Membedah Prospek Tanaman Obat Melalui Pelatihan di BBPP Ketindan
Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang memiliki khasiat pada bagian daun, batang, akar, buah, biji yang bisa dimanfaatkan sebagai ramuan herbal. ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang memiliki khasiat pada bagian daun, batang, akar, buah, biji yang bisa dimanfaatkan sebagai ramuan herbal. Tanaman obat memiliki jenis yang beragam dan banyak dijumpai dan tumbuh subur di seluruh wilayah Indonesia, dan mempunyai khasiat dan manfaat bagi kesehatan.
Tanaman obat ini biasanya diracik menjadi ramuan herbal atau ramuan tradisional yang biasa dikenal dengan sebutan jamu. Akan tetapi, selama ini petani atau masyarakat belum banyak yang mengolah tanaman obat menjadi produk olahan.
Dalam rangka mendukung program pemerintah sesuai Perpres Nomor 54 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu, serta untuk meningkatkan kompetensi petani dalam melakukan pengolahan tanaman obat yang benar, aman dikonsumsi, sekaligus dapat mengembangkan usaha hilirisasi produk pertanian yang berdaya saing dalam menunjang peningkatan pendapatan perekonomian petani, maka Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai salah satu UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, melaksanakan Pelatihan Pengolahan Hasil Tanaman Obat Bagi Petani di Provinsi Jawa Timur.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, “Sasaran umum BPPSDMP adalah terwujudnya SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha untuk mewujudkan kesejahteraan petani.”
Peserta pelatihan adalah para petani di wilayah Provinsi Jawa Timur yang berjumlah 30 orang.
Adapun materi yang disampaikan mulai dari Kebijakan Nilai Tambah Tanaman Rimpang Dan Pemasaran Produk Olahan, Standarisasi Produk Perijinan Dan Keamanan Pangan, Pemilihan Bahan Baku Olahan Tanaman Obat, Pengolahan Manisan Kencur, Suplemen Herbal, Jahe Instan, Jahe Temulawak Instan, Kunir Instan, dan Sirup Herbal, serta Pengemasan Produk Pangan dan Analisa Usaha Produksi.
Para petani sangat antusias selama mengikuti pelatihan selama 5 hari di BBPP Ketindan.
Dedi Nursyamsi juga menambahkan bahwa petani harus bisa mengolah hasil panen menjadi produk-produk turunan yang memberikan nilai tambah yang lebih besar. Untuk itu diperlukan peningkatan SDM pertanian yang tangguh melalui pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitas petani dalam berusahataninya.
Selama ini hasil budidaya tanaman obat petani hanya sebatas dijual dalam bentuk segar, hal demikian dirasa kurang menguntungkan. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu dan nilai tambah tanaman obat diperlukan peningkatan dalam proses panen, pasca panen, pengolahan, pengemasan dan pelabelan sampai pemasaran produk hasil olahan, sehingga dapat menambah nilai jual petani.
Peningkatan nilai tambah tanaman obat merupakan hal sangat penting karena jumlahnya yang sangat melimpah di Indonesia. Komoditas ini sangat diminati masyarakat dalam negeri maupun luar negeri, sehingga produk ini juga menjadi produk ekspor yang bisa mendatangkan devisa negara. Oleh karena itu diharapkan produk hasil olahan tanaman obat ini dapat dikembangkan menjadi produk komersial.
Pelatihan Pengolahan Hasil Tanaman Obat bagi petani ini dipandang sangat penting dan strategis, karena memberikan pengetahuan dan keterampilan dan sikap dalam pemanfaatan tanaman obat menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi dan daya saing yang lebih tinggi. (*)
Apa Reaksi Anda?