PDRB Kota Kediri Tertinggi, Berikut Faktor yang Mempengaruhi

Kota Kediri mencatatkan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita tertinggi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kot ...

September 7, 2023 - 00:20
PDRB Kota Kediri Tertinggi, Berikut Faktor yang Mempengaruhi

TIMESINDONESIA, KEDIRIKota Kediri mencatatkan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita tertinggi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kota Kediri memiliki PDRB per kapita sebesar Rp457,98 juta pada 2020. Kemudian meningkat menjadi Rp491,27 juta pada tahun 2021. 

Angka itu menempatkan Kota Kediri di tempat teratas,   disusul Kota Bontang di posisi kedua dengan angka  Rp320,44 juta (2021) dan Kota Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia di peringkat ketiga dengan angka  Rp276,7 juta (2021). Angka itu membuat sejumlah pihak menyebut Kota Kediri sebagai Kota Terkaya di Indonesia. 

Ketua Tim Neraca Wilayah BPS Kota Kediri Dyah Retnani mengungkapkan tingginya angka PDRB itu salah satunya disebabkan faktor pembagi. Di mana jumlah penduduk Kota Kediri berdasarkan sensus penduduk tahun 2020 lalu ada 286.796 jiwa, yang terbagi dalam 3 kecamatan. 

Sehingga saat nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk yang kecil, akan memunculkan angka yang besar. "Yang dibicarakan adalah PDRB per kapita, bukan pendapatan per kapita. PDRB penghitungannya adalah semua produk yang ada di suatu wilayah," ujar Dyah Retnani, Rabu (06/09/2023). 

Ia menambahkan, Kota Kediri termasuk unik. Karena dalam penghitungan PDRB termasuk hasil produksi industri pengolahan, dimana salah satunya adalah tembakau. Seperti diketahui Kota Kediri menjadi rumah salah satu industri pengolahan tembakau besar di Indonesia. 

Kontribusi Industri Pengolahan sendiri mendominasi dengan rata-rata selama tiga tahun terakhir diatas 80 persen. Sisanya 20 persen terbagi oleh 16 sektor yang menjadi kontributor dalam PDRB. 

Di bawah Industri Pengolahan ada sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 9 persen, lalu di tempat ketiga ada sektor informasi dan komunikasi dengan rata-rata 2 persen. 

Total ada 17 sektor yang berkontribusi pada PDRB. "Komposisi di tempat lain, kontribusinya hampir seimbang. Seperti Surabaya, dari sisi industri banyak, akomodasi banyak, perdagangan banyak," ujarnya. 

PDRB sendiri, ditambahkan Dyah Retnani, juga bisa dimanfaatkan untuk melihat potensi suatu daerah. Seperti di Kota Kediri dimana laju pertumbuhan tertinggi ada pada sektor transportasi dan pergudangan. 

"Bertumbuhnya hampir 18 persen. Salah satunya karena mobilitas di kota Kediri meningkat dibanding tahun sebelumnya," pungkasnya. 

Kota Kediri Perkuat UMKM dan Wirausaha 

Pemerintah Kota Kediri sendiri terus melakukan penguatan pada UMKM dan wirausaha, untuk mengimbangi besarnya kontribusi industri pengolahan pada PDRB. 

Hal itu selain sebagai langkah mengurangi ketergantungan pada industri pengolahan, juga  mempersiapkan diri menjelang dibukanya jalan tol dan bandara. Selama ini gini ratio atau indeks gini juga terjaga di angka 0,3. 

Gini ratio atau indeks gini adalah indikator pengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan pada suatu daerah.

"Mengembangkan wirausaha baru, yang bisa memunculkan lapangan pekerjaan baru," tutur Kepala Bappeda Kota Kediri Chevy Ning Suyudi. 

Untuk mencetak wirausaha baru, Pemkot Kediri telah menggelar pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat. Dimana masyarakat bebas memilih bidang pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Selain itu juga dilakukan pembinaan dan bantuan modal. "Untuk menekan pengangguran terbuka dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi non tembakau," katanya lagi. 

Chevy juga mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Kota Kediri tahun lalu secara global, termasuk didalamnya industri pengolahan dan industri lain, tumbuh sebesar 3,65 persen. 

"Kalau kita pisahkan, tanpa industri pengolahan pertumbuhan ekonomi 7,74 persen. Artinya strategi untuk mendongkrak (ekonomi) non industri pengolahan sukses. Termasuk angka pengangguran terbuka turun dari 6 persen jadi 4 persen," tuturnya. 

Arah pembangunan Kota Kediri kedepan nantinya akan lebih pada sektor perdagangan dan jasa, termasuk di dalamnya kesehatan dan pendidikan.

"Dengan adanya bandara serta jalan tol, terjadi pergeseran dari yang sebelumnya bertumpu ke industri bergeser ke jasa. Kota Kediri akan menjadi pusat perdagangan sehingga kita upayakan untuk tumbuh di jasa dan perdagangan," pungkasnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow