Minimalisir Jatuhnya Ekonomi Wong Cilik, Diskop Banyuwangi Gelar Pasar Murah LPG 3 Kilogram
Kelangkaan gas LPG (Elpiji) berukuran 3 Kilogram (Kg) atau biasa disebut gas melon di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ... ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kelangkaan gas LPG (Elpiji) berukuran 3 Kilogram (Kg) atau biasa disebut gas melon di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menimbulkan keresahan warga Bumi Blambangan khususnya wong cilik sebagai pengguna tabung gas bersubsidi tersebut.
Kelangkaan tabung gas tersebut dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab dengan menaikkan harga hingga mencapai diatas Rp30.000. Mengetahui fenomena tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) merespon cepat dengan menggelar operasi pasar Elpiji 3 Kg, Senin, (24/7/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan di Pasar Induk Banyuwangi Kota atau tepatnya di depan Gedung Djuang 45 itu, bertujuan untuk memberdayakan dan menjaga stabilitas ekonomi rakyat dalam menghadapi hilangnya keberadaan gas melon di tengah masyarakat.
Gelaran pasar murah yang dimulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB itu mendapat respon positif dari masyarakat, terutama dari kalangan wong cilik yang memang membutuhkan dukungan dalam menghadapi kesulitan mencari penjual gas elpiji 3 Kg.
Salah satu warga yang turut mengantri gelar pasar murah gas melon, Jeny mengaku cukup terbantu dengan adanya kegiatan tersebut. Pasalnya, ia sudah dua hari tidak memasak, lantaran gas elpiji susah didapatkan.
“Syukur akhirnya bisa mendapatkan tabung gas 3 Kg. Meskipun antri sekitar 1,5 jam,” kata warga Perumahan Adimas Giri, Banyuwangi.
Sebagai informasi, operasi pasar yang diadakan Diskop UMP dilakukan mulai 24-29 Juli mendatang di 12 titik diantaranya yakni, Senin 24 Juli berlangsung di Gedung Djuang Banyuwangi dan di Pasar Rogojampi, untuk hari Selasa 25 Juli berlangsung di Halaman Kantor Kecamatan Genteng dan di RTH Tembokrejo, Muncar.
Kemudian, Rabu 26 Juli berlangsung di RTH Pasar Benculuk dan depan kantor Kelurahan Kalipuro. Sedangkan Kamis 27 Juli berada di Pasar Srono dan Pasar Purwoharjo, selanjutnya hari Jumat 28 Juli berlangsung di Lapangan Giri dan Pasar Glagah, serta Sabtu 29 Juli akan berlangsung di Pasar Licin dan Pasar Wongsorejo.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) Banyuwangi, Nanin Oktaviantie mengatakan disetiap titik disediakan 1.200 hingga 1.600 gas elpiji 3 Kg.
"Untuk harganya sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 16 ribu per tabung," cetusnya.
Pada kesempatan ini, Diskop UMP Banyuwangi mewajibkan kepada masyarakat yang ingin membeli tabung gas elpiji 3 kg dengan membawa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), sesuai ketentuan dari Pertamina per orang hanya mendapatkan jatah satu tabung. Hal ini dilakukan supaya tidak ada aksi borong gas melon.
Kelangkaan gas elpiji 3 Kg yang melanda Bumi Blambangan kurang lebih sudah berlangsung selama satu bulan. Menurut Diskop UMP Banyuwangi kelangkaan tersebut disebabkan banyaknya masyarakat pengguna gas non subsidi beralih ke gas melon.
"Sebenarnya pasokan gas elpiji 3 kilogram di Banyuwangi tidak berubah dan aman. Setelah ramai kabar kelangkaan, kami sidak dan kami evaluasi ternyata banyak masyarakat pengguna elpiji 12 kg beralih ke elpiji subsidi 3 kilogram," Jelas Nanin.
Selain itu, Nanin menambahkan, pengusaha restoran besar banyak yang menggunakan gas elpiji 3 Kg dan jumlahnya cukup banyak. Melihat fakta tersebut, Diskop UMP tidak bisa melakukan penindakan atau punishment.
"Penindakannya menjadi kewenangan pertamina. Mereka punya fungsi penyedia, distribusi dan pengawasan," imbuhnya.(*)
Apa Reaksi Anda?