2583 Kasus TB di Banyuwangi, Menjadi Atensi Skrining Dengan Foto Rontgen Thorax Gratis
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat, di tahun 2023 ada sebanyak 2583 temuan kasus Tuberkulosis (TB), sehingga menjadi aten ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat, di tahun 2023 ada sebanyak 2583 temuan kasus Tuberkulosis (TB), sehingga menjadi atensi khusus pemerintah dalam penanganan kasus dengan melakukan Skrining dengan Rontgen Thorax gratis di seluruh Bumi Blambangan.
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menjelaskan, Skrining dengan foto Rontgen Thorax secara gratis tersebut adalah sebuah upaya dalam menemukan lebih banyak kasus TB sehingga memudahkan penanganan dan pengobatan dalam mengurangi kasus TB.
“untuk sekarang yang tercatat, kasus TB kurang lebih ada 7 ribu yang masih suspek dan 2583 yang sudah positif, yang didominasi oleh usia produktif,” kata Amir Hidayat, saat wawancara, pada Rabu (10/1/2024).
Nantinya Skrining dan foto Rontgen Thorax tersebut akan menargetkan lebih dari 15 penderita TB aktif. Dalam atensi penyakit TB tersebut Skrining dan foto Rontgen Thorax akan dimulai dari dari wilayah paling utara Banyuwangi yakni kecamatan Wongsorejo.
“Jadi rencana Skrining dan foto Rontgen Thorax tersebut dimulai perdana di Kecamatan Wongsorejo, pada Jumat besok,” tandas Amir.
Dibahas oleh Amir, saat ini Dinkes memang sedang gencar dalam upaya penemuan kasus TB untuk mencegah mewabahnya penyakit yang menular melalui udara tersebut. Banyuwangi ditarget oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dapat menemukan kasus penderita TB sebanyak 3270 kasus.
“Sama seperti HIV AIDS, kita dituntut untuk menemukan kasus, semakin tinggi penemuan akan semakin baik, agar lebih mudah dikendalikan penyebaranya,” pungkasnya.
Bukan hanya untuk meningkatkan jumlah temuan saja saja, Amir menambahkan, kinerja Banyuwangi akan dinilai bagus apabila temuan kasus penderita TB yang banyak tersebut bisa segera dikendalikan dan disembuhkan, yang kemudian hasilnya dilihat dari perkembangan jumlah penurunan kasus juga keseluruhan total penderita TB yang sembuh.
“Sistemnya sama seperti Piramid, dari penderita TB nanti ditelusuri siapa yang pernah kontak dengan penderita, kemudian akan di Skrining dan foto Rontgen Thorax,” tuturnya.
“Jadi Skrining dan foto Rontgen Thorax tersebut dinamakan Active Case Finding, petugas lapangan (PL) kesehatan turun langsung mencari dan melakukan penanganan,” imbuh Amir.
Setelah di Skrining, masih Amir, para penderita aktif TB tersebut akan dipantau dalam proses penyembuhanya oleh PL Kesehatan selama enam bulan yang disebut Pengawas Menelan Obat (PMO) Tuberkulosis.
“Untuk obat TB ini diberikan secara gratis,” cetusnya.
“Penyakit TB bisa ditandai dengan batuk terus menerus selama lebih dari dua minggu,” tambah Amir. (*)
Apa Reaksi Anda?