Pemkab Lombok Utara dan UNICEF Sepakat Cegah Wasting dan Tekan Stunting

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara dan UNICEF sepakat mencegah wasting dan tekan stunting melalui penguatan peran kader Posyandu untuk melakukan pencegahan wastin ...

Maret 20, 2024 - 21:00
Pemkab Lombok Utara dan UNICEF Sepakat Cegah Wasting dan Tekan Stunting

TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara dan UNICEF sepakat mencegah wasting dan tekan stunting melalui penguatan peran kader Posyandu untuk melakukan pencegahan wasting (kekurangan gizi) dan stunting di Lombok Utara.

Pelibatan UNICEF dalam penguatan kader Posyandu tentu bertujuan meningkatkan partisipatif, terlebih para kader Posyandu harus menjadi garda utama dalam melakukan pencegahan wasting dan stunting dari tingkat masyarakat. 

Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto mengungkapkan, Indonesia menghadapi tiga beban masalah gizi yaitu gizi kurang, gizi lebih, dan kekurangan zat gizi mikro. Untuk gizi kurang meliputi wasting (kekurangan gizi akut yang mencakup gizi kurang, gizi buruk dan stunting (kekuranban gizi kronis).

"Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menuju prevensi balita wasting di Indonesia meningkat dari 7,1 persen menjadi 8,7 persen," ungkapnya pada penutupan kegiatan Lokakarya Pembelajaran Pemodelan Kader Posyandu Peduli Wasting yang diselenggarakan UNICEF berlangsung di Aula Kantor Bupati, Rabu (20/3/2024).

Wakil-Bupati-Lombok-Utara-Danny-Karter-Febrianto-a.jpg

Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto menyerahkan cenderamata lokakarya ke salah satu peserta. (Foto: Prokopimda for TIMES Indonesia)

Adanya kerja sama UNICEF dengan Pemprov NTB serta Pemkab Lombok Utara sebagai upaya melaksanakan pemodelan kader Posyandu wasting, untuk memperkuat peran kader posyandu melalui pencegahan wasting deteksi denim rujukan, pendampingan pada keluarga, anak gizi buruk yang menjalani sebelum dan pasca perawatan.

“Pembangunan SDM menjadi tugas berat kita bersama yang tidak dapat dilihat dalam waktu dekat, namun akan terlihat untuk masa depan Lombok Utara,” terangnya.

Danny menegaskan, perlu adanya kolaborasi antara semua pihak dalam memastikan anak-anak Lombok Utara mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan tumbuh kembang yang lebih baik, untuk menjadikan Lombok Utara menjadi Kabupaten yang mampu berdaya saing.

"Pesan saya agar semua pihak dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan seksama karena melalui kegiatan lokakarya ini kita dapat berbagi informasi tentang pembelajaran implementasi pemodelan kader Posyandu peduli wasting serta pembangunan pemahaman dan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan tentang pentingnya implementasi kader Posyandu peduli wasting," imbuhnya.

Sementara itu, UNICEF Perwakilan NTB dan NTT, Ha’i Ragalawa menyampaikan, pihaknya melaksanakan lokakarya pembelajaran pemodelan kader posyandu peduli wasting berlangsung selama dua hari dari tanggal 18-20 Maret, yang diikuti 50 kader dari 10 Posyandu di tiga Puskesmas yaitu Pemenang, Tanjung, dan Gangga. Perwakilan OPD terkait, Kecamatan, dan perangkat desa. Kegiatan ini dapat berjalan atas kerja sama dengan Pemkab Lombok Utara, Pemprov NTB, dan SOBAT. “Terima kasih pada Pemkab Lombok Utara, semoga kegiatan ini mampu mebawa manfaat bagi seluruh balita di Lombok Utara, dan mampu membantu program pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting dan wasting,” ucapnya dalam laporan penutupan Lokakarya.

Kegiatan lokakarya partisipatif bersama kader posyandu pada hari pertama menghasilkan kesepakatan yang berdampak dirasakan oleh kader selama pemodelan. Pembelajaran dari pemodelan ini, UNICEF fokus pada kader Posyandu dengan harapan dapat membangun komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung Kader Posyandu Peduli Wasting serta memiliki keberlanjutan. 

Lebih jauh disampaikan, dari kegiatan lokakarya ini sebagai upaya mendukung pencegahan dan tata laksana balita wasting di Provinsi NTB khususnya di Lombok Utara. Pemerintah Provinsi NTB dengan dukungan UNICEF mengimplementasikan pendekatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) sejak tahun 2019 lalu.

Wakil-Bupati-Lombok-Utara-Danny-Karter-Febrianto-b.jpg

Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto didampingi Kepala Dinas Kesehatan, dr Abdul Kadir berpose bersama perwakilan Kemenkes, jajaran UNICEF, dan para peserta lokakarya. (Foto: Prokopimda for TIMES Indonesia)

Salah satu kunci keberhasilan upaya pencegahan dan tata laksana balita wasting adalah keterlibatan aktif semua masyarakat, seperti kader posyandu, keluarga, guru PAUD, aparat desa/kelurahan, dan tokoh agama/masyarakat.

"Dalam melakukan deteksi dini, rujukan balita berisiko dan memberikan pendampingan bagi keluarga balita gizi buruk baik selama perawatan dan setelah sembuh agar tidak jatuh ke gizi buruk lagi," paparnya.

Dalam penutupan lokakarya dihadiri Perwakilan Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Rifani menyampaikan, lokakarya Pembelajaran Pemodelan kader Posyandu peduli wasting sebagai kesempatan untuk saling bertukar pikiran dan apa yang ditemukan di lapangan sebagai bahan revisi Kemenkes terkait dengan wasting.

"Permodelan kader peduli wasting ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan karena kader memiliki fungsi yang kuat dalam program perceptan penurunan angka stunting dan wasting," ujarnya.

Lanjut dr Rifani, sebagai upaya penurunan wasting, Kemenkes akan melakukan kunjungan pada Posyandu dan Puskesmas melihat langsung praktik dari kegiatan yang dilakukan oleh UNICEF sebagai bahan pelaporan dan masukan bagi Kemenkes serta dapat di adaptasi lebih lanjut.

"Masalah wasting perlu menjadi perhatian karena sejak tahun 2021 dari 7,5 persen menjadi 8,7 persen pada tahun 2022. Untuk itu kami berharap kegiatan ini mampu membantu dalam percepatan penurunan angka stunting dan wasting di wilayah Pemkab Lombok Utara," terangnya.(*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow