Pelatihan Pertanian Ramah Lingkungan, Upaya Kementan Perbaiki Kualitas Lingkungan
Dalam satu dekade terakhir ini, masalah perubahan iklim, pemanasan global dan penurunan kualitas lingkungan hidup juga menjadi isu yang sering diperbincangkan ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam satu dekade terakhir ini, masalah perubahan iklim, pemanasan global dan penurunan kualitas lingkungan hidup juga menjadi isu yang sering diperbincangkan. Penurunan kualitas lingkungan ini berpotensi mengganggu keberlangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Hal ini seperti dikatakan oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat membuka pelatihan sejuta petani dan penyuluh volume 7 dengan tema pertanian ramah lingkungan secara virtual.
“Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas tinggi dengan memperhatikan pasokan hara dari penggunaan bahan organik, minimalisasi ketergantungan pada pupuk anorganik, perbaikan biota tanah, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) berdasarkan kondisi ekologi, dan diversifikasi tanaman,”kata Mentan.
Pemahaman tentang pertanian ramah lingkungan akan diharapkan dapat menumbuhkan “sense of crisis” yang memotivasi untuk merapatkan barisan menghadapi tantangan pertanian saat ini.
“Smart farming dan pengembangan Smart Green House (SGH) berbasis pemanfaatan Internet of Thing (IoT) adalah salah satu solusi yang berperan penting dalam membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Hal ini seperti yang tengah dikembangkan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bekerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan,”lanjut SYL.
Menteri Pertanian SYL, sangat mengapresiasi upaya kerjasama dari Pemerintah Korea dan BPPSDMP, yang memberikan hibah pengembangan smart farming dalam proyek “Enhanching Millenials Farmers Income by Adopting K-Smart Farm in Indonesia”. Sebelum pembukaan oleh Mentan, Kepala BPPSDMP secara live zoom menunjukkan bagaimana perkembangan smart greenhouse (SGH) di BBPP Ketindan. Mulai dari SGH stroberi, paprika, sampai di SGH tomat.
“Melalui Program “Enhancing Millennial Farmers Income By Adapting K-Smart Farm Technologies in Indonesia” dimana BBPP Ketindan mendapatkan 11 SGH dan Polbangtan Bogor 13 SGH yang menggambarkan pertanian tidak lagi dilakukan di lahan dengan skala kecil dan sulit dikontrol. Oleh karena itu, agenda intelektual Saudara harus meningkat dalam mengadopsi dan meniru teknologi modern tersebut sehingga akan berdampak pada meningkatnya minat petani millenial di dunia pertanian yang bermuara pada peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani,” pungkas Mentan. (d)
Apa Reaksi Anda?