus berkomitmen untuk mengembangkan inovasi dan proyek-proyek serupa dalam mendukung pelestarian dan promosi warisan budaya di wilayah tersebut. Dengan upaya yang terus-menerus, diharapkan situs-situs bersejarah lainnya di Malang juga dapat mendapatkan perhatian dan perlindungan yang layak,“ ujar Adita.
Selain memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian warisan budaya, proyek ini juga menjadi contoh kolaborasi yang sukses antara dosen dan mahasiswa. DKV STIKI Malang membuktikan bahwa melibatkan mahasiswa dalam proyek-proyek seperti ini dapat menciptakan dampak positif, tidak hanya dalam konteks akademis, tetapi juga dalam mendukung pelestarian budaya dan warisan lokal.
Sebagai pesan terakhir, DKV STIKI Malang mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal. Dengan memahami dan menghargai nilai-nilai sejarah, diharapkan generasi saat ini dan mendatang dapat menjadi agen perubahan yang berkontribusi dalam melestarikan kekayaan budaya yang ada di sekitar mereka.
STIKI memiliki komitmen tinggi untuk memfasilitasi berbagai aktivitas kemahasiswaan yang mampu menunjang prestasi akademis maupun non akademis. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki fokus pada bidang ICT, STIKI Malang membuka kesempatan bagi generasi muda untuk bersama-sama bergabung mengembangkan kompetensi, dan kreativitas yang sesuai akan kebutuhan masa depan. STIKI Malang memiliki komitmen untuk menyiapkan lulusan yang mampu dan siap berkompetisi di era globalisasi. Informasi kegiatan di STIKI Malang, silahkan mengunjungi website www.stiki.ac.id (*)
Apa Reaksi Anda?